Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berserah Diri Itu, Menerima Saat Ini Tanpa Syarat?

1 November 2023   13:27 Diperbarui: 1 November 2023   13:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Berpikir Menjadi Bangsawan

Filosofi Friedrich Nietzsche telah membawa pemikiran dan pengetahuan manusia ke perjalanan yang melampaui batas yang nyaman. Dalam kata-katanya yang kuat dan mengesankan, Nietzsche melakukan tinjauan kritis terhadap manusia dan eksistensinya. Salah satu kalimat Nietzsche yang paling terkenal adalah "Apa yang tidak kita hancurkan akan menghancurkan diri kita; itu semua tergantung pada seberapa dalamnya kita berpikir ingin menjadi bangsawan." Kalimat ini, Nietzsche mengeksplorasi makna penting dari kemampuan kita untuk mengubah diri kita sendiri dan memanfaatkan potensi penuh kita ?!

Kalimat ini mengisyaratkan bahwa jika kita tidak melakukan introspeksi dan transformasi diri, kita berisiko terjebak dalam siklus yang tidak produktif dan merugikan. Ketika kita melihat ke dalam diri kita sendiri, kita dapat menemukan kelemahan dan kebiasaan negatif yang perlu kita hancurkan. Namun, jika kita melupakan atau mengabaikan proses ini, kita akan berisiko ditaklukkan oleh kelemahan-kelemahan tersebut. Dalam konteks ini, "hancurkan" bukan berarti merusak atau menghancurkan diri kita sendiri secara harfiah, melainkan mencari dan menghadapi semua aspek yang tidak sehat dalam hidup kita dan melakukan perubahan yang diperlukan !?

Namun, Nietzsche juga menunjukkan bahwa respons ini tergantung pada seberapa dalamnya kita ingin "menjadi bangsawan berpikir". Bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan tujuan hidup kita adalah faktor penentu dalam sejauh mana efektifnya transformasi tersebut. Dalam hal ini, "bangsawan berpikir" mengacu pada individu yang memiliki pemikiran yang tinggi, memiliki pemahaman yang mendalam, dan hidup dengan visi dan misi yang jelas. Menjadi "bangsawan berpikir" berarti hidup dengan kebijaksanaan, kecerdasan, dan keterampilan yang memadai untuk menavigasi kehidupan dengan bijak.

Dalam konteks kalimat ini, Nietzsche menekankan pentingnya mengeksplorasi dan mengintegrasikan kesadaran diri. Ini bukan hanya sekedar melakukan pengamatan, tetapi memahami diri kita sendiri sebagai manusia yang kompleks dengan kualitas positif dan negatif. Kita harus berani melihat ke dalam diri kita dan mengenali kelemahan serta potensi yang ada dalam diri kita sendiri. Dalam hal ini, "menjadi bangsawan berpikir" bukan hanya tentang mencapai kesempurnaan atau mencapai tujuan yang sempurna, tetapi tentang mengeksplorasi dan mengembangkan potensi kita secara penuh.

Menurut perspektif Nietzsche, makna kalimat ini bermuara pada tanggung jawab pribadi kita dalam mencari arti hidup. Kita harus bertanggung jawab atas eksistensi kita sendiri, dan tidak menjalani hidup kita dalam keadaan yang pasif. Dalam menghadapi tantangan kehidupan, kita harus menghadapinya dengan keberanian yang sejati, dan menjalani hidup dengan sikap yang aktif dan berpikiran terbuka. Bersikap pasif atau menjalani hidup tanpa introspeksi yang mendalam akan menghancurkan diri kita sendiri dan membuat kita kehilangan potensi hidup yang sebenarnya !?


Melihat dan menerapkan makna kalimat ini dalam konteks kehidupan kita sendiri, perlu kita ingat bahwa segala bentuk transformasi atau perubahan yang kita alami membutuhkan waktu dan upaya. Tidak ada jalan pintas atau solusi instan dalam mencapai "seorang bangsawan berpikir" ini. Hal ini mengharuskan kita untuk banting setir dan mempertanyakan keyakinan dan prasangka kita, serta menjalani kehidupan dengan rasa ingin tahu yang besar dan semangat yang tidak pernah padam.

Jadi, pada akhirnya, kalimat Nietzsche yang terkenal ini mengajak kita untuk memikirkan makna yang lebih dalam dari kehidupan kita sendiri. Kita harus berani melihat dan mengubah diri kita sendiri agar dapat mencapai potensi kita. Lupakan diri sendiri dan melakukan transformasi diri adalah langkah penting menuju kehidupan yang bermakna. Tidak ada kesuksesan yang instan, tetapi dengan menghancurkan batasan-batasan yang menghalangi kita, kita dapat menghancurkan potensi yang tertanam dalam diri kita sendiri. Dalam perjalanan ini, kita harus bertujuan untuk menjadi "bangsawan berpikir" yang memandu hidup kita dengan bijaksana dan memanfaatkan potensi kita secara penuh. Hanya dengan itu kita dapat menemukan makna sejati dalam hidup kita dan menjalani kehidupan yang memuaskan dan bermakna ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 01 Nopember 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun