Kepadamu,
yang ibadahnya selalu kau jaga.
Aku mengagumimu.
Seandainya kau tahu berapa banyak doa yang aku panjatkan teratas namamu, maka aku bisa malu.
Seandainya kau tahu berapa besar pengharapanku akanmu tentang takdirku, maka aku bisa hilang muka.
Kalaulah pantas, aku yang akan meminangmu dengan mahar apapun selama aku mampu.
Tapi siapakah aku?
Bukankah laki-laki yang baik adalah hanya untuk perempuan yang baik-baik saja?
Caramu menundukkan pandangan dan caramu menjaga ragamu dari sentuhan, adalah apa yang disukai bidadari-bidadari surga.
Apakah pantas bagiku, menjadi satu-satunya perempuan yang mengamini doa-doamu disetiap usai sholatmu?
Kemudian mengecup tanganmu sebagai tanda pengabdian diri seutuhnya untuk dibimbing menuju surga-Nya bersamamu.
kepadamu,
Kamu yang aku harapkan jadi imamku.