Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jembatan Sawunggaling Jadi Ikon Keren di "Kota Buaya"

22 Juni 2021   11:47 Diperbarui: 22 Juni 2021   16:44 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah ilustrasi, kawasan pipa air Wonokromo depan TIJ pada malam hari sebelum dilakukan pembangunan Jembatan Sawunggaling Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Kabarnya nih, jembatan ini dibangun dengan maksud untuk mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan Jalan Raya Wonokromo yang selama ini kurang lancar. 

Selain itu juga sebagai objek wisata murmer bagi warga dan Arek-arek Surabaya dan sekitarnya. Disamping sebagai upaya dalam meningkatkan dinamika (pertumbuhan) ekonomi melalui Terminal Intermoda Joyoboyo dan Kebun Binatang Surabaya. 

Mereka yang melaju dari arah Jalan Raya Wonokromo dan hendak menuju Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dan kawasan Jalan Gunungsari bisa langsung lewat jembatan ini. 

Tentang Jembatan Sawunggaling 

Jembatan Sawunggaling diresmikan penggunaannya pada tanggal 1 Mei 2021 yang baru lalu. Jembatan ini dibangun atas prakarsa Walikota Surabaya, Tri Risma Harini yang menjabat periode 2016 sampai 2020. 

Duluu.., sebagian warga Surabaya dan mungkin juga daerah-daerah di sekitarnya sempat memberikan stigma negatif pada kawasan Wonokromo ini.  

Cerita mistis tentang keberadaan siluman buaya putih dan Mbah Kalap di Pintu Air Jagir dan Kali Jagir Wonokromo Surabaya. 

Baca juga : Pintu Air Jagir di Malam Hari, Memesona

Terminal angkutan perkotaan Joyoboyo (sebelum dibangun TIJ) yang dikenal banyak korak (preman) nya. Pasar Wonokromo (sebelum dibangun Darmo Trade Centre) yang identik dengan aksi para pencopet yang siap mengintai. 

Di dalam area Stasiun Kereta Api Wonokromo yang sebelum pembaruan manajemen dan digitalisasi, banyak berdiri warung remang-remang. 

Roda zaman berputar, dengan semakin gencarnya pencerahan kini  semuanya sudah berubah menjadi lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun