Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menebak Pola Pikir (Mungkin) Keliru WNA, Untuk Mengistimewakan Diri

19 Januari 2021   21:37 Diperbarui: 19 Januari 2021   21:42 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengalaman Dijajah

Tak dapat dipungkiri bahwa bangsa ini berabad-abad lamanya dijajah oleh bangsa asing. Dimulai dari masa pendudukan Portugis atau Portugal hingga Jepang, semua datang dan memorakmorandakan tanah air tencinta. 

Banyak korban nyawa, harta benda, kekayaan alam, dan lain sebagainya yang mereka renggut dari perut tanah pertiwi ini. Berkat perjuangan seluruh bangsa Indonesia, akhirnya kemerdekaan dapat diraih dan bebaslah bangsa ini dari para penjajah.

Selepas bangsa ini merdeka dari bangsa penjajah, tidak sertamerta berakhir pula campur tangan asing dalam perjalanan hidup bangsa ini selanjutnya. Negara ini terus menerus menerima bangsa asing untuk datang dan turut campur tangan dalam segala hal.

Selain itu, dengan berbagai macam tujuan, bangsa ini terus didatangi para warga asing hingga saat ini. Menjadi pertanyaan adalah apa yang ada di dalam benak mereka ketika para WNA itu wara-wiri di tanah air kita ini?

Pengalaman Bertemu WNA Semasa Kecil

Masih teringat dengan jelas bagaimana saya pertama kali bertemu dengan Warga Negara Asing ketika masih kecil di kampung halaman dahulu. Mereka datang dengan membawa mobil wah dan hadiah-hadiah penarik hati anak-anak seperti permen. 

Kedatangan mereka disambut dengan gembira warga sekampung. Kami berlari-lari kecil entah dari samping atau dari belakang mobil yang ditumpangi, mengiringi perginya menuju suatu tujuan yang tak jelas. 

Setibanya di kampung, mobil itu dipegang-pegang, dielus-elus penuh kekaguman bercampur heran, bahkan dipandang lekat-lekat. Ketika permen dikeluarkan dari saku baju atau saku celana untuk dibagi, semua kepala anak-anak tertunduk malu tetapi dalam hati berharap untuk mendapatkannya. 

Kami menerima dengan senang hati walaupun sebenarnya orangtua kamipun mampu membelinya di warung-warung tetangga. Anak siapa yang tak riang hatinya menerima sesuatu dari orang asing?

Setelah babibubebo dengan para tetua kampung, mereka kembali entah kemana, dengan iringan lari-lari kecil dari bocah-bocah polos yang tak tahu apa-apa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun