Mohon tunggu...
Maya Lestari
Maya Lestari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Manusia penuh pertanyaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sketsa Gadis Tidak Percaya Diri

11 Februari 2023   22:35 Diperbarui: 11 Februari 2023   23:05 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ardian, kau tahu? Saat seseorang menjadi cantik, hidupnya menjadi lebih mudah. Dunia hanya berputar pada orang-orang dengan fisik yang rupawan, sementara aku jauh dikatakan demikian. Coba katakan dalam kacamata seorang laki-laki, bukankah kau menyukai seorang perempuan berwajah cantik, kukatakan bila kau bukan pemuja ketampanan kaum sejenismu."

"Radya, itu memang benar. Tapi bukan hanya itu, apa memang kaum kami serendah itu dalam bilik kacamatamu sebagai seorang perempuan?" Ada sedikit rasa tidak terima ketika dia berani menjelekkan bagian dari diriku.        

Belum sempat, belum sempat dia membalas lagi aku segera meneruskan.

"Radya kamu cantik. Cantik dengan isi otakmu yang berisi, aku menyukai segala hal apa yang kau katakan sebagai hasil dari buah pemikiranmu. Bagaimana kamu berpikir dan bagaimana cara kamu berbicara. Kecuali dengan ini, aku membencinya. Seolah yang tadi hanyalah sebagai omong kosong yang menguap dari mulutmu. Kau cantik, Radya! Bagaimana kamu peduli dengan hal-hal yang semua orang bahkan tidak menaruh peduli, tapi kamu melakukannya."

Meski tak sempat aku perhatikan, tetapi Radya langsung terdiam, ekspresi terkejut jelas tergambar dalam roman mukanya.

"Aku tak menduga kau bisa mengatakan hal-hal seperti itu!"

"Kotak itu! Kotak yang kuberikan padamu, tapi sampai saat ini kau belum membukanya. Itu aku, aku juga yang menaruh hati padamu."

"Ya, kuakui aku memang terpikat dengan kecerdasan milikmu, namun bila aku boleh jujur. Aku tenggelam dalam dasar danau matamu yang aku pikir paling indah itu. Kamu cantik, Radya! Saking cantiknya kupikir aku rela mati tenggelam dalam air danau milik matamu dan terhunus tatapan tajam sorot matanya!" Yang aku tahu dengan benar, Radya tersipu dengan wajah memerah malu. Manis sekali. Aku harap dia membalas perasaanku.

"Seseorang benar-benar menyukaiku?" Aku mengangguk mantap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun