Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyemai Syukur di Bulan Ramadan

11 Maret 2024   09:10 Diperbarui: 11 Maret 2024   10:36 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com


Bulan Syaban telah  berakhir, dan kini kita bersua dengan bulan yang sangat mulia. Bulan yang Allah lipat gandakan pahala dengan seribu kali lipat gandanya, Allah buka pintu-pintu syurga dan Allah kunci pintu-pintu neraka.  Bulan penuh ampunan dan bulan penuh rasa syukur yaitu bulan  Ramadan.

Teringat akan kisah bagaimana Nabi Muhammad Saw, menunjukkan ungkapan syukur kepada Allah, dengan banyaknya ibadah. Suatu ketika Nabi melaksanakan salat malam sampai kedua kakinya bengkak. Saking lamanya ibadah salat yang Nabi Muhammad dirikan. Rasulullah juga termasuk Nabi yang paling banyak melakukan puasa.

Hingga Aisyah berkata, "Kenapa Anda melakukan semua ini wahai Rasulullah? padahal Allah telah mengampuni dosa sebelum dan sesudahnya" Maka Rasulullah menjawab, "Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur". (HR. Bukhari: 4557 dan Muslim: 2820).


Dari satu kisah di atas, sungguh wajar jika Nabi Muhammad menjadi Nabi dan Kekasih Allah. Karena Nabi yang paling banyak bersyukur.
Sebagai Umat Muhammad, selayaknya kita meneladani apa yang dicontohkan Rasulullah. Sebagai manusia yang banyak khilaf dan lemah, tentu saya tidaklah sanggup meneladani ibadah dan rasa syukur Nabi Muhammad, namun di sini, saya ingin meneladani dalam hal bersyukur, sebatas kesanggupan saya.


BERSYUKUR ATAS KEMUDAHAN YANG ALLAH BERIKAN


Berbicara rasa syukur, di awal Ramadan ini, sungguh saya bersyukur diberikan kemudahan sampai pada bulan penuh kemuliaan ini, dan sangat bersyukur diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa.

Loh, belum berlalu satu hari kok sudah bilang diberikan kemudahan menjalankan ibadah puasa?


Iya betul. Saya tidak punya kendala apapun untuk menjalankan awal puasa Ramadan ini, Alhamdulillah fisik sehat, mungkin mereka yang sakit pasti merasakan ujian berat. Alhamdulillah rezeki aman, sahur tidak pusing, persiapan berbuka pun mudah, secara ekonomi dan rezeki in sya Allah mudahkan. Dan masih banyak kemudahan yang lainnya.

Berbicara tentang kemudahan. Saya pribadi punya saudara, yaitu adik yang mengalami ujian dalam menjalani ibadah Ramadan. Kami punya kisah lucu lebih tepatnya memprihatinkan, setiap kali datang bulan Ramadhan.


Setiap kali menghadapi bulan Ramadan, jauh-jauh hari, adik saya ini harus mencari amunisi, amunisi di sini bukan lagi soal perbekalan finansial atau sembako misalkan, dan sejenisnya. Bukan. Namun sesuatu hal yang unik kalo tidak dibilang aneh. Yaitu adik saya harus mengumpulkan tanah kering atau pasir, untuk apa? 

Untuk perbekalan dia sepanjang bulan Ramadan. Karena setiap hari, sepanjang dia berpuasa, mulutnya selalu mengeluarkan saliva berlebih dan selalu meludah. Sudah bisa dipahami kan untuk apa fungsi pasir tersebut?


Sepanjang hari,  adik saya  cukup menderita, segala aktivitas terlambat, hanya bisa tiduran, karena dehidrasi dan lemas. Bisa dibayangkan bukan betapa tersiksanya, tidak mudah menjalani Ramadan dengan kondisi demikian.

Nah, maka bukan hal yang berlebihan, saya bersyukur akan kemudahan dan keadaan yang Allah berikan kepada saya. Saya tidak kesulitan seperti adik saya, tidak sakit seperti tetangga dan kerabat saya, hidup nyaman dan aman terlebih tidak hidup seperti saudara kita yang dalam situasi genosida, seperti Palestina.
Ya Allah betapa Engkau Maha Baik.

BERSYUKUR MAKA NIKMATIMU AKAN BERTMABAH

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." Q.S Ibrahim ayat 7.
Dari ayat di atas menjelaskan dua poin penting yaitu bersyukur akan mendapatkan nikmat dan jika kufur maka mendapatkan siksa yang berat.


Sebagai hamba yang ingin menunjukkan rasa syukur  dan sepantasnya terus bersyukur. Di bulan Ramadan kita memiliki banyak peluang dalam bersyukur dan dengan banyak  bersyukur, maka akan menuai pahala berlipat ganda.

Maka saya mencoba untuk berupaya dengan terus mengucapkan "Alhamdulillah" sebagai ungkapan rasa syukur.

Saya selalu mengingatkan diri bahwa sesungguhnya, saat ini serumit apapun ujian dan kesulitan yang Allah beri, tidak lebih berat dari ujian orang-orang di luar sana. Maka teruslah bersyukur dalam kondisi apapun agar Allah semakin memudahkan nikmat.

Sementara ketika saya enggan atau berat bersyukur, sesungguhnya saya telah kufur, menutup mata akan kemudahan dan hanya fokus pada kesusahan.

IBADAH SEBAGAI UNGKAPAN RASA SYUKUR


Selain ungkapan syukur secara lisan, perlu juga dibarengi dengan tindakan/diikuti dengan amal konkret yaitu menjalankan ibadah Ramadan dengan baik.

Di dalam bulan  Ramadan terdapat berbagai ibadah, seperti Puasa, tadarus al Qur'an, Sahur, berbuka puasa, shalat Tarawih, Qiyamullail, dzikir, dan seterusnya sampai keistimewaan lailatul Qadr.

Sesungguhnya semua amalan di atas, merupakan wujud konkret akan ungkapan syukur kita kepada Allah Swt. Meskipun begitu apa yang kita kerjakan sebagai bentuk syukur masih belum sebanding dengan nikmat yang Allah berikan.

"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. An-Nahl, 18).

Namun Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil. Ibadah puasa dan lainnya, yang dikerjakan oleh para hamba, akan Allah beri balasan pahala dengan berlipat ganda, bukan saja pahala namun juga  ampunan dan akan bertemu dengan Allah Kelak.

DUA KEGEMBIRAAN BAGI ORANG YANG BERPUASA  


Rasulullah Saw bersabda  "Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya," (HR Muslim).


Sudah terbayang, kegembiraan dan kebahagiaan dirasakan hati kita pada saat berbuka. Begitu juga saat tiba Idul Fitri, nah lantas bagaimana dengan saat kita bertemu Allah karena berpuasa? Sebuah kegembiraan yang belum pernah dibayangkan karena memang tidak mampu dibayangkan.  Semoga Allah memilih kita menjadi hamba yang kelak bertemu dengan-NYA.

Dengan demikian, penting untuk direnungkan bahwa tidaklah patut kita menyiakan waktu Ramadan, sementara amalan ibadah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT tak akan mampu mengimbangi nikmat-nikmat-Nya. Mari kita manfaatkan sebaik mungkin bulan penuh kemuliaan ini dengan lebih baik, dengan penuh kesyukuran.

Selamat menunaikan ibadah Ramadan

Ramadan bercerita 2024.
Ramadan bercerita 2024 hari ke-1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun