Awal Mula masjid Jami' Darussalam
    Pada mulanya mesjid ini hanya terbuat dari kayu yang menjadi bahan utama mesjid, dengan luas yang masih sangat sempit sehingga mesjid ini lebih terlihat seperti surau, atas dasar inilah masyarakatpun berembuk bagaimana caranya agar mesjid ini bisa diperbaiki agar bangunannya lebih kokoh dan juga lebih luas, sehingga bisa menampung lebih banyak jemaah.Â
   Sekitar tahun 1960 hingga 1970-an Kelurahan yang sebelumnya adalah Desa ini dipimpin oleh Bapak Burhanuddin sebaagai Kepala Desa. Ketika beliau menjabat dilakukan musyawarah tentang rencana pembangunan mesjid, yang pada saat itu Badan Kenadziran Mesjid dipimpin oleh Haji nurdin dan Muhammad Yasin. Beliau-beliau inilah yang menggerakkan masayarakat untuk ikut berpartisipasi dan bergotong royong dalam proses pembangunan mesjid.Â
   Hal ini pun disambut hangat dan antusias masyarakat setempat, sehingga masyarakat saling membantu bergotong royong mengumpulkan material yang dibutuhkan dalam pembangunan mesjid. Pembangunan mesjid ini murni dari hasil kolaborasi dan gotong royong masyarakat setempat tanpa bantuan dana dari luar desa .
  Material yang dibutuhkan seperti pasir dan batu masyarakat mengambil sendiri dari beberapa sungai yang terdapat didaerah desa, begitu juga dengan bahan material yang lain juga dikumpulkan oleh masyarakat setempat sehingga pembangunan mesjid ini pun dilakukan secara bertahap.Â
 Proses Pembanguan Masjid DarussalamÂ
      Proses pembangunan masjid ini dilakukan secara bertahap mulai dari pembangunan pondasi, dinding masjid, dan lain-lain dilakukan dengan kerjasama masyarakat setempat. Dalam pembuatan pondasi dan dinding masjid ini memerlukan banyak batu dan semen. Sehingga kepala Desa dan Bkm masjid mengajak masyarakat untuk gotong royong mengambil batu dari sungai disekitar desa yang lumayan jauh dari masjid, untuk menghemat waktu dan energi masyarakatpun berbaris di sepanjang jalan dari sungai ke masjid dan menggilirkan batu hal ini juga bertujuab agar masyarakat tidak lelah bolak balik ke sungai. Begitu juga untuk pasir masyarakat bergotong royog mengambilnya dari sungai, sedangkan kayu yang dibutuhkan diambil dari kebun dan bahan lainnya diperoleh dari sumbangan masyarakat.
    Setelah semua bahan terkumpul dimulalah pembanguan tahap pertama masjid dan masjid masih memiliki satu lantai. Pada tahun 80-an proses pembangunan masjid ini masih terus berlangsung dan pada saat ini ada usulan agar masjid dibangun menjadi dua lantai dan merenovasi kamar mandi terdahulu agar lebih bagus dan kokoh. Pada tahun 2000-an dibangunlah menara diatas kamar mandi masjid dan diujung menara diletakkan pengeras suara sehingga azan, kajian ataupun informasi yang diumumkan di masjid terdengar ke seluruh desa.Â
Pada saat bapak Dahlan menjabat sebagai Bupati Madina beliau memberikan sumbangan yang diperuntukkan untuk perbaikan masjid kedepannya, hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang ikut memberikan sumbangan ke masjid sehingga masyarakat memiliki lapangan yang cukup luas.
Sampai saaat ini masih terus dilakukan renovasi masjid seperti mengganti warna cat yang mulai pudar, perluasan lapangan dan kamar mandi serta tempat Wudhu. Masjid jami' Darussalam merupakan salah satu masjid yang bersejarah ,sejarah ini tidak hanya sebagai tempat ibadahnamun juga sebagai saksi perkembangan islam di Mandailing Natal.
Struktur dan arsitektur masjid ini mencerminkan gaya tradisional khas indonesia dengan ciri seperti penggunaan tiang utama atau soko guru untuk menompang atap berbentuk tumpang. Masjid ini dilengkapi dengan elemen seperti mihrab dan mimbar yang masing-masing berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat dan tempat khutbah bagi imam. Desain ini juga mencerminkan perpaduan nilai lokal dengan pengaruh islam yang kuat.
    Sejarah pembangunan masjid ini terkait erat dengan proses islamisasi di wilayah mandailing natal, yang dimulai sejak abad ke-13 melalui jalur perdagangan dan semakin meluas pada abad-abad berikutnya.dan masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat spiritual, tetapi juga sebagai tempat pembelajaran agama dan diskusi komunikasi.
   Masjid Jami' berhasil meraih penghargaan sebagai juara 1 masjid, terbersih di kecamatan Panyabungan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten mandailing Natal yang ke-22 tahun. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal melalui bagian kesejahteraan rakyat (kesra) sebagian dari lomba sosial bernuansa islam.
   Perestasi ini tidak hanya menceritakan keberhasilan dan keindahan fisik masjid, tetapi juga menunjukkan semangat gotong royong dan kepedulian masyarakat sekitar terhadap tempat ibadah. Kemenangan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lain di daerah Madina untuk terus meningkatkan kualitas lingkungan masjid, baik segi kebersihan,kenyamanan,maupun pengelolaan. Lomba yang dilakukan ini merupakan salah satu cara pemerintah daerah dalam memotivasi masyarakat untuk peduli terhadap masjid sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial, sekali gus menjadi bentuk perayaan keanekaragaman budaya islam di madina.
  Kesimpulan
     Dalam materi awal mula dan peroses pembangunan masjid ini kita dapat memahami bangaimana perjuangan masyarakat dan tokoh-tokoh agama dalam memperjuangkan agama islam di Indonesia ini maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus banyak mengingat bagaimana cara memperjuangkan atas berdirinya masjid untuk tempat ibadah, pengajian, dan acara-acara keagaman. Dan pada mula berdirinya masjid ini tidak memiliki tokoh utama dalam kegiatan pembangunan karena yang membangun masjid ini adalah masyarakat setempat dengan di dorong oleh perangkat desa dan pengurus desa sehingga terciptalah masjid yang bagus danÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI