Mohon tunggu...
Median Editya
Median Editya Mohon Tunggu... lainnya -

penyuka beladiri dan sastra. calon guru teknik yang dicemplungin NASIB ke dunia perbankan..well, life always have a twisting plot rite ?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangsa Indonesia = Bangsa Sparta???

11 Mei 2010   04:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yang saya herankan, kalau itu dilakukan orang-orang kurang mampu saya angkat tangan kawan, wajar saja soalnya. Makan saja mereka gak punya uang, apalagi buat berobat. Tapi kalau hal itu dilakukan oleh orang-orang yang cukup “berada” cuma dengan alesan malas???? sya cuma bisa (lagi dan lagi) geleng-geleng kepala. Melihat bagaimana teman sya yang punya motor tiga ber-atm dua (milik pribadi semua) akhirnya menderita maag super kronis cuma karena malas makan awalnya. Melihat bagaimana teman sya akhirnya harus kehilangan satu kakinya hanya karena awalnya tidak menghiraukan rasa nyeri pada tempurung lututnya.

Jadi tidak salah bukan saat saya bilang bangsa ini terdiri dari orang-orang yang tidak takut mati? Atau mungkin malah lebih tepatnya sama sekali tidak mempedulikan resiko mati? Ah sya rasa bangsa sparta kalah dalam hal ini.

Bangsa ini juga bangsa yang sangat bermartabat kawan. Sama kayak bangsa sparta yang rela mati demi martabat bangsanya. Lihatlah bangsa kita yang sangat marah saat ada yang mengklaim “kepunyaan” kita. Bagaimana orang-orang bangsa kita bagaikan singa kehilangan anak saat beberapa budaya mereka diklaim negara lain. Batik saja kita ambil contoh, bagaimana bangsa kita langsung sibuk berpakaian batik saat akhirnya mendapatkan pengakuan dunia yang didamba. Anak muda pun latah pake batik kemana-mana. Tpi sekarang? Haha.. tak tahulah saya mereka pada kemana.

Walau sya agak heran kawan. Dulu sewaktu tidak ada klaim-klaim itu apa ada yang sempat memikirkan nasib gamelan? Nasib batik? Nasib tempe? Nasib makanan-makanan khas jajanan pasar? Tidak ada kawan. Yang muda lebih memilih gaul dengan drum atau gitar (mana kepikir nabuh gamelan), orang-orang lebih memilih mengenakan jas daripada batik apabila ada acara gedongan, orang-orang berada lebih suka makan pizza dripada tempe murahan, apalagi jajanan pasar yang terlupakan. Tapi sewaktu klaim itu datang. Saat martabat hak miliknya terusik sedikit saja maka singapun kalah sama garangnya orang-orang bangsa kita. Yang muda menciptakan istilah keren seperti “malingsia”, yang pendekar bersiap-siap untuk jihad ke jiran sana (inget bagaimana para pendekar banten bersiap perang dan mendirikan laskar anti malaysia?), yang tua-tua sibuk bercerita, membahasnya dimana-mana.

Histeria bangsa kita terjadi dimana-mana karena martabat yang seharusnya dimiliki bangsa ini diaku-aku oleh bangsa lain. Menakjubkan bukan? Menakjubkan melihat bagaimana kita sendiri melupakan martabat kita dan marah sedemikian rupa saat ada yang menunjuknya (yang jadi pertanyaan kemaren-kemaren kita kemana???). Kurang lebih dalam hal menjaga martabat pun sya melihat kemiripan bangsa kita dengan bangsa sparta. Benar tidak kawan?

Sya yakin seyakin-yakinnya sya bahwa ada beberapa ratus contoh lainnya. Contoh yang sebenarnya terjadi dan kita alami setiap waktu dalam hidup kita sendiri. Disini saya cuma mengambil contoh-contoh sederhana saja. Contoh-contoh sederhana sehingga saya berani bilang bahwa bangsa kita sebenarnya mirip dengan bangsa sparta (sya sampai berfikir mungkin punya garis keturunan sebangsa malah).


Tapi malam ini dipikir-pikir lagi saya agak bingung juga kawan. Apakah sebenarnya ini benar-benar mirip atau suatu “kebodohan” yang saya mirip-miripkan. Ah mana sya tau, sya sudah terlanjur terpesona dan menikmati contoh-contoh peristiwa “heroisme” lainnya. Gak usah jauh-jauh untuk melihat contohnya. Coba kau lihat lebih teliti dalam kehidupan kita sehari-hari. Pasti ada. Hebat-hebat loh semuanya. Kalau kalian sadar kalian bisa saja mendapatkan efek berantai yang menakjubkan. Ada perasaan kagum, bertanya-tanya (kok bisa yah?), heran, bahkan ada beberapa hal yang membuat sya tertawa karenanya.

Bangsa kita yang “hebat”, kamu “hebat', mereka “hebat”, masyarakat lainnya pun sungguh-sungguh “hebat”, bahkan saya pun masuk dalam golongan “hebat” (karena suka atau tidak saya sering melakukan hal-hal seperti itu tanpa sya sadari). Jadi bangsa kita = bangsa sparta???? wuah sya yakin kayaknya kita malah berada beberapa level “diatas” bangsa sparta. Setujukah kawan akan hal ini???? mari kita coba renungi dan sedikit saja pahami. Ah malam yang melelahkan (padahal sya cuma memikirkan yang bukan-bukan). Tidur saja ah. Besok-besok sya lagi-lagi harus siap dengan berbagai “kejadian” hebat nan menakjubkan.. Nite ^_^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun