Mohon tunggu...
Meddy Danial
Meddy Danial Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Galaxy Note\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Bangsa, Sebuah Kerja Peradaban: Dalam Rangka Memperingati Pendidikan Indonesia

2 Mei 2010   23:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam novel terbarunya, Bumi Cinta, Kang Abik dengan cantik menggambarkan perasaan masyarakat dan cara pandang pemimpin Rusia (Uni Soviet) pada masa itu, mengenai bagaimana memaknai sebuah kehormatan suatu bangsa atau negara.

Kang Abik seolah hendak menyuruh kita mengaca pada sejarah Rusia, sejarah sebuah peradaban. Rusia adalah contoh nyata dimana pemimpinnya ingin masyarakat bisa bangga untuk berbangsa dan bernegara sebagai warga Rusia.

Melalui bangunan arsitektur stasiun Smolenskaya yang megah dan cantik, Rusia seolah ingin menunjukkan pada dunia bahwa membangun stasiun pun adalah sebuah kerja peradaban. Rusia ingin, berhasrat dan berideologi bahwa membangun stasiun haruslah bagaikan membangun hotel berbintang lima dan bukan sekedar membangun dengan level kelas melati.

Ya, itulah Rusia, mereka membangun stasiun bagaikan membangun istana megah. Rusia seperti hendak mengatakan, bangunlah dulu kehormatanmu sebagai bangsa, baru anda akan mengerti dan paham mengapa kami membangun stasiun bagaikan membangun layaknya istana. Dan dari Rusia, kita belajar bahwa bangunan-bangunan monumental mereka dirikan dengan semangat ingin mengalahkan kehebatan negara-negara kapitalis.

“…Rezim yang berkuasa saat itu ingin membuktikan bahwa kemajuan yang diraih negara-negara kapitalis seperti Amerika bisa diraih oleh negara sosialis. Bahkan sosialis lebih baik. Tidak hanya kehebatan teknologi yang ingin ditunjukkan tapi keindahan seni yang penuh filosofi…..” Demikian Kang Abik menuliskan dalam novel terbarunya tersebut.

Indonesia adalah bangsa yang sedang dalam perjalanan. Sejauh ini, Indonesia masih belum bisa memaknai sebuah kerja peradaban. Hal itu terlihat dari sarana insfrastruktur yang kerap bermasalah, bangunan-bangunan menjulang yang hanya sekedar modern dan keren, dan pendidikan yang hanya mengejar formalitas dan gengsi.

Lebih jauh lagi, para pemimpin bangsa ini masih belum berhasil memberikan inspirasi baik terhadap dirinya sendiri maupun kepada masyarakat. Para pemimpin hanya memandang bangsa ini baru sebatas melaksanakan dan mempertanggungjawabkan jabatannya. Tidak ada visi masa depan yang memendarkan cahaya semangat kebangsaan. Tidak ada radikalisasi semangat dalam mambangun dan bernegara. Tidak ada radikalisasi untuk berjuang dan bertarung memenangkan perlombaan untuk lebih baik dari negara lain.

Negara lebih berorientasi sebagai penyelenggara negara. Tidak ada kesan negara ini ingin memenangkan pertempuran masa depan dan berlomba memajukan negara ini agar lebih baik dari negara lain.

Contoh kongkret yang sederhana misalnya adalah begini, bagaimana agar masyarakat lebih mencintai negaranya sendiri, membangun sentra produksi sendiri, membangun kedaulatan pendidikan, kedaulatan ekonomi, dan sebagainya sehingga suatu saat masyarakat akan lebih bangga menjadi lulusan universitas dari Indonesia ketimbang lulusan luar negeri. Sekarang, seolah berkembang stereotip bahwa belajar di luar negeri adalah tambang ilmu yang hebat. Doktor lulusan luar negeri adalah lebih hebat ketimbang doktor lulusan Indonesia.

Dari bangsa Rusia kita bisa berkaca, bahwa kehormatan dan integritas adalah segalanya.

Semoga bermanfaat

Seorang tukang batu ketika sedang bekerja membuat pondasi masjid ditanya oleh penduduk sekitar, bapak kerja tukang di sini sebagai apa? Jawaban tukang batu sungguh mendebarkan. “Saya tidak bekerja bangun masjid, saya sedang membangun peradaban.”

Kepada mereka yang menatap masa depan

M. Meddy Danial

Ucapan terima kasih

Kang Abik untuk buku cantiknya : Bumi Cinta

Sumber foto staisun Smolenskaya:

http://2.bp.blogspot.com/_gPKVwoDAuHE/S7bc4ljTzgI/AAAAAAAAAV0/G9RJfK0K6N4/s1600/metro+smolenskaya2.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun