Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Yamaha Mio S 125, "Smart" dengan Performa Seperti Motor "Sport"

18 Desember 2017   10:58 Diperbarui: 19 Desember 2017   05:46 6175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa benar sih gaya (style) hanya milik kaum muda. Kalau memperhatikan kalimat "yang muda yang bergaya", tampaknya memang tak berlebihan kalau gaya itu menjadi dominasi anak muda. Sehingga sah-sah saja bila sebagian orang mengatakan kalau usia muda (kaum muda) itu identik dengan bergaya. Namun anak muda zaman now tentu berbeda dengan gaya pemuda-pemudi tempo dulu. Kesan materialistis sepertinya tak bisa lepas dari gaya hidup anak muda sekarang. Pergi ke kampus, belanja atau sekedar bermain ke rumah teman merasa nggak percaya diri kalau tidak pamer motor kekinian nan keren. Untuk menjawab keinginan masyarakat Indonesia (sebut saja konsumen) khususnya dari kalangan kaum mudanya itu maka hadirlah Yamaha Mio S 125 CC.

Lampu LED dan hazard (dok.pri)
Lampu LED dan hazard (dok.pri)
Ketika pertama kali menyaksikan penampakan sepeda motor ini, jujur saja sungguh di luar dugaan sebab di benak saya sempat membayangkan kalau Mio S ini lebih gahar dan bongsor ketimbang varian Yamaha Mio sebelumnya, seperti Mio M3 125 CC dan Mio Z 125 CC. Namun setelah memperhatikan lebih dalam akhirnya sayapun harus mengakui kalau Yamaha Mio S ini benar-benar handal. Meski sepintas terlihat lebih ramping dari Vario Techno 125 CC (beratnya sekitar 112 kg) dan Suzuki Skywave 125 CC (beratnya sekitar 113 kg) tapi soal performa mesin, Mio S 125 CC yang bobotnya hanya 94 kg itu jelas nggak mau ketinggalan. Bentuk rancang bangun bodi yang lebih kecil (lucu dan cantik), elegan dan futuristik serta dilengkapi dengan fitur-fitur canggih pantas kiranya dijuluki motor kekinian dengan konsep smart and sophisticated.

Disc brake (dok.pri)
Disc brake (dok.pri)
Bila dibandingkan dengan Yamaha Mio Z 125 CC dan Mio 3 125 CC maka Mio S ini memiliki berat yang kurang lebih sama yakni 94 kilogram. Volume mesin (CC) ketiganya juga sama yaitu 125 CC. Bisa dibayangkan dengan bobot yang lebih ringan dari Vario Techno 125 CC dan Suzuki Skywave 125 CC namun volume mesinnya sama-sama besarnya maka Yamaha Mio S  125 CC pun akan melaju dengan kencang pula. Seperti motor-motor produksi Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) lainnya, maka Yamaha Mio S 125 juga menggunakan mesin berteknologi blue core, yaitu teknologi otomotif dimana nantinya akan dihasilkan tenaga yang maksimal untuk pemakaian jangka panjang karena gesekan komponen mesin yang terjadi sangat kecil, suhu dalam ruang pembakaran lebih stabil dan proses pembakarannya juga sempurna serta hemat bahan bakar hingga 50%.

Mesin Handal Lengkap dengan Berbagai Fitur Canggih

Performa mesin yang bekerja maksimal itu terlihat dari teknologi yang diaplikasikan, dalam hal ini Yamaha Mio S 125 CC menerapkan sistem Single Over Head Camshaft (SOHC). Mesin berteknologi SOHC menggunakan 1 camshaft (noken as) yang terletak di tengah kepala silinder (head cylinder). Pada teknologi ini mesin terdiri dari 2 katup (klep / valve) saja. Satu katup bertugas sebagai intake bahan bakar sedangkan katup satunya lagi bertugas mengatur pembuangan gas (exhaust). Karena mesin terdiri dari 2 klep berarti perlu 2 rocker arm pada proses pengaturan buka-tutup klep yang terhubung langsung dengan camshaft. 

