Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Matoa, Buah Lokal yang Lagi Naik Daun

9 Februari 2021   15:51 Diperbarui: 4 April 2021   05:14 3228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah matoa (dok. Mawan Sidarta)

Menumbuh-kembangkan matoa melalui bijinya hingga memetik hasilnya (panen buah) jelas membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 4 sampai 5 tahun setelah tebar biji. Lain halnya bila tanaman ditumbuh-kembangkan melalui cangkokan, umur 2 hingga 3 tahun, buah sudah bisa dipanen.

Kelebihan menumbuh-kembangkan tanaman dengan biji, tanaman dewasa pohonnya lebih kokoh karena sistem perakarannya lebih menancap dan berkembang sempurna dalam tanah. 

Yang perlu diperhatikan pada saat mencangkok hendaknya cabang diambil dari tanaman matoa dewasa dan berkualitas bagus (berbuah lebat, umur panen pendek, daging buah tebal, manis, kenyal dan ngelontok serta tahan hama-penyakit). 

Sehingga diharapkan tanaman matoa yang baru nanti akan berbuah dengan kualitas bagus persis dengan induknya tapi buah dipanen dalam waktu relatif lebih cepat.

Tips sederhana mencangkok dan membibitkan biji 

Pilihlah salah satu cabang pohon dewasa unggul yang lurus, setelah itu sayat kulit untuk menghilangkan kambiumnya. Tutup sayatan cabang pohon matoa dengan tanah subur yang dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Sebagian praktikan ada yang menambahkan zat perangsang akar (rootone F atau hormon tumbuh lainnya) pada cabang bekas sayatan.


Biarkan cangkokan sampai mengeluarkan akar (2 - 3 bulan). Setelah cangkokan mengeluarkan akar, potong lalu pindahkan ke plastik polybag yang telah diisi dengan campuran tanah gembur (top soil) dan pupuk kandang yang sudah matang.

Untuk proses perbanyakan (budidaya) matoa secara generatif tahap-tahapnya ialah semailah biji matoa yang berasal dari buah matoa yang sudah tua. Biarkan bibit sampai tingginya sekitar 10 - 15 sentimeter, kemudian pindahkan ke plastik polybag. 

Pelihara bibit sampai tingginya mencapai 40 - 50 sentimeter sebelum ditanam secara permanen di lahan yang sudah disiapkan.
Sebaiknya jangan membiarkan terlalu lama tanaman matoa dalam polybag karena ruang tumbuh yang sangat terbatas. Pohon matoa akan tumbuh optimal apabila ditanam di tanah (lahan) secara langsung. 

Buatlah lubang tanam dengan ukuran 50 sentimeter x 50 sentimeter dengan kedalaman 50 -- 60 sentimeter. Isi lubang dengan pupuk kandang matang sampai dua pertiga bagian terisi. Sebelum lubang ditanami, biarkan lubang terlebih dulu selama beberapa minggu hingga 1 bulan agar pupuk kandang meresap sempurna dan kondisi tanah stabil.

Jenis pupuk yang digunakan (patokan sederhana / skala kecil) adalah pupuk organik, TSP (triple super posfat) dan urea, dosis disesuaikan dengan kebutuhan. Atau untuk mudahnya gunakan saja pupuk lengkap NPK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun