Pasar Induk Puspa Agro merupakan pasar induk modern terbesar di Indonesia. Pasar yang terletak di kawasan Jemundo – Sepanjang - Sidoarjo ini mampu menampung kurang lebih 5000 stan pedagang. Pasar induk yang menjadi kebanggaan Jawa Timur dan berdiri di atas lahan seluas 50 hektar ini menawarkan berbagai produk pangan, sayur, buah, ikan, daging, ayam potong, palawija dan berbagai produk penunjang lainnya.
Seperti namanya, pasar induk modern yang pernah disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara ini menyediakan berbagai kebutuhan dari sektor pertanian. Masing-masing komoditas pertanian ditempatkan secara khusus pada gedung yang sangat besar. Misalnya gedung yang secara khusus menjual sayur, buah, daging dan beraneka macam ikan.
Di bagian lain pasar induk ini juga terdapat stan-stan yang menjual hewan kesayangan (pet shop). Berbagai kebutuhan sandang seperti pakaian, tas, sepatu dan lainnya juga tersedia secara lengkap di pasar ini layaknya mall saja. Seorang petugas Puspa Agro yang enggan menyebutkan namanya, menerangkan bahwa pasar induk modern ini dibangun dengan tujuan sebagai pusat perdagangan bahan-bahan hasil pertanian, selain itu juga sebagai sarana pendidikan dan wisata berbasis agro.
Seorang pemilik stan buah bernama Darsono menyatakan “stan saya pada hari Sabtu dan Minggu lebih ramai dan laris”. Pak Dar begitu panggilan akrab Darsono ini secara khusus menjual buah pepino. Buah berwarna ungu mirip buah terong yang diyakini berkhasiat obat ini konon mampu menurunkan kandungan gula darah pada penderita hipertensi (darah tinggi).
Pak Dar menambahkan, “pada hari Sabtu dan Minggu, pembeli banyak berdatangan dari dalam dan luar kota. Mereka umumnya para pengulak ada juga pembeli bahan untuk dikonsumsi sendiri. Pasar induk modern Puspa Agro memang dijadikan pusat perkulakan oleh pedagang-pedagang kecil di daerah lain. Namun pembeli rumahan biasa juga tidak sedikit yang berminat mendatangi pasar ini.
Tidak heran bila pada hari-hari tertentu misalnya Sabtu, Minggu atau liburan sekolah pasar ini kelihatan ramai dikunjungi orang. Rukmini, seorang pembeli yang berhasil kami temui mengatakan “bahan-bahan di pasar ini harganya murah selain itu pembeli bisa dengan leluasa memilih barang di pasar ini ".
Rukmini tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya perihal murahnya harga kebutuhan sehari-hari di pasar ini. “Mendingan belanja di sini kebetulan dekat rumah, harganya relatif murah gak usah jauh-jauh ke Surabaya “ begitu imbuhnya.
Rasanya tidak cukup hanya sehari untuk berjalan-jalan keliling pasar ini karena memang sangat luas. Kamipun beristirahat sebentar. Perhatian kami tertuju pada pusat penjualan makanan. Terlihat stan pedagang lontong balap, langsung saja anak kami menarik tangan kami seraya berkata "Papa, perut Rinda laper".
Dengan lahapnya kami menyantap kuliner khas Surabaya ini. Es kelapa muda menjadi minuman yang paling cocok untuk menemani makan siang kami. Selain memulihkan kesegaran badan, air kelapa muda juga berkhasiat sebagai penawar racun sate kerang sebagai lauk lontong balap tersebut. Hari menjelang sore. Mendung tebal terlihat jelas sekali. Tanpa menunggu hujan mengguyur kamipun bergegas kembali pulang.
Terlepas dari suka-duka para pedagang, yang pasti “pasar induk ini memiliki visi dan misi yang luhur, yakni membangun pasar yang berbasis pedesaan, dan menciptakan kondisi yang menjamin pembangunan pertanian berkelanjutan” terang petugas pasar induk yang tak mau disebut namanya itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI