Selain makam Sunan Ampel dan istrinya, di dalam kompleks pekuburan juga terdapat makam 2 santri Sunan Ampel yang sangat dikenang dan diteladani peziarah karena semasa hidupnya memiliki kisah yang unik.Â
Sonhaji atau Mbah Bolong (bolong = lubang) misalnya, beliau ini pengikut Sunan Ampel yang memiliki karomah bisa melihat ka'bah dari lubang yang dibuatnya saat menentukan arah kiblat Masjid Ampel.
Kisah tentang karomah Mbah Bolong ini mungkin tidak tercatat dalam sejarah namun digali berdasarkan cerita tutur dari generasi ke generasi. Sejarah bahkan tak pernah mengungkap siapa Mbah Bolong sebenarnya, kapan beliau lahir dan wafatnya, lalu apa perannya dalam perkembangan Islam di Surabaya dan sekitarnya.
Meski demikian sebagian umat Islam meyakini kalau Mbah Bolong memang pernah hidup di zaman Sunan Ampel dan pusaranyapun banyak diziarahi orang.
Lain lagi dengan Mbah Soleh. Murid Sunan Ampel yang satu ini semasa hidupnya bisa mati dan hidup kembali berturut-turut sebanyak 9 kali. Itu sebabnya mengapa jumlah kuburannya ada 9.
Mbah soleh dikenal sebagai juru pelihara, kalau sekarang mungkin sama dengan tukang sapu (cleaning service) Masjid Ampel. Kisah beliau juga digali dari cerita tutur dari masa ke masa. Mengenai kebenaran kisah Mbah Soleh ini hanya Allah sajalah yang Maha tahu. Yang pasti pusaranya juga tidak pernah sepi dari peziarah.