Salah satu buah tangan yang lekat dengan identitas Kota Solo adalah abon sapi, dan Abon Ksatria menjadi salah satu brand yang cukup dikenal. Sosok di balik usaha ini adalah Tri Rahayu Amperawati, perempuan tangguh yang tak henti berbenah demi mengembangkan bisnis kulinernya. Ia aktif mengikuti berbagai program pembinaan dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), mulai dari pelatihan basic mentality, pendampingan budaya kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), hingga pelatihan personal branding. Semua itu menjadi bekal penting bagi Tri dalam menguatkan fondasi usahanya.
Usaha rumahan yang dirintis sejak 1999 ini kini telah berkembang pesat dengan omzet mencapai Rp50 juta per bulan. Awalnya, Tri Rahayu Amperawati hanya melihat peluang besar dari makanan berbahan dasar suwiran daging sapi yang dimasak kering ini. Saat itu, belum banyak pelaku usaha yang melirik abon sebagai produk utama.
"Dulu awalnya saya hanya menjual abon dan dendeng buatan ibu saya. Tapi lama-lama timbul rasa ingin tahu, akhirnya saya belajar sendiri. Tahun 2001 saya mulai turun tangan langsung produksi. Tentu saja perjalanannya tidak mudah, banyak jatuh bangun yang saya alami. Tapi justru dari situ saya banyak belajar dan usaha ini makin matang," kenang Tri Rahayu Amperawati.
Pada 2020, Tri mulai melangkah ke ranah digital dengan memasarkan Abon Ksatria secara online. Keputusan itu terbukti tepat kini sekitar 60% pelanggan berasal dari jalur digital, seperti yang sedang dioptimalkan melalui Instagram. Kini pasarnya pun merambah luas, mulai dari Jabodetabek, Bali, Sumatra, hingga Kalimantan. Capaian ini menjadi bukti nyata bagaimana pendampingan YDBA mampu mengangkat UMKM lokal, sekaligus membawa cita rasa khas Solo menembus pasar yang lebih luas dengan mengoptimalkan fungsi media sosial.
Perjalanan Abon Ksatria hingga sebesar ini tentu tidak terlepas dari peran Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Melalui berbagai pelatihan, pendampingan, dan pembinaan, Tri belajar bagaimana mengelola usaha dengan lebih profesional. Inilah bukti komitmen Astra lewat YDBA: hadir bukan hanya mendampingi UMKM lokal agar bertahan, tetapi benar-benar mendorong mereka naik kelas, berdaya saing, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Tri menyadari bahwa kunci keberhasilan bukan hanya pada cita rasa, tetapi juga pada cara mengelola usaha. Melalui pendampingan YDBA, ia dan tim belajar menerapkan budaya kerja 5R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin dalam setiap proses produksi. Hasilnya, tidak hanya kualitas produk yang meningkat, tetapi juga efisiensi kerja dan kenyamanan karyawan. Komitmen inilah yang kemudian mengantarkan Abon Ksatria meraih Juara 1 Lomba 5R Tahun 2022 versi YDBA, sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa UMKM lokal pun mampu bersaing dengan standar profesional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
