Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Ronggolawe, Taman Indah Mengandung Inspirasi Dua Tokoh Hebat

22 Maret 2021   20:41 Diperbarui: 3 April 2021   15:08 3005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung kuda di Monumen Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Sebagai kota metropolis, Surabaya telah di-manage sedemikian rupa hingga terlihat bersih, bebas banjir dan banyak taman. Ruang terbuka hijau atau lahan kosong yang terbengkalai sedapat mungkin difungsikan menjadi taman-taman kota yang indah dan menyegarkan mata. Puluhan taman kota ikut berperan memercantik kota asal klub sepak bola Persebaya itu. 

Bicara soal taman kota, Surabaya memang jagonya. Surabaya yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan itu telah mendulang banyak penghargaan di tingkat nasional maupun internasional berkat keberadaan taman-taman kota yang dikelola dengan sangat baik. 

Ada puluhan taman cantik di Kota Surabaya. Salah satunya ialah Taman Ronggolawe yang terletak di kawasan Jalan Gunung Sari Surabaya. 

Tempat duduk berbentuk angka 0-9 (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Tempat duduk berbentuk angka 0-9 (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Taman Ronggolawe ini terlihat begitu spesial karena di dalamnya juga terdapat sebuah bangunan monumen. 

Seperti taman kota pada umumnya, Taman Ronggolawe juga ditata sedemikian rupa sehingga terlihat bersih, indah dan sedap dipandang mata. Suasana yang nyaman, teduh dan segar menjadikan paru-paru kota ini sebagai tempat yang pas untuk sarana rekreasi dan relaksasi bagi warga Surabaya khususnya yang tinggal di kawasan Gunung Sari dan sekitarnya.  

Siapakan Ronggolawe dan Djatikusumo itu? 

Taman ini mengadopsi nama "Ronggolawe" (Ranggalawe), seorang panglima perang pada awal-awal berdirinya Kerajaan Majapahit. 

Beliau berjasa membantu Raden Wijaya (pendiri atau raja pertama Majapahit) dalam babat alas Desa Tarik (ada yang menyebutnya Desa Terik, Mojokerto) hingga berdiri Kerajaan Majapahit yang sempat berjaya di nusantara itu. 

Jalan untuk refleksi (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Jalan untuk refleksi (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Dengan gagah berani sambil menunggang seekor kuda bersama pasukannya Ronggolawe berhasil menaklukkan pasukan Jayakatwang (Kerajaan Kadiri) dan bala tentara Kubhilai Khan (Kerajaan Mongol).  

Sayangnya kiprah panglima perang yang gagah perkasa itu tidak berlangsung lama. Menurut catatan sejarah, akibat tipu muslihat dan hasutan yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam istana sehingga beliau harus tewas meregang nyawa secara tragis setelah terjadi pertempuran sengit melawan Kebo Anabrang. Kini pusaranya bisa kita kunjungi di Tuban (Jawa Timur). 

Ronggolawe memang sudah lama tiada namun daya juangnya patut kita jadikan teladan. Semangat Ronggolawe juga menjadi inspirasi bagi gerak perjuangan TNI dalam mempersatukan bangsa dan tanah air. 

Monumen Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Monumen Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Monumen Ronggolawe diresmikan oleh Letjen. Purnawirawan Djatikusumo pada tanggal 11 November 1985 dan terbuka untuk dikunjungi masyarakat luas.

Ronggolawe memang sosok yang luar biasa namun Letnan Jenderal Purnawirawan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Djatikusumo juga tak kalah hebatnya. Beliau merupakan tokoh yang sangat berjasa bagi bumi pertiwi tercinta ini. 

Di salah satu dinding Monumen Ronggolawe terdapat tulisan yang berbunyi sebagai berikut :  

Monumen Ronggolawe dari kejauhan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Monumen Ronggolawe dari kejauhan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Bunyi kalimat di salah satu dinding Monumen Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Bunyi kalimat di salah satu dinding Monumen Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Ronggolawe

Persada nusantara diwarnai kebesaran. Persada nusantara diwarnai perjuangan. Pernah terukir indah sekelumit, dari perjuangan yang besar.  

Di masa menegakkan panji-panji Majapahit, Ronggolawe tampil bersama laskar kudanya. Derap tapak kuda menggema bersatu bersama divisi Ronggolawe. Derap tapak kuda menggema bersama Ronggolaweku di seluruh persada nusantara.  

Surabaya, 11 November 1985
Letjen TNI Purn. Djatikusumo
Mantan Panglima Divisi V Ronggolawe

Taman Ronggolawe terlihat dari pinggir jalan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Taman Ronggolawe terlihat dari pinggir jalan (Dokumentasi Mawan Sidarta)
GPH. Djatikusumo lahir di Surakarta (Jateng) pada tanggal 1 Juli 1917 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 4 Juli 1992. 

Beliau dikenal sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pertama di republik ini pada kurun waktu (1948-1949).  

Berikut ini beragam jabatan yang pernah beliau pegang, antara lain :  

Ketua BKR (Badan Keamanan Rakyat) Surakarta (1945). Komandan Batalyon I TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi X Surakarta (1945). Perwira Menengah Markas Besar Tentara (MBT) di Yogyakarta (1945-1946). Panglima TRI (Tentara Republik Indonesia) Divisi IV / Panembahan Senopati (1946).

Asik melihat orang bermain futsal (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Asik melihat orang bermain futsal (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Panglima TRI kemudian menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) Divisi V / Ronggolawe (1946-1948). Kepala Staf Angkatan Darat (1948-1949). Gubernur Militer Akademi (MA) Yogyakarta (1948-1950). Ketua Panitia Gencatan Senjata Pusat, Jakarta (1949-1950). Kepala Biro Perancang Operasi Militer, Kementerian Pertahanan (1950). 

Kepala Biro Pendidikan Pusat, Kementerian Pertahanan (1950-1952). Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, Bandung, Jawa Barat (1952-1955). Direktur Corps Zeni Angkatan Darat merangkap sebagai Koordinator Operasi Militer di Sumatra (1955-1958). Ketua Tim Pengatur Penempatan Kontingen Pasukan Indonesia pada United Nations Emergency Forces (UNEF) (1958).

Pengunjung Taman Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Pengunjung Taman Ronggolawe (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Kepala KJRI (Konsul Jenderal Republik Indonesia) di Singapura juga merangkap sebagai Kepala KJRI di Serawak, Sabah dan Brunei (1958-1959). Menteri Muda Perhubungan Darat, Pos, Telegraf dan Telepon pada Kabinet Kerja I (1959-1960).

Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telegraf dan Telepon pada Kabinet Kerja II (1960-1962). Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata pada Kabinet Kerja III (1962-1963).

Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh pada Kerajaan Malaya (1963). Deputi I Menko Hankam / KSAB (1963-1965). Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh pada Kerajaan Maroko (1965-1966).

Asik bermain futsal (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Asik bermain futsal (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh pada Republik Perancis dan Kerajaan Spanyol merangkap Kepala Perwakilan Tetap pada UNESCO (1966-1969). Perwira Tinggi diperbantukan Markas Besar Angkatan Darat (1969-1972). Pensiun (1972).

Anggota Dewan Pengurus Pusat PEPABRI (1973-1992). Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI (1978-1992). Wakil Ketua DPA RI (1979-1983). Anggota Tim P-7 (1978-1992).

Setelah sedikit mengetahui ketokohan Ronggolawe dan alm. GPH. Djatikusumo, kita coba kembali ke masalah taman. Fasilitas apa saja yang ada pada Taman Ronggolawe.  

Sebagai sebuah taman kota, Taman Ronggolawe juga dilengkapi berbagai sarana antara lain wahana bermain bagi warga Surabaya terutama untuk kalangan anak-anak. Ada tempat duduk keren yang dirancang sedemikian rupa menyerupai angka 0 sampai 9.  

Monumen Ronggolawe dengan patung kuda yang gagah berani (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Monumen Ronggolawe dengan patung kuda yang gagah berani (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Taman bunganya juga terawat dan tertata dengan apik. Kabarnya juga dilengkapi dengan instalasi air siap minum. Dan satu fasilitas yang menjadi daya tarik taman ini ialah keberadaan lapangan futsal.  

Agar bisa bermain futsal dengan nyaman dan aman maka pihak pengelola taman memasang lapangan dengan karpet (semacam rumput sintetis). Wah..bisa dibayangkan kalau Arek-arek Suroboyo nanti bisa bermain "bal-balan" (sepak bola) dengan asiknya.  

Rumput sintetis didisain "selang-seling" dengan warna hijau tua dan muda sehingga terlihat persis lapangan futsal berkelas.  

Tak jauh dari Taman Ronggolawe terdapat terminal angkutan perkotaan yang cukup melegenda di kota buaya Surabaya yakni Terminal Joyoboyo. Nama Joyoboyo (Jayabaya) sendiri diadopsi dari nama Raja Kediri yang sangat terkenal dengan kemampuannya dalam dunia ramal- meramal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun