Mohon tunggu...
Dimas Ragil Mumpuni
Dimas Ragil Mumpuni Mohon Tunggu... Startup Founder -

The Journey of Thousand Miles Begin With Single Word. Walk!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perjalanan 60 tahun Astra menginspirasi Indonesia melalui gerakan #GenerAksiSehatIndonesia

29 November 2016   20:21 Diperbarui: 30 November 2016   14:02 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memaknai Perjalanan

Perjalanan yang indah adalah perjalanan yang menginspirasi. Begitulah Astra memaknai perjalanan bisnisnya. Sudah 60 tahun kini usianya, sudah cukup jauh perjalanan ini ditempuh sejak awal berdirinya. Susah-senang pada permulaan perjalanan dulu sudah mulai berbuah hasil nyata. Astra telah menjelma menjadi raksasa bisnis di negeri ini. Astra International telah memiliki enam lini bisnis yang didukung oleh 198 anak perusahaan dan sembilan yayasan. Armada besar ini pun terus menjelajah mencari permasalahan yang mungkin dapat diselesaikan. Penjelajahan dalam artian bukan hanya berbisnis mencari keuntungan semata tetapi juga selalu memberikan dampak nyata di setiap langkah yang ditempuh.

Salah satu jalan adalah melalui program Corporate Social Responsibility atau CSR. Astra telah menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial sejak lebih dari 40 tahun yang lalu. Jalur yang dijelajahi dalam bidang ini ada empat pilar yakni Pendidikan, Lingkungan, Income Generating Activities (IGA) dan Kesehatan. Sejak tahun 1974 hingga kini telah tampak dampak yang telah diberikan pada masyarakat Indonesia. Pilar pendidikan telah membina 14.987 sekolah, Lingkungan telah berhasil menanam 3.567.237 pohon serta mengembangkan 17 kampung bersih yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dalam bidang IGA telah terbina lebih dari 853 kelompok dan 8.916 UKM dan terakhir dalam bidang kesehatan, salah satunya Astra telah mengobati 116.0693 pasien.

Bekal perjalanan yang dibawa cukup sederhana, yakni salah satu filosofi catur darma yaitu "menjadi milik dan bermanfaat bagi bangsa dan negara" atau dalam bahasa sederhana dimanapun Astra berada hendaknya terus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Sebuah perjalanan penuh inspirasi demi mewujudkan sebuah mimpi sederhana, Astra bermimpi untuk menjadi kebanggan bangsa di tahun 2020.

Untuk itu perusahaan dituntut memenuhi tanggung jawab sosial melalui produk, layanan dan program lainnya CSR. Tujuannya adalah berbagai nilai yang tercantum dalam aksi CSR para pelaku bisnis dapat menginspirasi masyarakat untuk turut serta memberikan kebaikan pada orang lain.

Empat Pilar CSR Astra
Empat Pilar CSR Astra
Perjalanan itu berawal dari sebuah kisah haru anak bangsa.

Indonesia adalah negara kaya begitu kata banyak orang di dunia ini. Potensi Indonesia sudah dikenal harum di berbagai negara. Potensi kekayaan ini sayangnya masih belum dapat dimanfaatkan dengan baik dan belum dinikmati oleh rakyat secara keseluruhan. Dalam bidang kesehatan masih banyak rakyat yang belum mendapatkan akses ke layanan kesehatan secara merata. Bagian Indonesia yang mempunyai roda bisnis saja yang mempunyai peluang mendapatkan akses yang lebih besar. Untuk bagian terluar, belum banyak terjangkau.

Permasalahan kesehatan kemudian menjadi sebuah hal yang krusial untuk diselesaikan sebagaimana permasalahan pendidikan, lingkungan dan ekonomi. Distribusi kesehatan yang merata dengan memberikan akses yang sama pada seluruh rakyat haruslah menjadi perhatian utama. Astra melihat hal tersebut dan mulai melangkah untuk memberikan aksi nyata untuk memberikan perubahan. Kontribusi di bidang kesehatan pun menjadi hal yang diperjuangkan selama ini. Memang tak akan menyelesaikan semua permasalahan kesehatan yang ada, tapi gerakan itu merupakan bukti bahwa sebagai perusahaan yang telah melakukan perjalanannya di Nusantara selama berpuluh tahun sudah sepatutnya untuk memberikan andil bagi perubahan tersebut.

Salah satu permasalahan yang coba dipecahkan dalam beberapa tahun ini adalah terkait kesehatan mata. Berdasarkan fakta yang didapatkan dari data riset Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyebutkan bahwa sekitar 10 persen dari 66 juta anak usia sekolah (5–19 tahun) mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus tepat di retina mata yang mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. Selain itu terdapat 4,6% dari total populasi Indonesia atau setara 2 kali total populasi penduduk Singapura memakai kacamata refraksi. Angka pemakaian kacamata koreksi pun masih rendah, yaitu hanya 12,5%. WHO menyebut bahwa sekitar 90 persen dari kasus gangguan penglihatan ini diderita oleh masyarakat yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.

Hal tersebut dialami oleh Rukun, seorang anak berusia 16 tahun yang menjadi siswa SMP Mekar Tanjung, Kecamatan Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Rukun mengalami gangguan penglihatan sejak kecil. Meskipun kerusakan matanya cukup parah, seumur hidupnya tak pernah menggunakan kacamata untuk melihat. Alasannya sudah bisa ditebak, keterbatasan ekonomi yang membuat akses pada alat kesehatan ini menjadi tak nyata. Jangankan membeli kacamata, untuk membiayai kebutuhan pokok saja belum bisa terpenuhi. Akhirnya keterbatasan biaya untuk membeli satu kacamata itu membuat prestasi Rukun terganggu. Sebuah kisah haru penerus bangsa yang tak mampu melihat dunia hanya karena tidak mempunyai daya untuk mengakses kesehatan.

Foto Rukun diambil dari satu-indonesia.com
Foto Rukun diambil dari satu-indonesia.com
Kisah haru Rukun bukan hanya satu, ada jutaan anak bangsa dibelahan Nusantara ini yang memiki permasalahan yang sama. Tak mampu melihat dunia hanya karena tak mampu membeli kacamata. Kumpulan kisah-kisah ini adalah salah satu alasan Astra bergerak. Bergerak untuk membantu Rukun dan jutaan anak bangsa lain untuk dapat membaca dan melihat dunia lebih jernih.

Infografis kondisi refraksi di Indonesia
Infografis kondisi refraksi di Indonesia
Melangkah dengan gerakan #GenerAKSISEHATIndonesia

Langkah awal yang tepat akan menentukan langkah-langkah berikutnya menjadi lebih mudah. Astra memahami hal tersebut dan mencoba mengemas langkah tersebut menjadi sebuah langkah fenomenal bagi negeri ini. Persiapan matang menjadi keharusan, konsep yang teruji adalah hal yang patut menjadi perhatian hingga memberikan aspek bergerak bersama adalah kunci suksesnya gerakan tersebut.

Astra sebagai perusahaan mencoba menjalankan kewajibannya untuk memberikan nilai tambah pada konsumen, partner dan masyarakat dimana perusahaan ini beroperasi. Namun, permasalahan yang melatarbelakangi gerakan ini bukanlah merupakah tanggung jawab satu atau beberapa pihak saja. Permasalahan tersebut adalah tanggung jawab bersama rakyat Indonesia. Melihat lebih banyak anak bangsa mendapatkan akses pada kacamata adalah misi yang dibawa dalam gerakan ini. Penanaman rasa kepedulian pada permasalahan tersebut adalah gerbang utama yang perlu dimasuki sebelum gerakan ini dimulai.

Gerakan Tagar
Gerakan Tagar
Gerakan ini dimulai dengan membangun awareness pada seluruh elemen masyarakat untuk berbagi kebaikan pada orang lain. Aksi sosial ini digerakkan oleh kekuatan sosial media yang begitu powerfull dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.Dukungan pun datang dari berbagai elemen masyarakat. Bentuknya beragam dari kontes di sosial media hingga jalan santai. Gerakan inklusif ini pun dimulai dengan memberikan tanda pagar atau (tagar) #GenerAksiSehatIndonesia. 

Chelsea Islan Sebagai duta gerakan #GenerAKSISEHATIndonesia
Chelsea Islan Sebagai duta gerakan #GenerAKSISEHATIndonesia
Poster kampanye
Poster kampanye
Gerakan masif dari masyarakat
Gerakan masif dari masyarakat
masyarakat turun ke jalan menyuarakan gerakan
masyarakat turun ke jalan menyuarakan gerakan
#GenerAKSISEHATIndonesia adalah movement yang menghimpun masyarakat secara online untuk berkontribusi bersama demi terciptanya kontribusi nyata kepada masyarakat sasaran. Buah dari setiap (#) tanda pagar #GenerAKSISEHATIndonesia akan dikonversikan menjadi sebuah kacamata. Gerakan ini diinisiasi pada tahun 2014 yang berhasil menghimpun mencapai 4005 komitmen. Komitmen ini pun berbuah dengan 4.005 kacamata yang siap didistribusikan kepada anak bangsa yang membutuhkan di beragam wilayah Indonesia. Astra mengajak lagi berbagai pihak terkait seperti kementerian kesehatan, dokter dan lapisan masyarakat lain untuk terlibat. Berawal dari wilayah Jakarta Utara, Atambua (Nusa Tenggara Timur), dan Nunukan (Kalimantan Utara) dimana Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek turut hadir dan mendukung kegiatan tersebut.

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek (kedua kiri) bersama Chief of Corporate Communication, Social Responsibilty & Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas (tengah baju merah) memeriksa kesehatan mata salah satu murid SD 002 Nunukan didampingi Ketua Bidang Kesehatan & Sosial Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Rapiudin Hamarung (kedua kanan) dan Bupati Kabupaten Nunukan H. Basri (paling kiri) pada acara Pembagian 1505 Kacamata #generAKSISEHATIndonesia dan Kampanye Perilaku Hidup & Sehat di Nunukan, Kalimantan Utara Jumat (17/4).
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek (kedua kiri) bersama Chief of Corporate Communication, Social Responsibilty & Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas (tengah baju merah) memeriksa kesehatan mata salah satu murid SD 002 Nunukan didampingi Ketua Bidang Kesehatan & Sosial Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Rapiudin Hamarung (kedua kanan) dan Bupati Kabupaten Nunukan H. Basri (paling kiri) pada acara Pembagian 1505 Kacamata #generAKSISEHATIndonesia dan Kampanye Perilaku Hidup & Sehat di Nunukan, Kalimantan Utara Jumat (17/4).
Kesuksesan itu berlanjut pada tahun berikutnya. Kampanye tersebut kembali digaungkan hingga mengumpulkan 5.043 kacamata untuk anak-anak sekolah. Pada bulan Desember distribusi awal dilakukan dengan membagikan sebanyak 2000 kacamata di Sabang, Aceh. Kacamata ini terus mengalir ke Entikong kalimantan Barat di awal Januari 2016 sebanyak 1500 buah.

Dampak nyata dari gerakan inklusif yang masif ini dirasakan oleh April. Seorang siswi kelas 4 SDN 08 Nekan, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. April tidak menyadari bahwa dirinya membutuhkan kacamata. Memang ada gangguan yang terjadi selama proses belajar karena tidak bisa membaca tulisan dengan jelas. Namun, hal tersebut diakali April dengan cara cara maju ke barusan paling depan.

April, siswi kelas 4 SDN 08 Nekan, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang baru tahu bahwa dirinya memerlukan kacamata untuk membantunya melihat. Selama ini April perlu membaca tulisan di papan tulis maupun di buku dari jarak dekat. Meskipun begitu dia berhasil mendapatkan ranking satu di kelas. Sumber:Auto2000
April, siswi kelas 4 SDN 08 Nekan, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang baru tahu bahwa dirinya memerlukan kacamata untuk membantunya melihat. Selama ini April perlu membaca tulisan di papan tulis maupun di buku dari jarak dekat. Meskipun begitu dia berhasil mendapatkan ranking satu di kelas. Sumber:Auto2000
Bentuk pemberian kecil yang mungkin sangat berarti bagi April, Rukun dan jutaan anak-anak Indonesia. Bentuk pemberian yang merupakan kepedulian banyak orang bukan hanya Astra sebagai pelopor gerakan ini tapi adalah pemberian seluruh masyarakat Indonesia yang mempunyai rasa kemanusian dan rasa bangga pada generasi penerus bangsa ini.


Perjalanan itu belum berakhir

Program #generAKSISEHATIndonesia yang akhirnya mencapai lokasi terakhir yakni Papua. Salah satu kota di bagian timur negeri ini. Kota yang semua orang ketahui melalui lirik lagu kebangsaan. Namun, hanya segelintir orang yang mengerti apa yang sebenarnya terjadi disana. Merauke, sebuah kota dititik batas negeri. Daerah perbatasan dengan Papua Nugini. Astra membagikan kacamata kepada 1.543 siswa dari 36 sekolah dasar. Selain kacamata pemberian berupa notebook dan proyektor juga diserahkan guna menunjang proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut.

Perjalanan inspirasi 9048 kacamata
Perjalanan inspirasi 9048 kacamata
Gerakan #generAKSI SEHATIndonesia akhirnya ditutup dengan sebuah hasil berupa 9048 orang berkontribusi pada 9048 kacamata yang disebarkan bagi anak-anak Indonesia untuk membantu mereka lebih jernih melihat jendela dunia. Gerakan ini bukanlah ujung perjalanan karena masih ada jutaan anak Indonesia yang belum tersentuh. Perjalanan ini belum berakhir. Perjalanan ini hanyalah sebuah permulaan bagi Astra, Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong royong bergerak bersama mengatasi masalah yang ada. Alasannya mudah, sebuah harapan ada di tangan generasi penerus. Generasi muda Indonesia dengan mimpi mimpi besarnya untuk melihat dunia. Generasi muda masa depan yang menyadarkan bahwa harapan nyata dan menjadi kekayaan Indonesia sesungguhnya itu adalah anak-anak Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun