Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Larut dalam Keagungan Masjid Tuban

4 Maret 2015   19:38 Diperbarui: 11 September 2016   12:35 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14254464051235792308

Setelah menempuh perjalanan sejauh lebih kurang 100 kilometer akhirnya sampai juga saya di Kota Tuban. Sungguh lega rasa hati ini bisa memasuki gerbang kota berjuluk “Bumi Wali”. Dari Desa Baureno, desa pertama di wilayah Tuban, saya masih harus berkendara lagi sekitar 20 kilometeran untuk bisa sampai ke pusat Kota Tuban. Kota Tuban di Jawa Timur terletak di pantai utara Pulau Jawa (Pantura). Kota ini sangat terkenal dengan produksi air legen dan tuaknya.

Selain Gresik dan Lamongan, di Kota Tuban juga terdapat pusara beberapa wali, salah satu yang terkenal bernama Sunan Bonang. Kompleks makam Sunan Bonang berada tidak jauh dari Alun-alun Tuban. Di sebelah barat Alun-alun Tuban berdiri dengan megahnya sebuah masjid bersejarah. Masjid itu kini bernama Masjid Agung Tuban. Menurut catatan sejarah, Masjid Agung Tuban ternyata sudah ada sejak tahun 1460. Saat itu Tuban dipimpin oleh bupati Raden Ario Tedjo.

Di masa kepemimpinan Raden Tumenggung Kusumodigdo, pada kurun waktu 1894 an, Masjid Agung Tuban mengalami renovasi kembali. Seorang arsitek berkebangsaan Belanda, Toxopeus sangat berjasa dalam pembuatan rancang bangun masjid ini.

Masjid Agung Tuban kembali mengalami perombakan, mulai 1985 hingga tahun 2004. Upaya renovasi dikeluhkan oleh sebagian kalangan di BPCB (Balai Pelestarian Bangunan Cagar budaya) Trowulan Mojokerto sebab bangunan kuno masjid nan antik yang harusnya dipertahankan malah dihancurkan.Untung saja bagian depan masjid masih tetap bertahan hingga sekarang. Bangunan masjid yang baru memang luar biasa bagusnya. Khabarnya disain Masjid Agung Tuban yang baru mengadopsi dari beberapa masjid terkenal di luar negeri.

Belum masuk waktu Sholat Dhuhur, saya sudah berada di masjid ini. Terlihat sebagian pengunjung memasuki masjid. Mereka adalah para peziarah makam Sunan Bonang yang juga kagum dengan arsitektur bangunan masjid. Rasa penasaran juga menghinggapi diri saya. Bersama para pengunjung lain kami semua memasuki bagian dalam masjid. Wow Masjid Agung Tuban memang luar biasa. Pantas dinamakan masjid agung karena selain megah, gaya arsitekturnya juga anggun dan unik. 

Rangkaian lampu kuno terpasang menggantung di tengah ruangan sebelum mihrab. Sementara jam westminster yang kuno dan antik itu menjadi pemercantik di sebelah tempat imam berdiri. Di sebelahnya lagi terdapat mimbar dari kayu berukir sebagai tempat khotib (penceramah) menyampaikan khotbahnya (ceramah).

[caption id="attachment_400830" align="aligncenter" width="400" caption="Tempat air mancur yang sewaktu-waktu terpancar "][/caption]

Di bagian luar Masjid Agung Tuban bisa pengunjung saksikan berjajar pepohonan palem raja. Pada waktu-waktu tertentu air mancur yang cantik juga terpancar di halaman masjid ini. Pokoknya Masjid Agung Tuban memang tampil beda!



Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun