Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aneka Buku Bacaan yang Mengisi Masa Kecil Saya

18 Mei 2021   09:30 Diperbarui: 18 Mei 2021   09:45 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka buku bacaan yang mengisi masa kecil saya (dokumen pribadi)

Aneka Buku Bacaan Yang Mengisi Masa Kecil Saya - Dulu waktu saya kecil, belum terlalu akrab dengan yang namanya memperingati Hari Buku Nasional. Karena memang baru tahun 1980 oleh pemerintah dicanangkan bersamaan dengan hari Perpustakaan Nasional RI yang tahun ini menginjak ke 41. Tahun segitu saya masih SD. 

Tapi yang jelas, sejak saya kecil saya memang sudah hobi membaca. Dan membaca itu wajib dilakukan setiap hari. Baik itu membaca koran, majalah bahkan buku pelajaranpun wajib dibaca berulang-ulang setiap harinya. Kalau masalah buku pelajaran, karena saya termasuk orang yang malas belajar. Jadi dengan sering membaca buku pelajaran akan membantu saya untuk selalu mengingat materi yang disampaikan oleh guru di sekolah.

Menanamkan cinta membaca pada anak-anak itu saya ingat banget, waktu kecil bapak sering mengajak kami (saya, 2 kakak dan 2 adik) ke rumah temannya yang mempunyai perpustakaan kecil di rumahnya. Bak menemukan surga. Berbagai macam buku bacaan ada disana. Dari majalah anak-anak sampai komik. Sampai kemudian saya ketularan kakak laki-laki saya untuk membaca buku serial Kho Ping Ho. Karena kita meminjam boleh dibawa pulang. Biasanya dalam kurun waktu satu minggu. Jadi bisa saling tukar menukar buku bacaan sama kakak dan adik.

Disamping itu, sering juga ada tugas sekolah mencari informasi sejarah yang mengharuskan mencari referensi ke perpustakaan umum kota Madiun. Bisa berjam-jam saya membaca di sana. Biasanya sekalian mencari buku bacaaan favorit, seperti kisah-kisah sejarah.

Sedangkan majalah anak yang selalu menemani hari-hari waktu itu adalah majalah Bobo. Bahkan kami berlangganan.

Terus beranjak dewasa berlangganan majalah Gadis dan Hai.  Sebenarnya saya juga membaca majalah yang tidak kalah terkenal waktu itu  yaitu Kawanku dan Anita Cemerlang. 

Bahkan saya sering mengirim cerita pendek ke dua majalah tersebut. Yang saya ingat sekali, saya mendapat honor pertama sebesar 100 rupiah. Pada tahun 80an, uang segitu sudah bisa buat mentraktir teman-teman satu kelas. Karena mereka yang selalu mendukung saya untuk mengirim cerita pendek dan puisi ke beberapa majalah.

Majalah punya ibu yang masih saya simpan rapi (dokumen pribadi)
Majalah punya ibu yang masih saya simpan rapi (dokumen pribadi)
Meskipun waktu itu saya diijinkan orang tua untuk berlangganan majalah yang disesuaikan dengan umur, tapi saya juga sering ikut membaca majalah punya ibu yaitu Kartini dan Femina. Tapi ibu tidak pernah lupa untuk mengingatkan, saya harus membaca topik yang umum saja. Karena memang banyak konten dewasa. Tapi untunglah pada waktu itu, tidak seseronok sekarang. Yang paling sering saya baca adalah tentang kisah sukses dan profile orang terkenal. Sehingga terbawa sampai sekarang. Saya sering membeli buku biografi orang terkenal dan sukses.

Dan sejak umur 7 tahunpun saya sudah suka membaca koran. Waktu itu yang sering saya baca adalah koran Suara Karya dan Bhirawa. Kenapa saya membaca koran Suara Karya, karena kebetulan rumah saya bersebelahan dengan kantor dari partai Golongan Karya. Waktu itu memang Suara Karya adalah koran yang dimiliki oleh partai tersebut. 

Sedangkan koran Bhirawa karena ayah saya adalah seorang TNI. Jadi wajib berlangganan koran Bhirawa. Dan ternyata kedua koran tersebut sampai sekarang masih eksis. Meskipun sekarang sudah berganti platform menjadi media online.

Saya sangat telaten mengumpulkan majalah yang pernah saya beli dan kemudian saya jilid supaya bisa berurutan dan rapi. Sebagian besar saya simpan dan saya tinggal di rumah Madiun. Kebiasaan itu masih saya lakukan ketika sudah pindah ke Surabaya. Sejak punya anak, saya sudah berlangganan majalan anak lokal yaitu majalah Mentari. Itupun saya jilid dan masih saya simpan sampai sekarang.

Sebagian dari buku biografi yang saya koleksi (dokumen pribadi)
Sebagian dari buku biografi yang saya koleksi (dokumen pribadi)
Saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua yang tidak hanya memperkenalkan cinta membaca kepada saya sejak kecil. Mereka juga membebaskan saya untuk memilih dan percaya bahwa saya bisa menyaring apa yang sudah saya lahap dari semua buku tersebut. Meskipun sekarang anak-anak saya tidak terlalu suka membaca, tapi saya tetap membiasakan mereka untuk sebulan sekali wajib membaca satu buku. Dan biasanya saya menyarankan untuk membaca buku biografi orang sukses. Secara tidak langsung untuk memotivasi anak-anak bisa mandiri dan menjadi entrepreneur.

Dan karena hobi saya membaca tentang biografi orang sukses, akhirnya membawa saya untuk bisa menulis kisah hidup seorang Jendral. Awalnya sih mencoba dan beliaunya tidak berkeberatan. Malah mendukung saya untuk menulis biografi lagi tentang orang lain yang lebih sukses.  Alhamdulillah meskipun baru satu buku, tapi paling tidak bisa memotivasi orang lain juga diri sendiri supaya bisa meningkatkan kemampuan lebih lagi. 

Buku biografi pertama yang saya tulis (dokumen pribadi)
Buku biografi pertama yang saya tulis (dokumen pribadi)
Selamat Hari Buku Nasional 2021!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun