Mohon tunggu...
D. Prayuda
D. Prayuda Mohon Tunggu... an ISTJ Solo Explorer | Instagram: @yudaaprd_

“Siang kerja untuk korporat, malam menulis untuk merawat cerita.”

Selanjutnya

Tutup

Financial

Saat Back up Keuangan Jadi Bentuk Cinta Paling Nyata ke Diri Sendiri

16 Oktober 2025   10:08 Diperbarui: 16 Oktober 2025   10:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa Memegang Uang (Sumber: Freepik)

Waktu itu (kemarin) di tulisanku, kita sepakat: jadi mahasiswa itu kadang kita cuma butuh dua hal, yaitu saldo yang cukup buat makan, dan keberanian buat bilang "aku lagi irit dulu, ya." Dari situlah lahir istilah yang sok heroik tapi sangat relate: Anti Boncos Squad. Geng yang hidupnya di ujung tanggal tua tapi masih bisa haha-hihi. Tapi makin ke sini, hidup ngajarin kita untuk sesuatu yang lebih dalam. Bahwa "tidak boncos" itu sebenarnya baru separuh perjuangan. Separuh lainnya adalah punya backup plan keuangan alias rencana cadangan saat dompet tiba-tiba kempes di saat kondisi lagi butuh banget.

Karena kalau Anti Boncos Squad cuma ngajarin fokus bertahan, punya backup keuangan jadi ngajarin belajar melindungi diri. Kenapa gitu? jujur aja, nggak ada yang bisa menjanjikan hidup kita bakal terus stabil. Uang kiriman bisa telat, jadwal magang bisa berubah, bahkan motor tiba-tiba mogok pas lagi banyak tugas. Dan di situlah peran backup keuangan jadi penting. 

Grafik Riset Pengeluaran Bulanan Lebih Besar dari Pendapatan, Gen Z & Y (Sumber: Katadata)
Grafik Riset Pengeluaran Bulanan Lebih Besar dari Pendapatan, Gen Z & Y (Sumber: Katadata)

Menariknya, kebanyakan mahasiswa sebenarnya udah sadar pentingnya proteksi finansial cuma belum sempat aja ngelakuin di kehidupan nyata. Entah karena "takut ribet" atau "ah, nanti aja pas kerja." Padahal data dari Katadata Insight Center tahun 2024 menunjukkan kalau 68% Gen Z Indonesia pernah mengalami krisis keuangan pribadi, tapi cuma 21% yang punya rencana cadangan untuk situasi darurat. Itu artinya: kita udah tau harus siap, tapi sering kali nggak siap-siap juga. Ibarat udah dikasih hidayah tapi belum mau berubah juga hehe.

Sederhananya, backup plan keuangan itu versi mahasiswa dari asuransi hidup. Bukan berarti harus langsung beli polis atau investasi besar-besaran, tapi mulai dari langkah sederhana. Misalnya, punya tabungan darurat sekecil apa pun, menyiapkan rekening khusus buat keperluan tak terduga, atau bahkan mulai belajar nyari pemasukan tambahan tanpa ngorbanin kuliah.

Banyak orang mikir proteksi keuangan itu urusan orang kantoran atau yang udah kerja. Padahal, konsepnya bisa diterapkan sejak kita masih duduk di bangku kuliah dan ini waktu yang paling ideal. Riset dari Universitas Gadjah Mada tentang perilaku finansial mahasiswa menunjukkan bahwa mereka yang punya kebiasaan "saving plan" kecil tiap bulan, cenderung lebih tenang dan produktif di semester akhir dibanding yang nggak punya simpanan sama sekali. Karena ternyata, rasa aman finansial juga ngaruh ke fokus belajar dan kepercayaan diri loh! 

Dan ini menarik: menurut data dari Bank Dunia tahun 2023, Indonesia masih punya tingkat literasi keuangan di bawah 50% untuk kelompok usia 18--25 tahun. Tapi di sisi lain, jumlah pengguna platform finansial digital justru naik hampir dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Artinya, akses nya udah ada tapi kesadaran belum selalu ikut naik. Kita bisa transaksi online, tapi belum tentu tahu cara lindungi uang sendiri jadi risiko kena penipuan itu besar banget.

Di sinilah PRUteksi Finansial, Bahagia Kemudian yang dikenalkan oleh Prudential jadi terasa relevan. Konsep perlindungan finansial ini bukan cuma buat orang yang sudah punya penghasilan besar. Filosofinya sederhana: lindungi hari ini supaya besok bisa lebih tenang. Dan bagi mahasiswa, perlindungan itu bisa diwujudkan lewat versi paling realistis  yaitu dari kebiasaan kecil yang bikin masa depan nggak mudah goyah. Contohnya, mulai mencatat pengeluaran meski cuma di catatan HP, menyisihkan Rp10.000 sehari untuk "tabungan darurat", atau ikut kelas literasi finansial gratis yang sering diadakan lembaga-lembaga keuangan. Karena faktanya, langkah kecil itu lebih berarti daripada rencana besar yang nggak pernah jalan.

Ilustrasi Mencatat Pengeluaran (Sumber: Pexels)
Ilustrasi Mencatat Pengeluaran (Sumber: Pexels)

Coba pikirin deh, berapa banyak dari kita yang pernah stres cuma karena uang habis padahal minggu depan masih panjang? Padahal kalau waktu itu punya cadangan kecil, stresnya bisa lebih ringan kan? Jadi bukan cuma soal uang, tapi soal rasa aman yang dibangun dari disiplin dan kesadaran. Fenomena ini juga mulai terlihat di kampus-kampus besar. Beberapa organisasi mahasiswa bahkan udah punya program edukasi finansial buat anggotanya. Bukan cuma ngajarin budgeting, tapi juga bikin simulasi kasus keuangan semacam game, tapi yang dipertaruhkan bukan nyawa, melainkan saldo. Dari situ, mereka belajar kalau keuangan sehat itu bukan hasil keberuntungan, tapi hasil kebiasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun