Mohon tunggu...
Maulidina Yulis Rohimah
Maulidina Yulis Rohimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya bermain catur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Menurut Jarome Bruner Mengapa Harus Dipahami dan Diterapkan?

29 Oktober 2023   15:37 Diperbarui: 29 Oktober 2023   15:44 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Belajar merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Di setiap tahapan kehidupan, masyarakat selalu belajar bagaimana menghadapi perubahan dan tantangan  di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami teori-teori pembelajaran yang ada dan menerapkannya pada setiap tahapan kehidupan. Salah satu teori belajar yang perlu dipahami adalah teori belajar  Bruner.

      Bruner sebagai seorang psikolog dan pemikir mengembangkan  teori belajar berdasarkan perspektif konstruksionis dan  berkaitan erat dengan teori belajar kognitif. Discovery learning (Belajar Penemuan) adalah suatu model pembelajaran atau pembelajaran kognitif yang  dikembangkan oleh Bruner. Menurut Bruner, pembelajaran bermakna  hanya dapat terjadi melalui pembelajaran penemuan yang berlangsung selama proses pembelajaran. Guru harus menciptakan situasi pembelajaran yang bermasalah, menstimulasi siswa dengan bertanya, mencari jawaban  dan melakukan  eksperimen. Bentuk lain dari pembelajaran penemuan adalah dimana guru menyajikan contoh dan siswa mengerjakan contoh  sampai mereka dapat membuat penemuan sendiri dan melakukan percobaan. Salah satu model pembelajaran penemuan yang diterapkan di Indonesia adalah sebuah konsep yang kami sebut Cara Mengajar Siswa Secara Aktif.

Prinsip Pembelajaran J. S. Bruner 

Jerome S. Bruner adalah seorang psikolog kognitif yang mendorong perhatian pendidikan terhadap pentingnya perkembangan kognitif Bruner menjelaskan bahwa pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan individu . Tingkat perkembangan pribadi Bruner hampir  sama dengan  Piaget. Menurut Bruner, perkembangan  intelektual anak dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:

1.) Masa pra operasi sampai usia 5-6 tahun disebut masa prasekolah. Pada tingkat ini, individu belum mampu membedakan dengan jelas antara emosi dan motivasi pribadinya  dengan realitas dunia luar. Pada tingkat ini kemampuan menyampaikan konsep tertentu kepada anak sangat  terbatas. Fase ini disebut juga fase aktif, seseorang melakukan aktivitas dengan tujuan memahami lingkungan sekitar atau dunia sekitarnya dengan  menggunakan pengetahuan motoriknya.

Contoh: menggigit, menyentuh, memegang, dan sebagainya.

2.) Tahap operasional konkrit, pada tingkat kedua ini operasinya bersifat "internalisasi", artinya ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, seorang individu hanya dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya secara langsung dalam arti sebenarnya. Individu belum mampu  memecahkan masalah  yang tidak dihadapinya secara nyata, konkrit atau  belum pernah dialaminya sebelumnya. Tahap ini disebut juga  tahap simbolik,  seseorang  memahami objek atau dunia melalui visual atau visualisasi verbal. Artinya ketika memahami  dunia di sekelilingnya, anak-anak belajar melalui dongeng atau representasi, gambar, visualisasi dan cara-cara sederhana untuk membandingkan atau mengkontraskan, dan sebagainya.

3.)Tahap operasional formal, dimana anak sudah dapat mengoperasikan kemampuan yang diasumsikan dan tidak lagi  dibatasi oleh apa yang telah terjadi sebelumnya.Tahap ini disebut juga  tahap patung ekspresif, tidak ada seorang pun yang mampu mempunyai ide atau pemikiran.. Ringkasan sangat dipengaruhi oleh kemampuan linguistik dan logika mereka.Dengan memahami dunia di sekitar mereka, anak-anak belajar melalui simbol bahasa, logika, matematika, dan banyak lagi. Komunikasi terjadi dengan menggunakan berbagai sistem simbolik. Semakin matang seseorang dalam proses  berpikirnya, semakin dominan sistem simboliknya. Meski tetap seperti itu, bukan berarti ia tidak lagi menggunakan sistem ikonik dan dinamis milik . Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran menjadi bukti masih diperlukannya sistem yang dinamis dan simbolis dalam proses pembelajaran.

Tahap-tahap dalam Proses Pembelajaran

 Menurut Bruner, belajar pada dasarnya merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada 3 proses kognitif dalam belajar, yaitu:

a) Proses pemerolehan informasi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun