Berita tentang pembobolan NIK ini dimuat di harian Pagi Jawa Pos edisi 10 April 2018. Selain koran cetak, juga diberitakan di jawapos.com dan media online yang menjadi anak perusahaannya (satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh).
Keesokan harinya, rumah saya juga sempat didatangi reporter JTV untuk meliput perihal pembobolan NIK saya itu (video).
Baca juga : Ngeri NIK Saya Dipakai Registrasi Massal
Kasus penipuan bisnis online yang menimpa mbak YH saya diamkan untuk sementara waktu. Beliau malah menyarankan agar saya lapor ke pihak kepolisian karena bukan tidak mungkin kasus serupa akan muncul lagi.Â
Ternyata kekhawatiran itu muncul lagi. Puasa Ramadan masih berjalan separuh. Ketentraman kami terusik kembali.Â
Tanggal 2 Mei 2021, sekitar jam 21.00 (sembilan malam) rumah saya didatangi anggota kepolisian dari Polsek Wonokromo Surabaya.Â
Malam-malam didatangi polisi tentu menerbitkan rasa takut tersendiri. Kasusnya ialah, ada orang yang tertipu, motornya diambil seseorang dan penipunya menyerahkan nomer HP yang setelah dicek oleh pihak kepolisian ternyata menggunakan data NIK dan KK saya.Â
Setelah kejadian malam itu, tak lama kemudian saya berkirim whatsapp ke beberapa petugas (staf) operator seluler IS yang di tahun 2018 pernah menangani kasus pembobolan NIK saya dan hasilnya sampai detik diterbitkannya tulisan ini tidak ada respon sama sekali.Â
Beberapa staf operator seluler IS itu bernama Pak BPT, Bu AH dan Bu Ppt. Pak BPT hanya menjawab : saya tidak tahu harus berbuat apa. Dia kini bertugas di Madura. Bu AH menjawab : besok saya koordinasikan dengan tim. Sementara Bu Ppt menjawab : saya coba eskalasi dengan atasan.Â
Salah satu staf operator seluler IS yang bernama Bu AH dulu pernah mengatakan pada saya bahwa semua nomer kartu prabayar yang jumlahnya jutaan dan registrasinya menggunakan data NIK dan nomer KK saya sudah di unpaired (dipisah) sehingga aman.Â
Tapi pada kenyataannya saya sekeluarga (anak dan istri) tetap tidak bisa menggunakan data NIK dan nomer KK yang secara resmi dan sah menjadi milik kami.Â