Teknologi SOHC memungkinkan mesin bekerja lebih ringan karena hanya menggunakan satu camshaft. Torque (baca torsi) akan bekerja maksimal pada kecepatan rendah, lebih efisien dalam pemakaian bahan bakar dan biaya perawatan mesin tentunya akan lebih ringan. Mereka yang kesehariannya menginginkan kendaraan roda dua yang keren dan Mio S irit bahan bakar maka tak salah lagi, Yamaha Mio S 125 CC lah yang jadi pilihannya.


Prinsip kerja mesin yang terpasang pada Yamaha Mio S 125 CC menggunakan sistem kerja 4 tak (4 langkah) atau istilah asingnya four stroke, langkah pertama adalah proses pengisapan bahan bakar, langkah kedua proses kompresi udara dan bahan bakar dalam ruang bakar dengan penyalaan busi, langkah ketiga dihasilkan tenaga setelah piston terdorong dan langkah terakhir (ke-4) pembuangan sisa pembakaran melalui katup pembuangan. Mesin 4 langkah lebih kuat dan tahan panas, lebih irit dalam pemakaian bahan bakar dan lebih ramah lingkungan karena emisi gas buangan (asap) bisa ditekan seminimal mungkin.

Speedometer dengan Eco Indicator (dok.pri)
Speedometer dengan Eco Indicator (dok.pri)
Meski Yamaha Mio S 125 CC tergolong kendaraan otomatis (matic) namun bukan berarti ia manja alias tidak bandel. Tak ubahnya jenis motor dengan transmisi (persneling / kopling) maupun matic lainnya, Mio S 125 CC juga menggunakan suspensi (shock breaker) roda depan dengan tipe telescopic atau garpu (fork) teleskopik yang berfungsi meredam getaran akibat benturan roda dengan permukaan jalan. 

Suspensi teleskopik sangat cocok untuk jalan atau medan yang tidak rata, terjal atau jalan bergelombang di kawasan perbukitan. Selain itu, suspensi jenis ini dilengkapi peredam yang lentur dan lembut sehingga berkendara tetap terasa nyaman meski membawa orang / barang dengan berat berlebih. Roda belakangnya menggunakan suspensi dengan tipe unit swing dimana mesin Mio S itu sendiri yang bereaksi seperti lengan yang berayun.

Tombol lampu hazard (dok.pri)
Tombol lampu hazard (dok.pri)
Sistem pengereman pada Yamaha Mio S 125 CC sudah menerapkan teknologi canggih dimana roda depan menggunakan rem cakram hidrolik (hydraulic single disc brake). Cara kerja jenis rem ini menggunakan cairan yang berupa minyak rem (brake fluid) yang berfungsi sebagai pendorong kampas rem dalam menjepit cakram (brake line) sehingga roda motor terhenti. Rem jenis ini lebih pakem dan aman ketika pengendara mengerem secara mendadak.

Sedangkan roda belakang Yamaha Mio S 125 CC menggunakan sistem tromol (drum brake) yang lebih fleksibel. Tipe tromol akan efektif bila pengereman dilakukan secara perlahan, namun harus tetap dijaga laju kendaraan karena jenis rem ini akan menjadi kurang pakem saat tromol (kampas rem) terkena air atau tergenang banjir.

Simpel dan elegan (dok.pri)
Simpel dan elegan (dok.pri)
Selain performa mesin yang handal, kualitas ban yang terpasang pada roda turut menentukan performa motor secara keseluruhan. Ban milik Yamaha Mio S 125 CC sudah mengadopsi teknologi tubeless alias tanpa ban dalam. Ukuran ban juga besar (tapak lebar) dengan ukuran velg roda belakang 2,50 inch sementara velg roda depan ukurannya 1,85 inch. Ban berjenis tubeless sangat berguna ketika bocor terkena paku atau benda tajam lainnya, ban masih bisa bertahan tanpa terlebih dulu mencabut paku yang tertancap sampai pengendara menemukan bengkel tambal ban terdekat.

Dokumen YIMM
Dokumen YIMM
Dokumen YIMM
Dokumen YIMM
Dokumen YIMM
Dokumen YIMM
Keunggulan komponen mesin tentu sangat berpengaruh pada performa kerja kendaraan, dalam hal ini Yamaha Mio S 125 CC menggunakan piston dengan proses tempa (forged piston) sehingga lebih padat ketimbang piston yang diproduksi melalui proses cetak. Tak hanya itu, bahan baku pembuatan piston Mio S 125 CC berteknologi Blue Core itu berasal dari Aluminium Silicon (diasil cylinder) diproses dengan teknologi modern nan canggih, piston tadi memiliki keunggulan yakni cepat melepas panas.

Bukan motor keren berkonsep smart and sophisticated namanya bila sistem pengapiannya buruk. Begitu pula dengan teknologi pengapian yang dikembangkan YIMM untuk produknya yang dijuluki "Mio Reborn" itu. Yamaha Mio S mengaplikasikan jenis pengapian paling mutakhir yakni Transistorized Controlled Ignition (TCI). Teknologi ini merupakan penyempurnaan sistem pengapian konvensional yang menggunakan platina dan pengapian jenis Capacitor Discharge Ignition (CDI). 

TCI pada dasarnya merupakan sistem pengapian elektris berbasis transistor dimana fungsi platina digantikan oleh pick up coil (pulser). Transistor pada alat itu bertugas sebagai trigger (saklar elektronik) yang berfungsi memutus dan menghubungkan arus listrik yang telah dipicu oleh pulser. Sedangkan teknologi CDI menggunakan kapasitor sebagai trigger supaya coil memproduksi tegangan tinggi yang nantinya diteruskan ke busi. Tegangan yang dihasilkan sistem TCI (= 300 volt) jauh lebih besar ketimbang tegangan dari pengapian jenis CDI (=250 volt) namun delay ignition timing (waktu pengapian) untuk TCI 0,5 derajad lebih tinggi dari pengapian jenis CDI yang hanya 0,2 derajad.

Tipe busi ternyata menjadi salah satu komponen yang begitu penting bagi Yamaha Mio S 125 CC itu, padahal tidak asal pakai sembarang busi, setidaknya yang telah direkomendasikan oleh pabrik yaitu busi dengan kode CR6HSA. Angka 6 pada busi bertipe CR6HSA menunjukkan tingkat panas busi yaitu semacam koefisien (angka) muai. Semakin tinggi (besar) angkanya berarti semakin mudah proses pendinginannya. Busi akan lebih muda mentransfer panas ke bagian head cylinder. 

Busi dengan kode CR6HSA lebih cocok untuk kendaraan roda dua sehari-hari atau untuk pemakaian jarak jauh dalam waktu yang lama. Sedangkan huruf R pada kode CR6HSA merupakan singkatan dari kata resistor (hambatan / tahanan). Busi dengan resistor lebih pas untuk mesin motor yang mengaplikasikan teknologi digital, dengan tujuan menghindarkan speedometer atau perangkat digital lainnya dari frekuensi yang mengganggu pembacaan sensor digital.

Beberapa fitur baru dari Yamaha Mio S 125 yang tidak ditemukan pada Mio Z 125 maupun Mio M3 125 antara lain keberadaan front lamp (lampu depan) yang sudah mengadopsi teknologi lampu LED (Light Emiting Diode) dan bukan bohlam lagi seperti keluaran terdahulu. Lampu LED terbukti lebih terang dan hemat energi listrik. Terlihat futuristik serta menimbulkan kesan wah karena menggunakan disain reflektor diamond cut. 

Bagian depan juga dilengkapi lampu hazard yang berfungsi sebagai tanda darurat bila sewaktu-waktu motor mogok atau bannya bocor. Keberadaan lampu hazard yang terpasang pada Mio S 125 merupakan wujud ketaatan pabrikan pada Undang-undang nomer 22 pasal 121 ayat 1 tahun 2009 tentang peraturan berlalu lintas. Kabarnya merupakan yang pertama di semua varian matic.

Sebagian pengamat otomotif mengatakan kalau Yamaha Mio S 125 blue core ini menggunakan fitur mirip motor sport, hal itu antara lain terlihat dari holder gas yang menggunakan dua kabel. Dengan teknologi ini memungkinkan pedal gas diputar lebih ringan. Sehingga pengendara terutama para wanita yang menggunakan Mio S ini akan merasa cocok dan nyaman.

Speedometer Mio S 125 juga tampil beda, lebih keren karena dilengkapi teknologi Eco Indicator, suatu penunjuk yang membantu agar berkendara lebih ekonomis, aman dan pastinya nyaman. Dengan mengadopsi indikator irit menjadikan bahan bakar lebih irit 5 - 10% pada kecepatan 20 - 60 km/jam. Tidak percuma menjadikan Mio S 125 sebagai motor kesayangan karena penggunanya akan dimanjakan dengan berbagai fitur canggih. 

Tangki bensin lebih besar dengan kapasitas 4,2 liter sehingga cocok digunakan untuk perjalanan jarak jauh, pengendara tidak perlu khawatir kehabisan bahan bakar karena tangki bisa diisi bensin kebih banyak. Bagasi lebih besar, tentu saja sesuai untuk membawa barang lebih banyak. Bila memarkir motor di area parkir yang luas maka kendaraan akan mudah ditemukan dengan menekan tombol answer back system pada kunci kontak. Pada waktu-waktu tertentu mungkin saja kendaraan perlu dikunci posisi remnya ketika berada di turunan dengan menggunakan teknologi smart lock system.

Informasi yang akurat tentang performa (spesifikasi) mesin memang menjadi indikator utama ketika seseorang hendak menentukan motor merek apa yang akan dipilihnya nanti. Namun hal-hal sederhana seperti pijakan kaki, gantungan barang dan pegangan (handel) belakang tentu tak boleh disepelekan mengingat sejak awal YIMM memang telah menggaungkan konsep smart and sophisticated untuk Mio S 125 itu. Pijakan kaki lebih lega dengan begitu berkendara menjadi semakin rileks dan nyaman. 

Gantungan barang yang terpasang menggunakan sistem capit hal itu terasa lebih aman ketimbang model kait karena pada model kait kemungkinan barang bawaan masih bisa terjatuh. Pegangan pada bodi belakang (belakang bangku) memungkinkan pengendara merasa lebih nyaman ketika menggeser atau menempatkan kendaraannya. Yamaha Mio S 125 yang berteknologi blue core itu semakin memikat penggunanya karena dibandrol dengan harga terjangkau, sekitar 17 jutaan (Dealer Krian - Sidoarjo) serta beragam varian warna mulai spirit red, smart white, strong black dan special green.

Isyana, Sang Brand Ambassador Mio S 125

Untuk menggerakkan atau meningkatkan penjualan suatu produk otomotif atau lainnya tak jarang perusahaan-perusahaan itu memajang profil seorang artis papan atas. Dalam hal ini Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menunjuk Isyana Sarasvati sebagai duta (utusan khusus) atau dinamakan Brand Ambassador untuk motor bermerek Yamaha Mio S 125. Produk yang smart dan keren maka brand ambassadornya harus smart dan keren pula, jadinya klop deh. Pasti YIMM punya pertimbangan tersendiri memercayakan brand ambassadornya kepada Isyana Sarasvati.

Penasaran dengan performa Mio S 125 (dok.pri)
Penasaran dengan performa Mio S 125 (dok.pri)
Perempuan cantik asli Bandung itu selama ini dikenal sebagai penyanyi sekaligus musisi handal. Gadis berambut panjang kelahiran 24 tahun silam itu bukan hanya pintar menyanyi namun juga piawai dalam memainkan beberapa alat musik seperti piano, organ, biola juga saksofon. Masyarakat Indonesia tentu sangat tahu dengan reputasi dan prestasi gadis yang menamatkan sekolah musiknya di Singapura dan Britania Raya itu.

Sebagai seorang idola tentu saja tingkah laku (sepak terjang) Isyana banyak diikuti oleh fans (penggemar) setianya. Termasuk dalam memilih jenis motor untuk aktivitas sehari-hari. Sosok Mio S Isyana sepertinya match sekali dengan spirit Yamaha Mio S 125. Meski diproduksi dan dipergunakan untuk semua kalangan namun kendaraan ini lebih condong kepada segmen pasar kaum wanita yang nota bene menginginkan kepraktisan dan kenyamanan dalam berkendara.

Menjelajah Pegunungan dengan Mio S 125, Siapa Takut?

Banyak kalangan menilai kalau kendaraan (motor) matic memang kurang cocok untuk menjelajah medan perbukitan atau pegunungan. Lalu bagaimana dengan bung, nona muda serta pengguna Mio S 125 lainnya yang kadung demen dunia petualangan gunung atau olah raga mountaineering itu. Apakah passion jalan-jalan ke gunung bareng Mio S 125 menjadi tak tersalurkan (terkendala) gegara performa kendaraan yang seperti itu.

Hendri, teknisi dan sales officer (dok.pri)
Hendri, teknisi dan sales officer (dok.pri)
Hendri, seorang teknisi sekaligus sales officer Dealer Yamaha Motor, Krian -- Sidoarjo, Jawa Timur mengatakan kalau "Mio S 125 seperti produk matic lainnya memang kurang pas untuk jalanan naik-turun di kawasan pegunungan seperti Bromo dan sekitarnya" namun kalau "udah telanjur ngebet karena pengin narsis dengan si dia (Mio S 125, red) ya silahkan yang penting hati-hati" imbuhnya.

Fungsi persneling pada motor bertransmisi bisa menjadi engine brake ketika jalanan menurun tajam. Persneling (gigi 1) akan berfungsi efektif dalam menghambat laju kendaraan selain rem depan dan belakang. Sementara pada kebanyakan motor jenis matic, laju kendaraan bisa diturunkan hanya dengan mengandalkan rem depan dan belakang.

Teknologi Mio S 125 menjawab semua tantangan itu. Disain dan teknologi sudah mengadobsi motor sport, bobot kendaraan lebih ringan dan ramping untuk ukuran di kelasnya sehingga dengan mudah bermanuver. Roda depan-belakang sudah menggunakan ban tubeless tapak lebar. Ban jenis tubeless cocok untuk kawasan terjal, sekaligus mengantisipasi bila sewaktu-waktu tertembus kawat tajam atau paku, ban masih bisa dipakai sambil mencari bengkel tambal ban terdekat.

Suspensi dan rem juga tak kalah dengan motor sport (bertransmisi, red). Rem cakram akan bekerja efektif ketika pengendara motor melewati jalan menurun tajam atau medan berbukit. Namun harus tetap dijaga agar piringan cakram dan kampas rem tidak terlalu panas. Supaya cakram tidak terlalu panas maka kendaraan perlu diistirahatkan sejenak atau dengan mengelap cakram menggunakan kain basah, jika cakram terlalu panas maka kampas rem tidak bekerja normal sehingga menyebabkan rem akan blong.

Menjelajah kawasan pegunungan di mana area sebelah kanan-kiri jalan penuh dengan jurang sebaiknya berkendara dengan ekstra hati-hati. Tak perlu risau sebab Mio S 125 dilengkapi head lamp LED yang sangat terang plus lampu darurat hazard untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu motor mengalami kerusakan ketika berada di atas gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun