Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masih dalam Bayang-bayang Risiko Kawin Muda

21 April 2021   22:55 Diperbarui: 26 April 2021   08:45 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan yang diakui secara hukum. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Mirisnya, soal dispensasi kawin ini terkesan dijalankan lebih mengedepankan azas pelayanan publik. Sementara, soal atensi risiko kawin muda terkait kesiapan dan kematangan, termasuk kesehatan reproduksi calon pengantin, lebih diserahkan untuk menjadi kewenangan dan perhatian pihak lain.

Penyadaran dan Penguatan Berkesinambungan

Sudah banyak upaya pemahaman soal kesehatan reproduksi remaja, fiqih perempuan, pendidikan keluarga, atau kiat-kiat sukses berumah tangga. 

Namun, sejauh ini lebih bersifat gerakan kampanye, sosialisasi terbatas, atau mungkin sekadar pengayaan pengetahuan bagi remaja atau usia sekolah.

Bagi masyarakat luas dan orang tua, berbagai pemahaman itu juga tak kalah penting, karena mereka juga yang nantinya turut mengantarkan anak-anaknya sukses dalam membangun sebuah rumah tangga. 

Parenting yang memperkuat pemahaman ini harusnya digalakkan lebih massif dan meluas. Selebihnya bisa dari berbagai literatur yang lebih khusus soal kesehatan mental dan reproduksi.

Pemahaman terhadap masyarakat luas ini semestinya lebih fokus pada aspek kesehatan mental dan reproduksi serta dampaknya, jika terlalu dipaksakan pada remaja atau anak di bawah umur. Sehingga, ini sekaligus menjadi penyadaran publik bahwa nikah terlalu muda lebih berisiko bagi pasangan yang mengalami.

Penyadaran lebih mengena dan meluas ini, tentunya tidak terkendala dan berbenturan dengan ego kebijakan sektoral yang akhirnya bisa saling lempar dan lepas tangan. Tetap harus diakomodir menjadi atensi bersama dan menjadi program aksi lintas sektor.

Upaya mengamankan sekaligus menekan risiko kehidupan bagi perempuan muda sudah lama dicanangkan pemerintah. Setidaknya melalui simulasi Generasi Berencana (GenRe), yang diinisiasi BKKBN pusat hingga tingkat daerah. 

Melalui Genre, idealisme dan harapan terwujud keluarga masa depan yang sejahtera dan sukses sangat ditekankan. Sasarannya, usia pelajar jenjang SMA sebagai calon yang nantinya berkeluarga, sekaligus juga terhadap warga masyarakat di lingkungannya.

Akan tetapi, upaya seperti masih perlu banyak ditingkatkan dengan aksi dan rencana strategis, agar GenRe ini tidak semata gerakan kampanye, dan tidak lebih sekadar pemodelan sebuah konsep keluarga masa depan yang cukup terwakili oleh keberadaan para duta GenRe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun