Mohon tunggu...
Ahmad Ch Ch
Ahmad Ch Ch Mohon Tunggu... lainnya -

Pendidik yang selalu Bangga jadi Petani..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Maaf, Sampai Saat Ini Saya Tidak Suka Sepak Bola Indonesia

18 April 2015   20:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Miris, jengkel, marah melihat keadaan sepak bola di negeri yang bernama Indonesia ini. Alangkah hebatnya. Semua hebat, pemainnya, wasitnya, sporternya, PSSI nya, pengamatnya, pokoknya semua hebat. Namun ada satu yang belum nampak kehebatannya setidaknya menurut saya pribadi, Prestasinya.

Saya bukan penggemar fanatik sepak bola, tapi saya senang nonton sepak bola, juga senang bermain sepak bola. Tapi maaf, yang saya tonton hanya sepak bola luar negeri. Serie A Italia, Laliga Spanyol, Liga Inggris, dan puncaknya liga Champion. Sepak bola Indonesia? Maaf hingga saat ini belum suka, Saya kira nasionalisme saya tidak pernah berkurang dengan tidak mau menonton sepak bola negeri sendiri, karena saat menonton sepak bola Indonesia saya selalu ketar ketir. Pemain mana yang akan baku hantam, wasit mana yang akan kena gampar pemain, dan sporter mana yang akan memulai memicu keributan? Dan semua itu tak saya lihat di liga-liga luar yang menjadi menu begadang saya saban malam minggu dan malam senin.

Di liga-liga itu saya sudah melihat sepak bola bukan lagi sebagai olahraga semata, namun sudah menjadi seni yang tertata apik di lapangan hijau berukuran 90 x 45 m itu. Lapangan itu sudah menjadi panggung bagi maestro-maestro pesepokbola yang kelak dapat dijadikan legenda. Sporter juga menjadi pelengkap yang sempurna, dengan cara elegan mereka mendukung tim favoritnya tanpa harus merugikan pendukung tim lawan. Lapangan-lapangan juga diset agar penonton dapat berinteraksi langsung dengan pemain, tanpa harus dibatasi dengan pagar kawat tinggi.
Saya kira insan sepak bola Indonesia sama seperti saya, pasti suka nonton sepak bola luar negeri, baik pemain, wasit, sporter pasti mempunyai pemain pavorit dari luar negeri. Nah tidakkah ada kemauan untuk mencontoh mereka? Mungkin ada yang jengkel, kok dibanding-bandingkan dengan sepak bola luar negeri sih? Jika tidak membandingkan dengan orang yang lebih maju lalu dengan siapa kita membanding?

Barusan ada berita, bahwa PSSI ada ketua baru, dan saat bersamaan pula Kementrian Pemuda dan Olahraga membekukan PSSI. Gimana ni ceritanya? Terus akan bagaimana nasib sepak bola Indonesia? Bagaimana nasib liga Indonesia yang katanya baru berjalan dengan beberapa kali penundaan ini? Juga klub yang sedang berlaga di AFC? dan seandainya sepak bola Indonesia dapat sangsi dari FIFA? Maka akan semakin komplitlah penderitaan sepak bola di negeri berpenduduk ratusan juta ini.

Mimpikah jika Indonesia, lima, sepuluh bahkan dua puluh tahun akan datang menjadi kontestan diajang piala dunia? juga sekalian menjadi tuan rumah piala dunia? Saya kira masih akan menjadi mimpi jika kondisinya masih seperti ini. Bolehkah bermimpi jika wakil Asia di piala dunia tidak hanya Jepang dan Korea saja, sekali-kali Indonesia? Entahlah.

Tulisan ini semata merupakan puncak kejengkelan saya terhadap persepak bolaan negeri ini, tanpa dapat berbuat dan bertindak untuk bisa membuat perubahan kearah yang lebih baik sesuai kapasitas saya. Masukan dari jutaan pengamat sepak bola Indonesia untuk kebaikan sepak bola Indonesia sudah lebih dari cukup jika ingin dilaksanakan, maka saya tidak akan ikut-ikutan memberi saran karena toh gak akan bakal didengar juga.

Maka sampai saat ini, Maaf saya tidak suka Sepak Bola Indonesia.

Salam dari Negeri Bawah Bukit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun