Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berserah Diri Itu, Menerima Saat Ini Tanpa Syarat?

1 November 2023   13:27 Diperbarui: 1 November 2023   13:37 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Oleh. Mbah Dharmodumadi Purwalodra

Filosofi hidup adalah suatu bentuk pemikiran yang mencoba untuk menggali makna hidup dan arti sejati di balik semua kehidupan ini. Dalam perjalanan hidup kita, mungkin kita sering kali merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki atau bahkan dengan siapa kita menjadi ?! Kita terdorong untuk membandingkan diri dengan orang lain dan mengejar kesempurnaan yang tampaknya tidak mungkin dicapai. Namun, di tengah-tengah semua kegelisahan ini, ada kebijaksanaan yang berbicara tentang pentingnya berserah diri dan menerima saat ini tanpa syarat dan penghakiman.

Berserah diri bukanlah kekalahan. Sebaliknya, itu adalah aktivitas yang penuh dengan kekuatan dan kesadaran diri yang mendalam. Ketika kita berserah diri, kita memilih untuk melepaskan kontrol dan merangkul ketidakpastian hidup. Kita sadar bahwa tidak semua hal dapat kita kendalikan. Ada kekuatan yang lebih besar di luar kendali kita yang akan membimbing jalannya hidup ini. Dalam mengakui keterbatasan kita, kita menemukan ketenangan dan kedamaian.

Saat ini adalah satu-satunya tempat di mana kita benar-benar ada. Masa lalu telah berlalu dan masa depan masih harus datang. Tapi saat ini, saat ini adalah saat yang kita miliki. Terlalu sering, kita terjebak dalam memori masa lalu yang menyakitkan atau anxieties masa depan yang belum terjadi. Kita lupa betapa berharganya momen ini. Saat ini adalah realitas yang nyata yang tidak boleh kita sia-siakan dengan mengeluh atau merasa tidak puas.

Berserah diri juga berarti menerima diri kita seutuhnya, termasuk kekurangan dan kelemahan kita. Kita sering kali terpaku pada standard kesempurnaan yang mungkin tidak realistis. Kita mengejar gambaran ideal yang telah kita ciptakan dalam pikiran kita, tanpa menghargai keunikan dan potensi yang ada dalam diri kita sendiri. Ketika kita menerima diri kita sejauh mana adanya, kita dapat menemukan kedamaian dalam keberadaan kita yang tak ternilai.

Tidak ada kondisi dalam berserah diri. Kita tidak mengatakan, "Saya menerima diri saya jika saya menjadi lebih kaya" atau "Saya menerima diri saya jika saya menjadi lebih cantik." Berserah diri adalah menerima diri kita saat ini dengan segala keterbatasan dan kelebihannya. Ini adalah keberanian untuk menghadapai ketidaksempurnaan kita, dan untuk mencintai diri kita sendiri dengan tulus ?!

Berserah diri juga mengeluarkan kita dari ikatan penghakiman. Terlalu sering, kita berada dalam kebiasaan menghakimi diri sendiri dan orang lain. Kita menilai dan membandingkan, menciptakan pemisahan yang tidak perlu antara kita dan dunia di sekitar kita. Namun, dengan berserah diri, kita memilih untuk melepaskan penghakiman ini dan menerima orang lain dengan segala perbedaan dan keunikan mereka. Kita memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup mereka sendiri dan hak untuk menjadi apa adanya.

Berserah diri juga merupakan bentuk kepercayaan. Ketika kita mengakui bahwa ada kekuatan yang lebih besar mengendalikan takdir kita, kita melepaskan kebutuhan untuk memaksakan kehendak kita sendiri. Kita menyadari bahwa kita tidak selalu memiliki jawaban untuk segala sesuatu, dan bahwa bagian dari hidup adalah menyerahkan kendali kita kepada kekuatan yang lebih besar. Ini adalah latihan dalam menemukan keseimbangan antara usaha keras dan kepercayaan.

Dalam mengadopsi filosofi berserah diri, kita menemukan kedamaian dalam hidup dan hubungan yang lebih baik dengan diri kita sendiri dan orang lain. Kita belajar untuk hidup dengan bijaksana dan menghargai setiap momen yang diberikan kepada kita. Kita menyadari bahwa hidup ini adalah proses, dan bahwa perjalanan adalah sebagian dari tujuan itu sendiri.

Yuk ?! kita renungkan kata-kata Bijak Friedrich Nietzsche: "Apa yang tidak kita hancurkan akan menghancurkan kita; itu semua tergantung pada seberapa dalamnya kita ingin menjadi bangsawan berpikir." Berserah diri adalah bagian penting dari kehidupan dan pemikiran yang mulia. Kita dapat menerima saat ini tanpa syarat dan penghakiman, karena di dalamnya kita menemukan kebebasan sejati dan kedamaian yang tak tergoyahkan !?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun