Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menerapkan Pola Duduk Per Keluarga di Tempat Ibadah

21 September 2020   13:00 Diperbarui: 21 September 2020   13:05 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak Mengandalkan Iman Yang Mati

Tempat ibadah merupakan sarana khusus yang disediakan oleh pemeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu untuk bersyukur dan memuji Allah yang diimani. Di sana, datang, bertemu, dan berkumpul, beragam manusia dari berbagai macam latar belakang dengan aktifitas hidup sehari-hari yang berbeda-beda. Perlu diawasi adalah dalam seluruh keberagaman dan kesibukan untuk menunaikan pekerjaan atau aktifitas hidup sehari-hari  yang berbeda-beda itu, tidak ada seorangpun yang tahu dengan siapa saja seseorang berelasi dan berkomunikasi. Hanya karena iman yang satu dan sama, himpunan itu ada, tanpa mengenal secara lebih baik kondisi kesehatan masing-masing.

Virus Corona dengan daya tular yang begitu mudah dan cepat, mengharuskan semua orang untuk membatasi diri dalam berbagai hal terutama bersentuhan, berelasi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Satu orang yang terjangkit, siapapun yang ada di sekitarnya terkena imbasnya. Sejauh ini, tempat ibadah tercatat juga sebagai sarang penyebaran bibit-bibit virus mematikan itu. Cukup banyak tempat ibadat yang kemudian harus mengambil kebijakan untuk meniadakan  kegiatan-kegiatan keagamaan.

Selain karena kurang memperhatikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, terdapat juga alasan yang sangat naif dari kalangan pemeluk agama tertentu yang kemudian diketahui terkena dampak Covid-19. Alasan yang dimaksud adalah "mengandalkan iman kepada Allah". Dengan bermodal "iman di bibir" kepada Allah tanpa ditunjukkan dengan tindakan nyata seperti mengikuti protokol kesehatan, banyak kalangan yang berpikir bahwa itu sudah cukup bagi Allah untuk membebaskan dan menyelamatkan mereka dari bahaya serangan Covid -19. 

Memaknai "Beriman Kepada Allah" Dalam Konteks Pembatasan Penyebaran Covid-19

Beriman kepada Allah berarti menyerahkan seluruh diri kepada penyelenggaraan Allah itu sendiri. Akan tetapi itu tidak berarti bahwa iman itu hanya didengungkan dalam hati apalagi sebatas diucapkan di bibir. Beriman kepada Allah tidak hanya ditunjukkan dengan berdoa kepadaNya dan memohonkan perlindungan, pemeliharaan, dan jaminanNya dalam berhadapan dengan suatu situasi tertentu. 

Iman kepada Allah itu harus hidup dalam artian bahwa harus ditunjukkan melalui tindakan nyata dari setiap orang yang mengucapkannya. Beriman bukan hanya sebatas berteriak-teriak bahwa kita ber-Tuhan dan ber-Allah agar semua orang tahu tanpa bukti. Kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman kepada Allah, alangkah membanggakannya, kalau itu perlihatkanlah lewat tindakan konkret. 

Dalam situasi seperti saat ini, beriman kepada Allah berarti mengikuti protokol kesehatan seperti, memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, memelihara daya tahan tubuh, dan lain sebagainya. Kalau kita melakukan semua hal yang sudah ditetapkan maka, tanpa berteriak-teriakpun, semua orang akan tahu bahwa kita itu adalah orang yang beriman. Allah sendiri yang melihat iman kita yang besar itupun, akan membebaskan dan menyelamatkan kita. 

Untuk dapat menikmati keselamatan Allah, perlu dan penting adanya kerja sama, antara pihak manusia dengan pihak Allah itu sendiri. Allah tidak bekerja sendirian untuk mendatangkan semua yang baik bagi manusia. 

Kita boleh saja berdoa kepada Allah setiap saat untuk meminta rejeki, tetapi kalau tidak ditunjang dengan berpeluh keringat dan bercucuran air mata untuk bekerja, sama saja dengan bohong. Tidak akan ada uang, makanan, minuman, dan lain sebagainya yang tiba-tiba diturunkan Allah dari langit tanpa bekerja.

Duduk Perkeluarga Di Tempat Ibadah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun