Mohon tunggu...
Maximilian Bima
Maximilian Bima Mohon Tunggu... Penulis - 7-8-2002, Born and Raised in semarang

Hanya seorang yang suka berkreasi dalam imajiansinya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Am I? My Past (Vica) (7)

15 Mei 2019   19:00 Diperbarui: 15 Mei 2019   19:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Untuk sejenak aku sempat memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Ayah, aku tahu alasan mengapa ayah selalu menuntutku dan David seribu macam hal, ia tahu supaya kami mendapatkan masa depan yang terjamin, masa depan dimana kami tidak perlu memikirkan tentang kesusahan hidup.

"Aku tahu Jared, tapi bukan berarti semua akan berjalan sesuai dengan yang kau inginkan bukan?, masih ingat apa yang terjadi saat kau melamarku. Jika bukan karena aku yang meninggalkan segala hal terbaik yang bisa saja kudapatkan, mobil, rumah, uang, bahkan laki-laki yang lebih tampan dan pintar dari kau. Tapi semua itu kukorbankan supaya aku bisa bersamamu."

WoW, aku sempat terkejut saat ibu mengatakan hal itu, jujur saja aku tak pernah bertemu dengan kakek dan nenek dari ibu, sebab ibu tak pernah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. Setiap kali ku bertanya ibu hanya berkata "Mereka sibuk" atau "Mereka tidak bisa menemui karena...." entah apapun itu alasannya. Kemudian aku mendengar ibu melanjutkan kata-katanya.

"Aku ingin berada bersamamu karena aku tahu, tidak orang lain yang mengerti dirimu selain aku dan orangtuamu yang sudah tiada, entah apa kakakmu bahkan mengenal adiknya sendiri, tapi aku yakin dari kedekatan kalian, kau sudah dianggap orang asing."

"Patricia, aku...."

"Jared, aku meninggalkan segalnya untuk mu, untuk ku, untuk kita dan anak-anak kita. Kau selalu mengharapkan yang terbaik, karena aku tahu kau tidak ingin segala hal itu berulang kembali ke anak-anak kita. Tapi kalau kau bertindak seperti itu, sama saja kau hanya memakan kata-kata yang baru kau ucapkan."

"Patricia, tolong ak-"

"Tolonglah Jared untuk sekali saja dalam bidupmu, singkirkan lah apa yang kau inginkan, dan coba dengarkan apa yang orang lain inginkan, se-"

Tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang terjatuh, kemudia ibu berteriak "JARED!", tiba-tiba saja jantungku sempat berhenti berdetak, kemudian tubuh ku tiba-tiba berlari dengan sendirinya menuju ke dapur dimana ayah dan ibu berdebat tadi.

Aku melihat ayahku sudah tergeletak di lantai dengan ibuku disampingnya, seperti berusaha membangunkan ayah kembali. Ayahku memang mempunyai sejarah stroke, stress dan beban perkejaan yang selalu menjadi bebannya itu yang mungkin mengakibatkan ayahku terkena stroke. Tapi ayah tak pernah memberitahukan hal tersebut kepada kami semua hingga pada 2 tahun yang lalu. Ia sempat pingsan di depan halte bus, untung saja banyak orang disana dan ia bersedia membantu dan mengantarkannya ke rumah sakit terdekat. Ternyata ia sudah mengalami hal ini selama 4 tahun terakhir. Walaupun kebanyakan dari stroke yang dialami ayah hanya stroke ringan, tapi kami semua takut itu akan memburuk dan mungkin saja merenggut nyawanya. Hingga saat itu kami selalu menjaga ayah sebisa mungkin.

Saat aku mendatangi ibu, ia langsung dengan tanggap melihatku dan berkata. "Vica, panggil kakakmu, cepat!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun