Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengagumi Kemegahan Masjid Ampel Surabaya

27 Oktober 2017   03:34 Diperbarui: 27 Oktober 2017   08:17 3915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Jayengrono seolah menjadi pusat kota tua kawasan Jembatan Merah Surabaya. Selain Pasar Pabean, pasar tradisional tertua warisan Belanda itu, masih ada beberapa spot menarik lainnya yang bisa dikunjungi para penikmat sejarah yakni sentra bisnis Kembang Jepun, Museum House of Sampoerna, gedung-gedung tua di sepanjang Jalan Pahlawan, kantor pos besar Kebon Rodjo dan kawasan wisata religi Masjid Sunan Ampel.

Sengitnya pertempuran heroik 10 November 1945 tak pelak menimbulkan banyak sekali jatuhnya korban jiwa bahkan gedung-gedung penting Belanda waktu itu juga tak luput dari amuk massa (gempuran meriam dan mortir) arek-arek Suroboyo.

Dari sekian banyak bangunan kuno di sekitar Jembatan Merah maka Masjid Ampel-lah yang masih selamat dari sasaran senjata Belanda dan sekutunya. Sungguh itu kuasa Illahi. Masjid Ampel merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang merupakan warisan Sunan Ampel atau yang berjuluk Raden Rahmat Rahmatullah. 

Interior Masjid Ampel (dok.pri)
Interior Masjid Ampel (dok.pri)
Sebenarnya sebelum mendirikan Masjid Ampel di kawasan yang kini bernama Jalan KH. Mas Mansyur itu, sang sunan dalam perjalanan syiarnya singgah di kawasan Kembang Kuning atau yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Khairil Anwar, beliau kemudian mendirikan Masjid Kembang Kuning atau Masjid Rahmat. 

Perjalanan dakwah dan syiar terus berlanjut, sang sunan dan para santrinya bermukim kembali di kawasan Peneleh. Di kawasan inilah beliau mendirikan Masjid Jamik Peneleh. Sampai pada akhirnya beliau menetap dengan membangun pesantren dan masjid di kawasan Ampel Denta.

Sebagian masyarakat mungkin hanya tahu kalau tinggalan Sunan Ampel itu hanya berupa masjid yang ada di kawasan Ampel Denta atau yang sekarang bernama kawasan Sasak - Nyamplungan - Mas Mansyur dan sekitarnya. Dua masjid tua yang saya sebut tadi ternyata lebih dulu berdiri dan pastinya usianya jauh lebih tua ketimbang Masjid Ampel.

Pusara Sunan Ampel (dok.pri)
Pusara Sunan Ampel (dok.pri)
Masjid Ampel berdiri sekitar tahun 1421 masehi. Sebagai pendiri masjid dan pejuang Islam, Sunan Ampel dikenal sebagai bapaknya para wali songo(wali sembilan). Gaya arsitektur Masjid Agung Sunan Ampel terlihat sangat menarik. Sebagian rancang bangun interior masjid masih dipertahankan keasliannya seperti saat pertama kali didirikan oleh Sunan Ampel. Tiang-tiang (pilar) penyangga terlihat sangat kokoh, terbuat dari kayu jati berbentuk bundar dengan panjang diameter 60 sentimeter, jumlah tiang sebanyak 16 buah.

Masing-masing tiang tingginya mencapai 17 meter dan terhubung satu sama lain dengan balok jati berukuran lebih kecil. Tinggi pilar itu melambangkan jumlah rakaat dalam sholat lima waktu. Masjid yang menjadi ikon wisata religi Kota Surabaya itu dilengkapi 48 daun pintu.

Masjid Ampel luasnya 1320 meter persegi dimana panjangnya 120 meter dengan lebar 11 meter. Ada 5 gapura kuno dengan ornamen-ornamen indah yang berada di sekitar lokasi masjid, kelima gapura itu bernama paneksen (kesaksian) melambangkan syahadat, madep (menghadap) melambangkan sholat, ngamal (beramal) melambangkan zakat, poso (puasa) melambangkan puasa Ramadan dan munggah (naik haji) melambangkan ibadah haji. Kelima gapura itu menggambarkan Rukun Islam.

Rangkaian lampu Masjid Ampel (dok.pri)
Rangkaian lampu Masjid Ampel (dok.pri)
Sebagai sebuah masjid agung, Masjid Ampel tentu selalu mendapatkan perawatan secara intensif. Lantai masjid terbuat dari bahan marmer berkualitas. Di bagian atas ruangan utama masjid (ruang dengan 16 tiang penyangga) tergantung rangkaian lampu yang wow keren.

Di bagian bawah tiang-tiang penyangga terpasang rak untuk menempatkan kitab suci Alqur'an. Tanpa bedug apalah artinya sebuah masjid begitu pula dengan Masjid Ampel. Ukuran bedug masjid ini sangatlah besar. Menara Masjid Ampel menjulang ke angkasa dengan ketinggian kira-kira 50 meteran. Kabarnya, bangunan menara ini masih asli dengan bagian bawah dilengkapi pintu kayu jati berornamen cantik dipolitur warna coklat mengkilat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun