Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Masa Kecil di Pondok Pesantren Nenek

19 April 2021   05:54 Diperbarui: 19 April 2021   06:09 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nduk, bangun. Sudah waktunya sahur!"

Badan saya digoyang-goyang sama nenek, supaya cepat bangun untuk makan sahur. Tapi mata ini seolah lengket kayak ada lemnya. Rasanya kok barusan saja saya memejamkan mata eh kok sudah dibangunkan buat sahur. Akhirnya meski masih ngantuk dan malas banget, mau nggak mau saya harus beranjak dari tempat tidur.

Sembari mengintip jam di dinding.

Hah! Baru jam 1.30?

Padahal waktu sahur masih panjang banget sekitar 2 jam-an lagi. Tapi siapa yang berani menolak, kalau nenek sudah bilang "lebih baik bangun lebih awal daripada mepet-mepet".

Dengan mata yang masih ngantuk dan malas-malasan, saya mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat tahajud. Setelah itu lanjut makan sahur yang sudah dipersiapkan nenek di meja makan. Makanpun tidak berlangsung lama. Paling cuma sekitar setengah jam.

Setelah itu tidur lagi? Tentu saja tidak!

Saya dan kakak harus belajar membaca Al Quran dengan dibimbing nenek sampai menjelang subuh. Sebenarnya saya sudah bisa membaca Al Quran, meski belum lancar banget. Tapi setiap bulan Ramadan, saya dan kakak ditarget nenek harus katam. Jadi sekaligus belajar tajwid dan cara pengucapan yang benar. Sambil menahan kantuk yang berat (dan kesel tentunya hahahaha), kami harus menghabiskan minimal 1 juz setiap harinya. Kadang sesekali nenek menegur cara membaca saya yang belum benar. Itu bisa di ulang-ulang sampai beberapa kali. Bahkan pernah saya sampai nangis lo, saking capek harus mengulang bolak balik hahahaha

Ketika adzan Subuh berkumandang, kami bergegas menuju langgar atau mushola untuk sholat berjamaah. Namanya Langgar Al Amin. Kebetulan letaknya persis ada di belakang rumah. Dilanjutkan dengan kuliah subuh, kurang lebih setengah jaman. Biasanya sambil dengerin kuliah subuh, saya dan kakak sudah setengah terkantuk-kantuk. Manusiawi juga sih, karena bangun dari jam 1.30 pagi. Padahal semalam baru tidur sekitar jam 9an karena setelah tarawih ikut pengajian remaja di komplek perumahan. Dan itu hukumnya wajib karena Namanya ngaji tadarusan. Yaitu ngaji rame-rame sampai katam malam itu juga. Tapi ada tujuan lain juga yaitu supaya anak-anak remaja dan yang mulai beranjak dewasa tidak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang tepat di bulan Ramadan ini.

Selesai Kuliah Subuh, saya mendapat tugas dari nenek yaitu berbelanja ke pasar. Karena hanya untuk keperluan bertiga saja yaitu saya, kakak dan nenek. Jadi tiap hari memang harus pergi ke pasar, tidak pernah nyetok barang banyak di rumah. Kata nenek, itu malah akan mubadzir. Mungkin jaman dulu juga belum ada promo atau diskon. Jadi kayaknya untuk stok barang tidak perlu kecuali kondisi urgent. Misal mau ada kawinan atau hajatan.

Setelah dari pasar, baru saya free. Mau main atau mau tidur, bebas! Karena nanti yang bertugas memasak adalah kakak saya. Tapi sebelum waktu dhuhur saya sudah harus kembali ke rumah. Setelah sholat Dhuhur, harus membaca Al Quran (lagi) bersama nenek. Itu supaya target khatam di bulan Ramadan ini tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun