Mohon tunggu...
Maylinda Restu Dewanti
Maylinda Restu Dewanti Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya mahasiswi yang sedang belajar saja di bidang psikologi

Hanya manusia yang hobby nya rebahan tapi cita-cita nya tinggi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak: Mulailah dari Hal yang Keciil

19 Juni 2022   20:00 Diperbarui: 19 Juni 2022   20:05 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang akan dilakukan dalam menumbuhkan rasa percaya diri anak? Bagaimana cara melakukan nya? Apakah kepercayaan diri anak akan timbul dengan sendirinya tanpa harus dilatih terlebih dahulu?. Dari sini kita akan paham, menumbuhkan rasa percaya pada anak tidaklah mudah namun bisa dilakukan dari hal-hal yang menurutmu sepele tapi itu bisa menambah rasa percaya diri, mulailah dibentuk sejak dini, agar kelak ketika dewasa anak-anak tidak mudah merasa minder dan putus asa jika dihadapkan dalam situasi apapun.

Apa itu  kepercayaan diri?

Kepercayaan diri merupakan salah satu sifat yang dimiliki dalam diri individu, dengan rasa yakin dan percaya bahwa yang dilakukan seseorang tersebut benar dan sesuai dengan kemampuan yang miliki dalam dirinya. Sehingga dalam menjalankan kehidupan individu tersebut mampu merencanakan dengan sebaik mungkin. Seseorang yang memiliki rasa kepercayaan diri dapat diartikan sebagai individu yang mampu dan percaya mempunya kemampuan tersebut.

Kehidupan yang dipenuhi rasa percaya diri tentunya membawa damapk tersendiri bagi diri si anak. Ia akan  mudah dalam mengekspresikan diri melalui kata-kata (verbal) atau non verbal tanpa takut salah, karena mereka sudah mengetahui kemampuan yang ada didalam diri mereka. Begitu pentingnya kita dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.  Karena istilahnya seperti ini "rasa percaya diri itu tumbuh ketika seorang anak mampu berpikir positif dan percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dan meranggapan bahwa dirinya bukanlah sebuah penghalang".

Rasa percaya diri itu tidak terbentuk dengan sendirinya, ia terbentuk dari proses sosial dan lingkungan yang mengelilinginya. Dengan kata lain, rasa kepercayaan diri itu muncul karena berbagai macam pengalaman yang selama proses pembentukan diri pada saat seorang anak berinterkasi sosial dengan orang lain dan lingkungannya secara baik. Dan rasa percaya diri ini terbentuk juga setelah anak berinteraksi sosial yang dilakukanya dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.

Seorang anak yang memiliki rasa pecaya diri dalam dirinya tentunya akan berbeda dengan anak yang tidak berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki dalam diri seorang anak. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan mampu bekerja secara aktif dan dapat melaksanakan sesuatu hal dengan penuh rasa tanggung jawab serta memiliki rencana terhadap masa depan. Percaya diri merupakan salah satu modal terbesar yang perlunya sebagai orang tua dan pengajar membekali itu semua untuk pengembangan dalam aktualisasi dirinya yang mana hal tersebut mampu mengeksplor kemampuan yang ada dalam diri anak.

Ada beberapa cara untuk membangun rasa percaya diri anak menurut Leman 2000 (dalam (Anggaraeni, 2017) yaitu:

  • Saat anak melakukan sesuatu hal yang membuatmu senang atau bangga, katakan lah apa yang dilakukannya 'luar biasa'
  • Berilah beberapa pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik dan benar, ini bertujuan agar anak mampu dan bisa mempertahakan sikap atau perilaku tersebut agar menjadi suatu kebiasaan atau habit dikemudia hari, dikarenakan sudah merasa bahwa yang sedang dilakukannya benar dan didukung oleh orang sekitar.
  • Jangan segan memberikan pujian terhadap anak didepan teman-temannya maupun di depan keluarga terdekat, ini bertujuan agar anak merasa bahwa kemampuan yang dimiliki mampu membuat orang lain dan orang terdekatnya bangga.
  • Mengajari anak untuk membentuk cara berpikir yang positif tentang apa yang ada didalam dirinya, ini bertujuan agar anak bisa melakukan sesuatu dengan positif dan bisa menjalani kehidupan dengan penuh rasa percaya diri yang positif juga.
  • Hindari kritik yang menjatuhkan dan mempermalukan anak, terkadang orang tua tidak sadar apa yang dilakukan dan diucapkan kepada anaknya akan membuat seorang anak merasa malu atau tidak. Ini membuat lama kelamaan sifat percaya diri yang ada pada diri anak menurun dan menghilang serta hanya menyisakan rasa minder dan malu jika melakukan sesuatu hal dikarenakan takut salah.
  • Mengajari anak untuk membuat keputusan yang bijaksana, terkadang ketika seorang anak memutuskan sesuatu hal. Anak akan cenderung hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirnya dampak apa yang terjadi pada diri orang lain. Untuk itu orang tua perlunya menanaman srasa sikap percaya diri namun juga perlu bijaksana dalam mengambil suatu keputusan.

REFERENCES 

Anggaraeni, M. A. (2017). Penerapan Bermain Untuk Membangun Rasa Percaya Diri Anak Usia Dini. Journal Of Early Childhood and Inclusive Educaion. Volume 1 N, 1--8.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun