Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Beberapa Gedung "Warisan" Belanda yang Disulap Jadi Balai Kota

16 Maret 2021   03:15 Diperbarui: 16 Maret 2021   22:10 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balai Kota Batavia (Jakarta tempo dulu)(Dokumentasi Mawan Sidarta)

Lalu bagaimana nasib gedung balai kota setelah semua aktivitas administrasi pindah ke Jalan Medan Merdeka Selatan?  

Gedung balai kota lama (Taman Fatahillah) difungsikan kembali sebagai kantor Pemerintah Jawa Barat sampai tahun 1942. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini difungsikan sebagai gudang logistik. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini digunakan kembali sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat sampai tahun 1961.  

Pada tahun 1970, bangunan bekas balai Kota Batavia itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang. 

Ketika Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Ali Sadikin, dilakukanlah renovasi menyeluruh terhadap gedung tersebut dan diresmikan penggunaannya sebagai Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.

Balai Kota Surabaya

Surabaya sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta juga memiliki gedung balai kota di mana seorang walikota berkantor di sana.  

Halaman di depan gedung balai kota ini sering dijadikan tempat oleh Pemkot Surabaya dalam menyelenggarakan berbagai even (kegiatan) yang melibatkan segenap warga Surabaya. Kegiatan itu bisa berupa festival kesenian daerah, pameran (expo) dan lainnya.  

Taman di depan gedung balai kota atau yang biasa disebut Taman Surya menjadi tempat meriah bagi warga Kota Surabaya dalam mengisi acara liburan mereka. Pada Minggu pagi atau malam Minggu, tempat ini ramai dikunjungi orang.  

Balai Kota Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Balai Kota Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Menurut catatan sejarah, pada tahun 1916-1921, walikota pertama Kota Surabaya dijabat oleh seorang warga negara Belanda bernama A. Meyroos. Setelah walikota dijabat oleh G.J. Dijkerman, rencana membangun gedung balai kota mulai diwujudkan.  

Air mancur pemercantik Balai Kota Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Air mancur pemercantik Balai Kota Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Gedung yang diarsiteki oleh C. Citroen itu mulai didirikan pada tahun 1923. Sejak tahun 1927 difungsikan sebagai kantor administrasi balai kota. Sebagai kontraktor pelaksanaan yang ditunjuk adalah H.V. Hollandsche Beton Mij. Pembangunan gedung seluruhnya menelan biaya sekitar 1000 gulden.

Taman bunga di Balai Kota Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Taman bunga di Balai Kota Surabaya (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Bangunan gedung balai kota berbentuk persegi panjang dengan panjang 102 meter dan lebar 19 meter. Konstruksinya terdiri dari tiang-tiang pancang beton bertulang yang ditanam. Sedangkan dinding-dindingnya berupa tembok batu bata yang direkatkan dengan adonan semen. Bagian atap gedung terbuat dari rangka besi dan ditutup dengan sirap. Setelah mengalami renovasi berulang kali, diputuskan atap diganti dengan genteng berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun