Mohon tunggu...
Mutiara Me
Mutiara Me Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekerja di Jepang: Mimpi Versus Realita

26 April 2019   16:00 Diperbarui: 26 April 2019   18:03 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja asing di Jepang (sumber vietnamnews.vn)

Jika pekerja ingin lepas dari sistem brokerage ini maka pihak pabrik harus 'menebus' pekerja tersebut ke broker dengan jumlah uang yang besar. Iya inilah salah satu bentuk perbudakan modern. Belum lagi, eksploitasi dan diskriminasi terhadap pekerja asing juga bisa terjadi di Jepang. 

Selain itu ekonomi Jepang sedang dalam kondisi yang tidak sehat juga. Per Oktober 2019, akan ada kenaikan pajak konsumsi dari 8% menjadi 10%. Harga-harga pun tidak bisa dibilang murah di sini. Di Jepang, barang yang lebih murah daripada di Indonesia hanya sandang, selain itu mahal. 

2. Kerja dengan Teknologi Tinggi

Mimpi: Kerja dengan mesin, komputer, robot dan sistem canggih

Realita: yang harus dipahami sebelum pergi ke Jepang untuk bekerja adalah ingat "kenapa sampai Jepang membutuhkan tenaga kerja asing"? Karena tidak ada lagi orang Jepang usia produktif yang mau mengerjakan pekerjaan tersebut. 

Artinya pekerjaan yang harus ditangani oleh buruh migran adalah pekerjaan kotor, manual, dan kasar...dimana jika mesin, komputer dan robot bisa melakukannya, migran tidak terlalu diperlukan. Jadi teknologi canggih dalam pekerjaan kasar seperti ini itu minim. 

Pekerjaan yang banyak membutuhkan tenaga orang asing adalah pekerjaan dengan otot atau pekerjaan yang bau-bau, yang menjijikkan, berbahaya dan beresiko.  Jika pun menggunakan mesin adalah mesin yang berbahaya, yang bisa membuat tangan terpotong, terbakar, tercabik dan bahkan meninggal. Banyak kejadiannya.

Jangan juga sampai jauh-jauh datang ke Jepang ngga tahunya dipekerjakan di zona berbahaya, seperti kisah pekerja migran Vietnam di artikel ini "Hati-hati Tergiur Tawaran Pelatihan atau Magang di Jepang". Padahal dia datang di Jepang resmi lewat program training pemerintah Jepang, tapi perusahaan Jepang yang menerima nya 'nakal' dan mempekerjakan dia di daerah beradiasi nuklir Fukushima, di luar dari kontrak resminya. 

Nah, apalagi jika datang ke Jepang tidak melalui jalur resmi kan.

Pengalaman bekerja di luar negeri memang sangat menggoda dan sah-sah saja untuk dicoba saat ada kesempatan, apalagi masih muda. Tapi sebaiknya jangan sampai menjadi tenaga kerja tanpa dokumen yang valid/ ilegal/ overstay yang dikejar-kejar polisi dan imigrasi karena ketidakhati-hatian kita dalam menerima tawaran dari broker yang janjinya selangit, yang iklan-nya biasanya memakai gambar perkebunan dengan mesin-mesin canggih dan bersih. 

Tidak ada salahnya untuk cek-ricek dan berpikir dua kali jika (1) mendapatkan tawaran bekerja dari perantara tak resmi, (2) disyaratkan harus membayar biaya tinggi untuk berangkat sementara visa yang diuruskan adalah visa kunjungan sementara (temporary visitor) atau pelajar sekolah Bahasa Jepang, (3) tidak ada bukti kepastian tempat kerja dan kejelasan rincian pekerjaan di Jepang secara resmi.

Hati-hati, ya.

Mutiara Me 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun