Mohon tunggu...
mbah ulum singosari
mbah ulum singosari Mohon Tunggu... Guru - Membumikan Al Qur'an Melangitkan Manusia

its nice to be important but its more important to be nice

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AFALIN Si Bocah Sekolah Dasar

24 Juli 2020   19:24 Diperbarui: 24 Juli 2020   19:24 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Afalin si bocah yang duduk dibangku sekolah dasar kelas 5 begitu mendengar adzan subuh langsung bergegas bangun. Kucuran air dari kran kamar mandi dialirkannya untuk mengusap wajah mungilnya yang ternyata dia sedang mengambil air wudlu. Bergegas dia menuju mushola  yang hanya lima puluh langkah kaki dari rumahnya. Dengan semangat Afalin berlari karena takut ketinggalan sholat subuh berjamaah. 

Bergegas masuk rumah dan langsung mengambil kitab suci Al Qur'an untuk dibaca. Itulah yang Afalin lakukan ketika pulang dari jamaah solat subuh. 

Itulah sosok bocah yang terlukis lewat Afalin dan merupakan harapan dari semua orang tua ketika memiliki seorang anak. 

Pukul 7.00 wib, mulailah Afalin menggeser-geser handphone jadulnya yang didapat dari tabungannya. Satu persatu dibacanya tugas yang dikirim di group kelasnya. 

"Silahkan kirim foto sholat dhuha sebagai absen kehadiran". Begitulah isi perintah dari guru kelas yang menyemangati pembiasaan lewat daring. 

Corona memang telah merubah pola pembelajaran di dunia pendidikan. Afalin adalah salah satu bocah yang juga terkena dampak pembelajaran online tersebut. Entah sebuah kemajuan atau kemunduran, tapi itulah kebenaran yang harus diterima oleh bocah-bocah yang masih usia sekolah. 

"Ayah paketannya habis". Suara itu terdengar lantang keluar dari mulut bocah yang masih polos tersebut. Sontak ayah Afalin bingung lalu melihat jam tangannya dan berharap ada counter  di pagi hari yang sudah buka untuk membeli paket data. 

Dirogohnya saku celana berharap masih ada sisa uang yang kemarin buat beli bahan bakar. "Alhamdulillah masih ada sepuluh ribu". Ayah Afalin membatin dalam hati. 

Kisah Afalin adalah contoh kecil kehidupan masyarakat kita. Masih banyak rangkaian drama hidup yang mengisahkan keseruan bahkan kesedihan. 

Berbaik sangkalah sama Penguasa alam raya Alloh SWT. Pandemi somoga cepat sirna dari bumi ini. Sehingga hidup kembali normal. Selama  kita berikhtiar pasti akan dimudahkan. "Alloh tidak akan merubah nasib manusia selama manusia itu tidak mau berusaha merubah nasibnya sendiri". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun