Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenangan Manis adalah Kado Terindah dari Ibu Untukku

23 Desember 2017   09:36 Diperbarui: 5 Januari 2018   12:11 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita selalu repot memikirkan hadiah apa untuk ibu tercinta setiap mendekati hari Ibu setiap tahunnya. Merancang acara spesial sebagai ekspresi rasa cinta dan bakti terhadap ibu.  Tapi kita tidak menyadari bahwa ibu justru sudah lebih awal memberikan kado yang indah buat kita. Sejak kita di dalam rahim di jaga dengan begitu hati-hati, dilahirkan, di asuh dan di jaga hingga detik ini. Apa yang pantas menjadi kado pengganti untuk jasa beliau?

Menjelang hari Ibu tanggal 22 Desember 2017 kali ini, belum ada bayangan sama sekali mau memberikan kado spesial apa yang akan kupersembahkan buat ibu. Kok mau kasih kado, mau nentuin tanggal untuk bisa mudik ke Madiun saja masih susah. Ibu memang selama ini tinggal di Madiun, bersama kakak dan adik bungsu. Saya tinggal di Surabaya bersama 2 orang adik. Sebagian besar cucu ibu banyak tinggal di Surabaya.

Sebenarnya tidak pernah ada acara spesial meskipun kadang sudah kami persiapkan untuk membuat acara khusus. Walaupun begitu, hari Ibu tetap spesial. Bukan hanya karena momen tersebut sangat tepat, dimana kita bisa mengekspresikan rasa sayang pada ibunda tercinta. Tapi hari ibu yang jatuh pada setiap bulan desember selalu berbarengan dengan libur panjang. Yaitu libur sekolah, natal dan tahun baru. Biasanya saya dan semua saudara sudah otomatis berkumpul di Madiun. Dan pasti selalu ramai karena putri, putri dan cucu-cucunya berkumpul.

Sebenarnya bulan Desember ini adalah bulan yang penuh kegiatan bagi saya dan suami. Eh ternyata 2 adik sayapun lagi di kejar setoran "laporan tutup tahun" di kantornya. Karena tenggelam dengan kesibukan masing-masing, kami sampai tidak sempat untuk berkabar ke ibu kalau belum menentukan tanggal pulang ke Madiun. Lewat kakak, hampir setiap hari ibu selalu menanyakan kapan kami bisa segera liburan ke Madiun. Padahal liburan sudah berjalan 2 mingguan, tapi kok belum ada yang muncul satupun. 

"Kapan anak-anak liburan ke Madiun? Ibu sudah heboh nih, mau masak-masak buat cucu-cucunya?"

"Dari pagi sudah ke pasar nih, beli bahan kue dan masakan buat cucu-cucunya nanti kalau liburan di Madiun."

"Ibu sudah nggak sabar ngajak cucu-cucunya jalan nih."

Hampir setiap hari selalu ada WA dari kakak yang menanyakan kapan kami segera berangkat ke Madiun karena ibu sudah nggak sabar bertemu anak dan cucunya. Perasaan makin berkecamuk, ada perasaan bersalah dan sedih banget sampai membuat ibu kepikiran. Meskipun pada hari Ibu kemarin saya juga sempat video call dengan beliau untuk mengucapkan hari yang spesial itu. Lega juga melihat senyum bahagia yang tersungging meskipun tampak terselip rasa rindu yang tertutupi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya terakhir mudik pada waktu lebaran kemarin. Sebenarnya bulan Nopember ibu sudah pernah berkunjung ke Surabaya selama 3 hari, kebetulan ada saudara yang hajatan. Tapi rasanya memang beda kalau ketika masa liburan yang bertepatan dengan hari Ibu, kami tidak berkumpul bareng di kota kecil tercinta. Sekalian nyekar ke makam ayah.

Kemudian saya diskusi dengan adik-adik, untuk segera menyelesaikan semua pekerjaan secepatnya. Sampai akhirnya kami bisa menjadwalkan mudik setelah tanggal 22 Desember. Berarti kami tidak bisa merayakan hari Ibu di Madiun, agak sedih dan kecewa juga sih sebenarnya.

Saya sendiri bukan termasuk anak yang selalu mengumbar kata sayang dan memberi hadiah hanya pada momen hari Ibu saja. Setiap bertemu ketika saya mudik ke Madiun atau ibu lagi di Surabaya, selalu berusaha kami ciptakan saat-saat yang penuh kesan. Dan membuat ibu selalu senang dan bahagia. Sepertinya itu juga yang menjadi vitamin dan semangat, sehingga ibu tetap bugar di usianya yang menginjak 76 di bulan Oktober kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun