Kecerdasan yang tinggi sering disertai dengan kemampuan analitis yang kuat. Namun, Smart person yang memiliki sifat manipulatif bisa menggunakan kemampuan analitis mereka untuk memanipulasi informasi, mengubah fakta, atau menyajikan data dengan cara yang menyesatkan untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Kecenderungan tidak mempedulikan konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan atau keputusan . Mereka hanya berfokus pada pencapaian tujuan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin dialami oleh orang lain.
Smart person memiliki keunikan dan tantangan yang perlu dihadapi dalam kehidupan mereka. Kelebihan intelektual, kreativitas, dan minat yang luas adalah aset berharga. Namun, tantangan sosial, tekanan, dan kesulitan menemukan keterikatan emosional juga perlu diperhatikan. Sifat buruk dan manipulatif dapat menjadi hal yang merugikan dan merusak hubungan sosial.
Jadi menurut pendapat dari saya, bahwa penting untuk diingat bahwa kecerdasan tidak sama dengan moralitas, dan memiliki kecerdasan tinggi tidak membenarkan perilaku manipulatif atau merugikan orang lain. Penting bagi Smart person untuk menyadari sifat-sifat buruk ini dan berusaha untuk mengembangkan sifat positif seperti empati, kerendahan hati, dan etika yang baik. Sifat-sifat positif ini dapat membantu menciptakan hubungan yang sehat dan memberikan dampak yang positif dalam kehidupan mereka dan orang-orang di sekitar mereka.
Refrensi: Nadia Faradiba.(2022). Apa Iti Prilaku Manipulatif dan Ciri-Cirinya. Kompas.com