Di tengah ketegangan aksi unjuk rasa di Mapolda DIY pada akhir Agustus lalu, Sri Sultan Hamengku Buwono X tampil dengan langkah berbeda. Tanpa pengawalan resmi, ia mendatangi massa yang berkumpul sejak siang, hanya ditemani dua putrinya. Momen itu langsung mencuri perhatian. Saat mobil Sultan melintas di antara kerumunan, jalan langsung dibuka dengan sukarela oleh massa.
 Sebuah potret hubungan rakyat dan pemimpinnya yang jarang terlihat di era politik penuh sekat.Di hadapan demonstran, Sultan mengajak dialog, bukan konfrontasi. "Saya menghargai apa yang Anda lakukan. Demokratisasi adalah keinginan kita bersama," ucapnya, menegaskan pentingnya menyampaikan aspirasi tanpa kekerasan.Â
Sebelumnya, ia telah berkoordinasi dengan Kapolda DIY untuk membebaskan delapan pendemo yang ditahan. Pengumuman ini sontak menenangkan suasana. Dalam balutan budaya keraton yang kental, lengkap dengan alunan Gending Raja Manggala, langkah Sultan bukan sekadar diplomasi melainkan simbol kepemimpinan yang membumi, penuh empati dengan segala adabnya, dan berpihak pada rakyat. [Redaksi-Media Press]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI