Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Cara Sederhana Mempercantik Tembok Luar Rumah Anda

31 Januari 2019   20:39 Diperbarui: 3 Februari 2019   00:30 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok tidak diplester, cukup dicat dan ditempeli tanaman anggrek (dok.pri)

Bagi kalian yang berasal dari Suku Jawa mungkin familiar dengan bunyi pepatah "Ajining rogo soko busono, ajining diri soko lathi (berharganya badan dari pakaian (busana) yang dikenakan sementara berharganya diri ini dari tutur kata dan perbuatan yang dilakukan, red)".

Kini manusia moderen semakin rasional dan hidup dalam zaman serba materialistis bahwa berartinya diri bukan hanya terletak pada tutur kata (Jawa = lathi) dan perbuatan luhur melainkan juga terletak pada aset (harta benda) yang dimiliki oleh seseorang. 

Setidaknya harta berupa rumah tinggal meski itu sederhana namun layak (memenuhi syarat) untuk dijadikan tempat tinggal. Seseorang yang memiliki rumah sendiri dengan yang masih ngontrak tentu nilainya (Jawa = ajining) akan berbeda di mata orang lain, benar kan? 

Tidak perlu tembok bata, cukup pagar besi plus tanaman gantung (dok.pri)
Tidak perlu tembok bata, cukup pagar besi plus tanaman gantung (dok.pri)
Punya rumah sendiri meski kendaraannya cuma sepeda motor sederhana (bukan Harley Davidson lho he..he..) bila dibandingkan dengan rumah masih ngontrak tapi sudah punya mobil sendiri (bukan Mercedes atau mobil mewah lainnya), orang mungkin masih menilai lebih tinggi orang yang sudah punya rumah sendiri meski kendaraannya motor sederhana.

Dapat disimpulkan (ala saya lho) bahwa memiliki rumah itu sangat berarti apalagi untuk zaman seperti sekarang ini di mana harga rumah sederhana di lokasi yang agak terpencil saja sudah mencapai ratusan juta rupiah. 

Tak berlebihan bila para orang tua zaman dulu sering memberikan wejangan (nasehat) kepada anak-anaknya yang bunyinya kira-kira "iso duwe' omah iku aji le'(bisa punya rumah itu bernilai nak, red)". Karena rumah sesederhana apapun bentuknya meski "hanya berbilik bambu, tanpa hiasan, tanpa lukisan, beratap jerami, beralaskan tanah namun semua ini punya kita. Memang semua ini milik kita, sendiri.." (pinjam cuplikan lagu Rumah Kita oleh Ahmad Albar).

Rumah merupakan tempat bernaung dan berlindung para penghuni (anggota keluarga) dari panas dan hujan. Tak sekedar itu, di rumahlah tempat pertama kali para orang tua menanamkan nilai-nilai (moral keagamaan dlsb) kepada anak-anaknya.

Jangan biarkan tembok kosong 

Mereka yang sudah punya rumah sungguh sangat bersyukur kepada Tuhan. Namun di era sekarang ini hidup tidak cukup seperti apa yang digambarkan Ahmad Albar dalam cuplikan lagu berjudul Rumah Kita di atas.

Memang kita wajib bersyukur dengan rumah yang sudah kita miliki namun tidak cukup sampai di situ, tak ada salahnya rumah yang sudah kita miliki itu diperindah (dipercantik) seperti kalau halnya kita mendadani (merias) wajah dan merawat tubuh kita sendiri.

Tembok luar tampak lebih indah bukan dengan tempelan anggrek (dok.pri)
Tembok luar tampak lebih indah bukan dengan tempelan anggrek (dok.pri)
Ada banyak cara (sederhana) bagaimana memercantik berbagai sudut rumah kita. Dinding atau tembok sebelah luar biasanya oleh sebagian pemilik rumah dibiarkan kosong melompong. Meski sang pemilik rumah termasuk orang yang kreatif tapi berhubung kesempatan berada di rumah susah ia dapatkan karena kesibukan yang menyita waktu maka rumahnyapun menjadi kurang terurus. 

Sebaliknya ada juga pemilik rumah yang sebenarnya memiliki banyak waktu luang di rumah sayangnya ia termasuk yang kurang care dan kreatif dengan rumahnya sehingga rumahpun menjadi kurang terurus. Antara kesempatan dan kreativitas harus sejalan dan dimiliki oleh yang empunya rumah agar rumahnya menjadi terurus.

Salah satu cara yang paling sederhana yang bisa dilakukan pemilik rumah agar tembok bagian luar rumahnya (yang masih terlihat susunan batu batanya karena belum diplester) terlihat lebih indah ialah dengan mengecat tembok luar tadi dengan warna-warna cerah tentunya sesuai selera sang pemilik. 

Tembok luar dikeramik, tanaman hias tidak ditempel di dinding melainkan ditempatkan dalam pot (dok.pri)
Tembok luar dikeramik, tanaman hias tidak ditempel di dinding melainkan ditempatkan dalam pot (dok.pri)
Cara yang lebih ribet dan agak mahal ialah dengan memlester tembok luar tadi dengan adonan semen, setelah kering lalu mengecatnya dengan warna-warna yang menggairahkan. Selain dicat tanpa diplester, diplester lalu dicat, tembok luar rumah bisa dipasangi tanaman (anggrek) agar tidak terlihat kosong dan tembokpun menjadi lebih sedap dipandang mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun