Selama ini aku menulis hanya untuk mengisi waktu tetapi sambil menyelipkan pesan-pesan khusus. Untuk siapa? Awalnya untuk diriku sendiri, jadi koleksi pribadi saja. Kalaupun ada tulisan yang dirasa cukup untuk diupload, ya dimasukkan ke akun atau medsos. Soal berapa yang membaca, tidak menjadi ukuran. Berbeda saat menulis untuk kebutuhan pekerjaan atau untuk tujuan kampanye, rasanya senang sekali jika yang membaca banyak orang, dan tujuannya memang untuk menarik banyak pembaca.
Kali ini, menulis lebih pada kebiasaan mencatat atau menyimpan sesuatu yang sedang dirasakan. Gak bagus-bagus amat menulisnya, masih kalah jauh dengan para pengisi blog dan medsos sih, cuma senang aja hasil tulisan dibaca ulang pada waktu-waktu lain. Namanya juga mengisi waktu.
Ah, kini aku tahu kenapa beberapa tulisanku tidak mendapat respon atau mendapat balasan email. Memang kurang layak disebut cerpen, sesuai permintaan sebuah media di kalangan terbatas. Aku memang menulis hal-hal yang kualami, tapi memberikan penekanan dengan menguncinya dalam pesan di akhir tulisan. Tampaknya, tiga kali menulis barulah mendapat tanggapan, mungkin karena tidak ada perbaikan atau sesuai dengan kriteria yang diminta. Â
Ya, belajar hal baru, terutama hal yang belum dikuasai yaitu tentang tulis menulis dari ahlinya itu penting, supaya tidak salah. Selama ini tulisan yang kubuat, aku sebut dengan artikel. Begitu saja. Rupanya memang ada banyak istilah dan berbeda-beda maknanya. Mungkin baik jika aku membaca perbedaan istilah-istilah itu supaya makin paham, dan pede juga dalam mengajukan tulisan untuk bisa masuk di sebuah media.
Penjelasan tentang beberapa istilah ini aku cari di mesin informasi  Google ya, tidak membaca langsung dari buku referensi. Mudah-mudahan infonya cukup untuk menjelaskan arti istilah yang kadang menurutku hampir sama maksudnya.
cerita/ce*ri*ta/n1 tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya): itulah -- nya ketika kami mendaki Gunung Sumbing; 2 karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang; kejadian dan sebagainya (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka); 3 lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar hidup (sandiwara, wayang, dan sebagainya): film ini -- nya kurang bagus; 4ki omong kosong; dongengan (yang tidak benar); omongan: jangan banyak --;
artikel/ar*ti*kel/n1 karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya; 2Huk bagian undang-undang atau peraturan yang berupa ketentuan; pasal; 3Ling unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina, misalnya the dalam bahasa Inggris;-- karetki artikel undang-undang yang mengandung banyak tafsiran;
berita/be*ri*ta/n1 cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar: semalam dia mendengar -- bahwa kampungnya dilanda banjir;2 laporan: ia bertugas membuat -- harian;3 pemberitahuan; pengumuman: --Â redaksi;
(sumber dari www. kbbi.web.id)
Ehm, setelah baca definisi ketiganya (cerita, artikel, berita), aku mulai memikirkan, jadi tulisanku selama ini ini disebut apa ya? Kalau berita, sepertinya juga bukan karena maksud tulisanku bukan untuk memberitakan kabar hangat. Biasanya saat dapat mood untuk menulis ya baru ditulis peristiwa itu dengan tambah bumbu-bumbu sedikit. Berita itu selalu baru dan cepat disampaikan supaya segera dibaca banyak orang. Nah, yang aku tahu prinsip penulisan berita yang komplit itu memuat informasi mengenai who, what, why, when, where, dan how (5W+1H).Begitu ya.
Nah, cocoknya apa ya? Apa mungkin tulisanku itu masuk dalam kategori cerita, sesuai dengan definisi diatas. Beberapa tulisanku memang menceritakan pengalaman, kejadian yang dialami anak/orang tua/ saudara bahkan PRTku sendiri. Jadi, memang cerita nyata yang dibuat jadi tulisan ringan saja. Kadang cuma ingin cerita beberapa kalimat, kadang 2-3 paragraf dan ada juga yang panjang karena ingin memberikan detil pengalaman itu.
