Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan Mangrove Gresik, Miniatur Hutan Mangrove Indonesia

31 Maret 2021   09:41 Diperbarui: 1 April 2021   03:39 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan yang melintasi Kali Mireng, hutan mangrove Gresik (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Sebagai manusia yang hidup di bumi Indonesia tercinta ini, kita patut berbangga hati sekaligus bersyukur karena Indonesia merupakan negara yang kaya-raya meski mungkin hidup kita sebagai rakyat Indonesia itu kurang beruntung. 

Potensi yang dimiliki Indonesia sangat luar biasa, potensi perairan darat dan kelautan, potensi perut bumi, potensi pertanian dan kehutanan serta beragam potensi lainnya.  

Khusus untuk aspek kehutanan, saya tidak hendak menelisik (menyelisik) potensi kayu kehutanan dan industri kayu melainkan potensi hutan bakau (mangrove) yang banyak kita temukan di wilayah pantai Indonesia. 

Kabarnya, hutan bakau yang ada di dunia ini, seperempatnya (25 persen) ada di Indonesia. Data yang dihimpun Spalding et al (1997) dalam Noor et al (1999) menyebutkan bahwa luas hutan bakau Indonesia diperkirakan antara 2,5 sampai 4,5 juta hektar. 

Sementara beberapa negara di dunia lainnya seperti Australia memiliki hutan bakau seluas 0,97 juta hektar, keseluruhan hutan bakau di Nigeria jumlahnya 1,1 juta hektar dan di Brasil luas hutan bakaunya mencapai 1,3 juta hektar. 

Dari keseluruhan hutan bakau yang ada di Indonesia, sepertiganya (1,3 juta hektar) ada di Teluk Bintuni, kawasan pantai sebelah barat daya Papua. 

Lebih lanjut Noor et al (1999) mengatakan bahwa selain memiliki jumlah hutan bakau yang sangat luas, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara di kawasan Samudra Pasifik dan Hindia dengan spesies mangrove terbanyak yaitu 39 spesies dari keseluruhan yang diketahui (202 spesies). 

Manfaat hutan bakau 

Salah satu fungsi utama hutan bakau adalah untuk melindungi kawasan di pinggir pantai dari hempasan air laut (abrasi) selain itu untuk meredam terjadinya gelombang besar (tsunami). 

Jepang merupakan salah satu negara di dunia yang berhasil memanfaatkan hutan mangrove sebagai green belt (sabuk hijau) dalam mengatasi ancaman bahaya tsunami.

Di Indonesia sendiri, sebagian hutan bakaunya telah beralih fungsi menjadi area pertambakan, ini mengkhawatirkan terutama bila tiba-tiba bahaya tsunami datang. 

Dari tinjauan ekologi, keberadaan hutan bakau jelas sangat penting karena menjadi tempat tumbuh dan berkembang berbagai satwa seperti burung, kera, ular, ikan, biawak air, kepiting, udang dan beraneka satwa lainnya. 

Kayu pohon bakau juga bisa dimanfaatkan untuk bahan pewarna, kosmetik dan pastinya untuk kayu bakar. 

Beberapa jenis bakau dan habitatnya 

Ada puluhan bahkan ratusan spesies bakau yang ada di muka bumi ini. Beberapa diantaranya spesies Rhizophora spp yang banyak kita temukan tumbuh di pinggir laut atau pantai (bagian luar) yang lebih sering terkena gempuran ombak. 

Sementara habitat untuk spesies Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata tumbuh dan berkembang di atas tanah lumpur. 

Sedangkan spesies Rhizophora stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian yang relatif jauh dari gempuran air laut (zona yang lebih tenang) tumbuh dan berkembang spesies api-api hitam (Avicennia alba). 

Spesies Rhizophora mucronata, kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) mudah kita temukan di kawasan yang masih tergenang air pasang tinggi. 

Sedangkan di dekat sungai, yang airnya lebih tawar biasa kita temukan nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris), dan bintaro (Cerbera spp.). 

Masuk ke zona lebih dalam, bagian yang lebih kering sering dijumpai beberapa spesies, seperti nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun kecil (Heritiera littoralis), dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha). 

Hutan Mangrove Manyar Gresik 

Jembatan yang melintasi Kali Mireng, hutan mangrove Gresik (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Jembatan yang melintasi Kali Mireng, hutan mangrove Gresik (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Gresik merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang letaknya berada di pantai utara Pulau Jawa (pantura). Selain Surabaya sebagai ibu kota provinsi Jatim yang berjuluk kota Indamardi (Industri Dagang Maritim dan Pendidikan), Gresik juga memiliki sektor perindustrian yang cukup kuat. 

Di antara deru debu dan ingar-bingarnya mesin-mesin pabrik, terdapat secuil area (kawasan) untuk ngadem (berteduh) sejenak bagi warga Gresik dan sekitarnya setelah mereka penat bekerja. 

Nah, secuil area itu berupa hutan mangrove yang berada di Desa Manyar Sidomukti, Manyar-Gresik (Jatim). Masyarakat setempat menyebutnya dengan kawasan mangrove Sungai Kali Mireng. 

Untuk bisa sampai ke lokasi hutan mangrove Kali Mireng, Manyar-Gresik, Anda cukup berjalan kaki atau naik motor dengan jarak kurang lebih satu kilometer dari gerbang bertuliskan "Selamat Datang di Wisata Mangrove Desa Manyar Sidomukti". 

Tak ubahnya hutan mangrove di daerah lain seperti Surabaya dan Jakarta, hutan mangrove Gresik ini juga dilengkapi jembatan penyeberangan yang melintasi Sungai Kali Mireng. 

Awalnya memang masih berupa jembatan sederhana, dari bambu yang dirangkai sedemikian rupa, namun belakangan (sebelum pandemi merebak) ketika kami berkunjung ke sana Bulan September 2019 yang baru lalu, jembatan sudah dibuat dari kayu dengan konstruksi yang kuat dan terlihat lebih menarik. 

Hutan mangrove Manyar Gresik mulai dibuka pada sekitar tahun 2014. Selain untuk menikmati udara segar di tengah rimbun dan teduhnya pohon mangrove, Anda juga bisa memancing ikan di sana. Tempat ini bisa menjadi objek wisata meriah bagi warga Gresik dan sekitarnya saat libur akhir pekan. 

Sebagian masyarakat Desa Manyar yang berprofesi sebagai nelayan tentu saja tak melewatkan kesempatan untuk menjaring ikan di kawasan itu. 

Jembatan menuju kawasan hutan mangrove Gresik (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Jembatan menuju kawasan hutan mangrove Gresik (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Sebenarnya hutan mangrove Manyar Gresik berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata menarik namun masih memerlukan keseriusan dalam pengelolaannya. 

Untuk itu tak menutup kemungkinan adanya dukungan dari pihak luar dalam hal ini pihak swasta dan Pemerintah Kabupaten (pemkab) Gresik selain pemerintah desa (pemdes) setempat. 

Sudah menjadi rahasia umum kalau hutan mangrove di Indonesia mulai beralih fungsi menjadi area pertambakan, pemukiman warga atau kawasan industri. Sebab itu kepedulian atau keberpihakan kepada kelestarian hutan mangrove itu sangat diperlukan. 

Tindakan nyata seperti penanaman kembali bibit-bibit bakau hendaknya secara terus-menerus dilakukan mengingat sedemikian pentingnya keberadaan hutan mangrove sebagai perisai (green belt) dari ancaman tsunami dan sebagai paru-paru (anti polusi) kawasan yang dipenuhi banyak pabrik.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun