Peningkatan pelayanan tahun ini meliputi fasilitas tenda yang lebih tertata, pasokan air bersih yang stabil, hingga penambahan rumah sakit dan tim medis keliling.
"Alhamdulillah angka kematian menurun, salah satunya karena fasilitas kesehatan yang lebih baik," ungkap Menag Nasaruddin. Hal ini sejalan dengan kesaksian para jemaah yang ramai dibagikan di media sosial. Banyak dari mereka menyebut penyelenggaraan haji kali ini jauh lebih manusiawi dan terfasilitasi, meski dihadapkan pada tantangan besar dari sisi volume dan cuaca ekstrem.
Tak Lupa, Netizen Juga Kritik Konstruktif
Di tengah euforia, tak sedikit pula warganet yang memberi kritik membangun, khususnya terkait kemacetan dan kepadatan saat perpindahan jemaah dari Arafah ke Mina.
"Fasilitas oke, tapi manajemen arus dari Arafah ke Mina masih PR. Semoga jadi bahan evaluasi. #HajiArmuzna," tulis akun Azka.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Saudi melalui Menag Nasaruddin menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan teknis akibat padatnya arus lalu lintas pada fase puncak haji. "Termasuk jika ada kekurangan karena padatnya lalu lintas Arafah ke Mina," kata Nasaruddin.
Ketika Trending Menjadi Cermin Diplomasi dan Reputasi
Trending-nya #HajiArmuzna bukan hanya sekadar fenomena di media sosial. Ini menjadi simbol pengakuan publik atas diplomasi yang berhasil dan sinergi dua negara dalam melayani jutaan jemaah dengan segala kompleksitasnya. Frasa "Saudi Apresiasi Indonesia" menjadi lebih dari sekadar headline. Ia adalah refleksi dari reputasi bangsa yang dibangun melalui kerja nyata, profesionalisme, dan komunikasi lintas negara yang efektif. Kini tinggal bagaimana semua pihak antara pemerintah, masyarakat, dan pelayan jemaah menjaga konsistensi ini agar penyelenggaraan haji Indonesia benar-benar menjadi rujukan dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI