Aku menambah kecepatan berlariku, sebab mulai banyak orang yang mengejar di belakangku sambil berteriak, "Maling! Maling!" Aku tidak berani menengok ke belakang untuk memastikan berapa banyak, tapi dari suara sandalnya aku tebak ada sekitar sebelas orang.
Setelah berlari jauh dan memastikan aku berhasil kabur, cepat cepat kulepas masker dan jaket yang kukenakan serta mengganti sepatu dengan sendal yang kubawa di ranselku, agar nantinya jika ada orang orang itu lagi aku tidak akan dikenali.
"Hei, kau Yuna kan?"
Aku tertegun, berbalik badan dan mendapati teman sekelasku, Riana, berdiri dengan tangan kirinya membawa buku tebal, setebal buku kamus bahasa inggris dengan cover berwarna coklat.
"Ada apa?" tanyaku. Ia mendekat ke arahku. mengulurkan tangan kirinya.
"Ini punyamu?"
"Bukan."
"Tapi, ada di kolong mejamu."
Aku menggaruk tengkukku. Buku itu bukan punyaku, jadi aku tidak harus mengambilnya kan? Meskipun aku mencuri barang orang, tapi untuk buku ini beda kasus.
"Ya sudah, kau simpan saja dulu bukunya. Aku harus ke tempat les sekarang." kata Riana.
"Kenapa bukan kau saja yang simpan? Itu kan kau yang temukan."