Untuk berinvestasi, gunakanlah 'uang dingin'. Hal ini diperlukan agar uang kita tak hilang sepenuhnya.Â
Apabila gagal dalam berinvestasi, setidaknya, uang yang hilang bukanlah uang utama.Â
Cobalah untuk menentukan prioritas keuangan dan gunakan uang sisa dari kebutuhan utama untuk berinvestasi.Â
Terakhir, pilihlah perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi. Kita bisa melihat dengan memperhatikan keadaan ekonomi di sekitar.Â
Misalnya, pada saat pandemi, perusahaan di sektor pariwisata, pasti grafiknya menurun. Sementara itu, perusahaan di bidang kesehatan mengalami kenaikan.Â
Risiko investasi modal kecilÂ
Instrumen investasi sangat menentukan besar kecilnya risiko yang kita dapat.Â
Untuk investasi modal kecil, risiko yang didapat tidaklah besar. Apalagi kita hanya mengeluarkan uang Rp 10.000 di reksadana.Â
Akan tetapi, hal ini tentu berbeda saat kita berinvestasi dengan saham karena risikonya cenderung lebih tinggi.Â
Sebagai pemula, kita dapat menggunakan reksadana pasar uang untuk berinvestasi modal kecil.Â
Selain itu, kita juga bisa melakukan crowdfunding--dengan teman yang dipercaya--apabila ingin menaikkan nominal investasi.Â