Mohon tunggu...
Yulianti
Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Warga Negara Indonesia Asli, yang cinta dengan tanah air Indonesia. Seorang guru SMP Negeri 3 Pseksu, di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Kasihan Engkau Koruptor, Biadab...

23 Oktober 2011   05:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seringainya menakutkan liur keserakahan menetes tanpa henti taringnya yang tajam menerkam mencengkram matanya tanpa takut menatap licik dan culas serpihan kertas menjadi kesayangan pilihan rebutan kealfaan kehilangan nurani harga diri pembohong besar dan kehidupan pun memilih menjadi durjana bantai-bantai saja guling-gulingkan saja tak perduli hidup penuh daki tumpukan dosa matikan saja toh lembar-lembar nyawa itu tak berarti Dasar Biadab! Hai serigala yang berbulu hentikan ke dzoliman......... Berbusa sudah mulut mereka berkoar Mendendangkan nafas-nafas kehidupan tapi tak kau hiraukan Padahal aku pun tahu, telingamu telah tersumpal surat-surat palsu Sehingga kekuasaan yang kau genggam tak kan engkau lepas walau nyawa melayang Binal sudah Sampai kapan kau puas Memainkan perasaan kami Apakah sampai kami mati Tangan-tangan menjulang tinggi Setiap detik didepan pintumu kami meneriaki Turunlah kau pembohong bersampul dasi Jangan pernah injak lagi kursi berpelintur suci Sedikit demi sedikit Kau kikis harta kami dengan tipuan lidah berbelati Pria Berdasi! Dasar biadab! Sst..... diam, dengarkan bunyi bisik-bisik tak jelas hahahaha.... ada tikus di sana Dimana katamu? dimana-mana di mobil berplat merah ada di gedung yang seperti burung itu yang gonjang ganjingnya mau di bangun lebih mewah Dasar tikus bau... anyirnya kemana-mana sudah tau busuknya udah kemana-mana masih saja berdalih... Dasar biadab! Biadab...!! Suaramu lembut hanya saat kau sebut bulan depan akan kau jemput.. Entah siapa dan dimana ke ujung muara matilah kau saja bawa kebiadabanmu yang berdasi itu tenggelamkan semua dosamu Tidak, jangan pernah bau mu pun aku muak apalagi menjabat tanganmu biadab, keparat! Kau sebenarnya tidak biadab nafsumu lah yang membuatmu biadab Hidup penuh aniaya Sungguh, aku kasihan padamu Malu pun tak mau mendekat padamu Malu pun tak mau menemanimu Sungguh.... Kasihan engkau, Koruptor Biadab 148: Yulianti Zunior & Pilo Poly Cendolers

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun