Hal pertama yang harus dilakukan adalah memisahkan antara keuangan pribadi dan bisnis. Jangan mencampurkan hasil penjualan dengan uang pribadi agar bisa melihat dengan jelas keuntungan yang diperoleh.
Kedua, buat pencatatan keuangan yang rapi. Catat semua pemasukan dan pengeluaran agar bisa mengetahui apakah usaha yang dijalankan benar-benar menguntungkan atau tidak.
Ketiga, alokasikan sebagian keuntungan untuk modal usaha di masa mendatang. Jangan menghabiskan semua pendapatan untuk konsumsi pribadi, tetapi sisihkan sebagian untuk pengembangan bisnis.
Keempat, pertimbangkan untuk menginvestasikan keuntungan dalam bentuk yang lebih produktif, seperti membeli stok barang untuk usaha berikutnya atau mengembangkan bisnis ke skala yang lebih besar.
Kelima, selalu siapkan dana darurat agar bisnis tetap bisa berjalan meskipun ada kendala yang tidak terduga, seperti kenaikan harga bahan baku atau perubahan tren pasar.
Pada akhirnya, bulan Ramadan bukan hanya waktu untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga momen yang tepat untuk meraih peluang bisnis yang menguntungkan. Dengan banyaknya permintaan pasar yang meningkat selama bulan suci ini, siapa pun bisa mencoba peruntungan dalam berbagai bidang usaha, mulai dari kuliner, hampers Lebaran, fashion, hingga jasa katering.
Agar bisnis berjalan sukses, diperlukan strategi yang matang, mulai dari pemilihan jenis usaha, pemasaran yang efektif, hingga pengelolaan keuangan yang baik. Dengan perencanaan yang tepat dan eksekusi yang baik, bulan Ramadan bisa menjadi kesempatan emas untuk menambah penghasilan dan bahkan membuka peluang usaha jangka panjang yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI