Mohon tunggu...
Maya Oktaviana
Maya Oktaviana Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa semester satu pendidikan bahasa inggris UIN maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

bahasa gaul sebagai identitas kolektif remaja urban

28 September 2025   05:11 Diperbarui: 28 September 2025   05:11 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Latar Belakang

Bahasa sebagai sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, tanpa bahasa manusia akan  mengalami  kesulitan  dalam  berinteraksi  antar sesama. Dalam kehidupan yang masih menghargai nilai-nilai sosial budaya ini, remaja menginginkan adanya pembaruan bahasa yang lebih inovatif dan menyegarkan agar percakapan menjadi lebih dekat atau untuk menjauhkan dari kejenuhan. Perubahan tersebut muncul bersamaan dengan kreativitas remaja itu sendiri dalam penggunaan bahasanya. Mereka menggunakan pemanfaatan variasi bahasa itu sebagai wujud kreativitas (Pangabean & Nabila., 2022).

Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga menjadi simbol budaya dan identitas kelompok. Remaja perkotaan cenderung menciptakan bahasa gaul sebagai penanda generasi yang dinamis, kreatif, dan berbeda dari kelompok lain. Melalui media sosial, bahasa gaul menyebar dengan cepat sehingga menjadi bagian dari budaya populer dan pembentukan identitas kolektif (Zai & Sihite, 2024).

Pembahasan

Bahasa gaul dan Identitas Sosial 

Bahasa gaul muncul sebagai bentuk kreativitas linguistik yang khas pada kalangan remaja. Menurut Damanik dkk. (2025), penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja merupakan upaya membangun gaya komunikasi yang lebih santai, akrab, dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, bahasa gaul berfungsi sebagai "kode sosial" yang menegaskan keanggotaan kelompok dan identitas generasi muda. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.

Putri & Nelfira (2022) menunjukkan bahwa penggunaan bahasa gaul remaja di Padang berbeda menurut gender, namun secara umum berfungsi untuk mempererat solidaritas dan membangun kedekatan emosional. Hal ini sejalan dengan temuan Zai & Sihite (2024) yang menekankan bahwa media sosial menjadi ruang utama berkembangnya istilah-istilah baru yang memperkaya bentuk komunikasi remaja.

Bahasa gaul dan popular

 Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.Bahasa gaul banyak muncul akibat pengaruh budaya populer contohnya music, film, dan konten sosial media. Istilah seperti healing, cringe, atau bestie berasal dari interaksi global dan kemudian diadopsi ke dalam percakapan sehari-hari. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana budaya populer global berbaur dengan budaya lokal, menciptakan bentuk bahasa yang bersifat hibrid (Amalia, Mulyono, & Savitri, 2025). Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.

Dampak penggunaan Bahasa gaul 

Seiring berkembangnya zaman dan adanya perkembanagn teknologi komunikasi menyebabkan  perkembangan Bahasa menjadi pesat. Selain kemajuan teknologi komunikasi ini mendorong evolusi bahasa, tetapi juga menimbulkan isu mengenai eksistensi penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat dan benar. Ini didukung oleh kemunculan situs sosial media di dunia maya yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan sosial media ini memudahkan individu untuk mengikuti perkembangan bahasa yang ada (Azizah, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun