Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melongok Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Canggih yang Ramah Lingkungan

10 Desember 2017   21:17 Diperbarui: 11 Desember 2017   09:09 12887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen : kang Erik
Dokumen : kang Erik
TTL merupakan terminal berkonsep ramah lingkungan dan berteknologi semi-otomatis pertama di Indonesia. TTL memiliki 2 dermaga yaitu dermaga petikemas sepanjang 500 meter dan dermaga curah kering sepanjang 250 meter. TTL memiliki 4 (empat) tahap pembangunan dan pada tahun 2017 sedang berada pada tahap kedua. Dermaga curah kering yang kini mulai dioperasikan memiliki panjang 250 meter dan lebar 80 meter. Luasan tersebut akan diperpanjang menjadi 500 meter pada pembangunan tahap berikutnya. Kedalaman dermaga curah kering Terminal Teluk Lamong mencapai -14 LWS (14 meter) sehingga dapat menampung kapal berjenis Panamax berkapasitas 50.000-80.000 DWT (Dead Weight Ton).

TTL menampilkan diri sebagai terminal ramah lingkungan karena seluruh kegiatan pelayanan di Terminal menggunakan energi ramah lingkungan. Peralatan yang digunakan di TTL berbahan bakar listrik dan gas, antara lain :

1. Truk berbahan bakar CNG ( Compressed Natrium Gas ) 

2. Automated Stacking Crane (ASC)

Alat penumpukan atau Crane di CY (Container Yard) bertenaga listrik dan semi-otomatis. ASC memiliki kecepatan 2,7 x lebih cepat dari Rubber Tyred Gantry (RTG) di terminal konvensional. Pada pergerakan di CY, ASC bergerak dan melakukan lift on dan lift off secara sistem. Tanpa dioperasikan oleh manusia. 

Sedangkan pada area receiving & delivery, ASC digerakkan oleh operator yang berada di atas tower menggunakan komputer dan stick penggerak berdasarkan layar monitor. Kecepatan dan ketepatan pelayanan dapat dilakukan karena ASC dapat melakukan perpindahan petikemas secara otomatis melalui sistem. 

Dokumen : kang Erik
Dokumen : kang Erik
Dan yang bikin saya bangga,  tidak hanya Direktur Utama saja seorang perempuan. Satu dari sekian operator ASC juga perempuan lo. Seperti nampak dalam foto di atas adalah mbak Linda,  yang sudah bergabung di TTL sejak 2014. Karena dalam mengoperasikan crane di tuntut sangat teliti dan cekatan. Dengan tekhnologi crane semi otomatis ini, banyak keuntungan diantaranya adalah zero accident dan tidak ada lagi pungli.

3. Ship to Shore (STS) 

TTL memiliki 10 STS di dermaga untuk melayani kapal domestik dan internasional. Kemampuan angkat STS adalah 35box / jam, dan berkemampuan twin lift (mampu mengangkat 2x20 feet sekaligus ). STS TTL bertenaga listrik sehingga mendukung TTL untuk melakukan kegiatan ramah lingkungan.

4. Combined Terminal Tractor (CTT) dan Docking System 

CTT merupakan truk otomasi yang digunakan untuk mengangkut petikemas dari dan ke kapal. CTT memiliki sensor yang dapat menangkap sinyal secara cepat tanpa pengemudi. Chasis truk CTT bersifat hidrolis sehingga mudah untuk meletakkan petikemas di docking system. Docking system merupakan fasilitas baru dipelabuhan dan TTL adalah satu -- satunya terminal di dunia yang memiliki alat tersebut. Fasilitas docking mempermudah dan mempercepat peletakan petikemas ke lapangan penumpukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun