Mohon tunggu...
Maxi Gepa
Maxi Gepa Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa fakultas Filsafat Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.

Menulis dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bagaimana Menciptakan Hubungan Ideal Tanpa KDRT

8 Februari 2023   14:46 Diperbarui: 8 Februari 2023   14:54 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan seputar bagaimana menciptakan hubungan yang ideal sehingga tidak menimbulkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan pertanyaan yang sering diutarakan oleh banyak pasangan. KDRT merupakan fenomena umum yang sering terjadi di Indonesia maupun di luar negeri. Entah apa yang sedang terjadi dengan mereka yang menjadi pelaku KDRT tersebut.

Apakah mereka belum memiliki pemahaman lebih jauh mengenai kehidupan berumah tangga yang baik? Atau mereka sudah memiliki pemahaman yang baik, tetapi sulit mengejawantahkan pemahaman tersebut ke dalam kenyataan? Boleh jadi karena pengelolaan emosi yang belum stabil antara keduanya, sehingga berujung ricuh.

Hubungan yang awalnya manis dan dibangun dalam nuansa cinta rupanya belum bisa menjamin keberlangsungan hubungan yang setia dan bertanggung jawab untuk selanjutnya. Kadang istilah "anget-anget tai ayam" tepat juga untuk menggambarkan realitas percintaan dewasa ini. Orang begitu romantis dan menggebu-nggebu hanya pada awal hubungan, kemudian dingin-dingin saja.

Baca juga: Serupa Kereta Kayu

Kata cinta sering dipahami secara dangkal, sehingga banyak pasangan yang akhirnya harus mengakhiri hubungan mereka dengan berbagai macam alasan. Bahkan ada yang menganiaya pasangannya dengan alasan keras kepala, cemburu, tidak bertanggung jawab, tidak setia dan masih banyak lagi.

Menjalin hubungan cinta kasih dengan pasangan harus dilandasi rasa memiliki dan saling pengertian satu sama lain. Seorang pria atau wanita yang memahami keadaan pasangannya akan menjalani hubungan dengan baik, karena ia tahu mengapa pasangannya keras kepala? Cemburu? Tidak bertanggung jawab? Atau apapun itu.

Bagaimana pria atau wanita yang menjadi pasangan kita dapat memahami kita? Keadaan saling memahami dapat diwujudnyatakan dengan keterbukaan untuk mengomunikasikan segala sesuatu yang dirasakan. Jika ada hal yang dirasa mengganggu dan kurang berkenan di hati, ungkapkan itu! jangan memendamnya lalu menunjukkan sikap-sikap yang tidak pantas dan penuh kecurigaan kepada pasangan, yang akhirnya memicu terjadinya perpecahan.

"aku mencintaimu sayang, aku tidak bisa hidup tanpamu, kata-kata sangat terbatas untuk mengungkapkan kesempurnaanmu, aku mencintaimu selamanya, dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang boleh jadi ada dalam pengalaman percintaan kita masing-masing".

Baca juga: Kapela

Ada begitu banyak ungkapan-ungkapan romantis yang sering diucapkan seorang pria kepada kekasih hatinya untuk meyakinkan sang kekasih bahwa dirinya sangat mencintai kekasihnya. Mulut pria begitu ringan untuk mengucapkan janji kasih dan kata-kata manis untuk pujaan hatinya, hingga hal esensial berhubungan dengan kesanggupan dirinya menjadikan itu sebagai kenyataan kerap tidak lagi diperhatikan.

Pria yang bertanggung jawab dan konsisten akan berjuang untuk setia dan berpegang teguh pada kata-kata yang telah ia ucapkan. Kalimat "aku mencintaimu sayang" akan diejawantahkan sang pria dalam sikap hidup, tutur kata dan tindakkan yang ia tunjukkan sehari-hari dalam kebersamaan.

Pria yang setia akan berjuang untuk bertahan "mati-matian", apapun yang terjadi setia pada kekasihnya harga mati. Setia dengan pasangan berarti selalu berjuang mencari solusi atas persoalan-persoalan yang dijumpai. Keyakianan akan selalu ada solusi dan jalan damai atas setiap persoalan harus selalu dijunjung tinggi.  

Friedrich Nietzsche, seorang filsuf hebat yang berasal dari Jerman pernah mengungkapkan demikian: "Ke mana pun aku pergi, selalu mengikutiku seekor anjing yang bernama ego". Ungkapan ini mau menunjukkan betapa ego melekat erat panda diri manusia. Ego yang berlebihan akan berdampak buruk pada relasi kita dengan orang-orang yang berada di sekitar kita --bahkan orang yang kita cintai sekalipun.

Orang yang egois adalah orang yang mementingkan dirinya secara berlebihan. Individu yang mementingkan diri secara berlebihan akan membuat dirinya cenderung mengabaikan orang-orang yang berada di sekitarnya. Tindakan mengabaikan adalah tanda ketidakpedulian dan tidak menghargai.

Pria atau wanita mana yang mau keberadaannya tidak dihargai oleh pasangannya. Keberadaan saja tidak dihargai, bukankah cinta terlalu istimewa untuk hadir di antara mereka? Semua manusia membutuhkan penghargaan dan cinta dari sesamanya, apalagi pasangannya. Dengan demikian jelas bahwa menghargai harus dilanggengkan demi romantisme cinta yang lebih lanjut.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terjadi karena masing-masing orang mementingkan dirinya secara berlebihan atau egois. Bagaimana suatu keterbukaan dan pemahaman yang menyeluruh bisa lahir di antara mereka yang egois? Orang yang egois kerap tidak menerima kebenaran lain yang berada di luar dirinya.

Oleh karena itu, menanggalkan sikap egois adalah upaya mengumandangkan Say No to KDRT yang adalah kewajiban setiap individu. Suami memukul isterinya boleh jadi karena ego sang suami yang tidak peduli dengan penjelasan isterinya, hal yang ada dalam kepalanya adalah: 'isteri salah dan harus dihukum'. Atau justeru sebaliknya, isteri terlampau egois dan tidak meghiraukan apa yang disampaikan oleh suaminya, kemudian membangkitkan amarah sang suami yang berujung kekerasan.

Jika selama ini kita kurang berbagi kasih kepada sesama, maka di Bulan Kasih Sayang ini marilah kita mulai membagi kasih kepada siapa saja yang berada di sekitar kita, apalagi orang-orang yang kita kasihi. Kita dapat menunjukkan bahwa kita mengasihi mereka dengan cara kita masing-masing.

Sikap saling menghargai harus tumbuh dan berkembang dalam diri setiap pria dan wanita. Pria tidak boleh menganggap dirinya (superior) lebih hebat daripada wanita, sehingga pria merasa bebas memperlakukan wanita sesuka hatinya.

Mengasihi dengan hati yang tulus adalah intensi personal yang harus hadir dalam lubuk hati kita masing-masing, sebelum kita menuntut untuk dikasihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun