BOYOLALI, KOMPASIANA.COM -- Sebagai bentuk pengabdian nyata dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kami, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Giat 12 di Desa Sempulur, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, menjalankan program wajib universitas yaitu Kakak Asuh Stunting.
Program ini secara khusus diampu oleh dua mahasiswa, yaitu Maulidia Haryani (NIM 4101422211) sebagai Penanggung Jawab dan Siti Faida Rojahtun (NIM 2201422193). Fokus utama program ini adalah upaya pencegahan dan pendampingan terhadap isu stunting (kekerdilan) pada anak melalui pendekatan edukasi dan sosialisasi langsung kepada orang tua.
Salah satu rangkaian program Kakak Asuh Stunting adalah kegiatan "Sosialisasi dan Edukasi Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Bayi Usia 1-12 Bulan". Kegiatan ini berhasil dilaksanakan pada Selasa, 22 Juli 2025, bertempat di kediaman Ibu Bidan Desa Sempulur, yang sekaligus menjadi tempat pelaksanaan posyandu balita rutin.
Kegiatan sosialisasi ini sengaja diintegrasikan dengan jadwal posyandu balita dan imunisasi. Hal ini dilakukan untuk menjangkau sasaran secara efektif, yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita. Keberhasilan acara ini tidak lepas dari dukungan penuh dan pendampingan dari Ibu Bidan Desa dan Ibu-Ibu Kader setempat. Kolaborasi ini memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak hanya teoritis dari kami, mahasiswa, tetapi juga diperkuat oleh validasi dan pengalaman langsung dari tenaga kesehatan profesional di lapangan.
Media utama yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah Poster Edukasi yang dirancang menarik dan informatif. Melalui poster tersebut, kami memaparkan beberapa poin krusial yang disinkronkan dengan kebutuhan ibu dan balita, di antaranya:
1. Tujuan dan Manfaat PMT: Penekanan pada pencegahan gizi kurang dan stunting, pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi, penambahan berat badan yang sehat, serta dukungan bagi perkembangan otak dan fisik bayi.
2. Jenis PMT Sesuai Usia: Penjelasan mengenai ASI eksklusif untuk usia 0-6 bulan dan pengenalan MPASI (Makanan Pendamping ASI) untuk usia 6-12 bulan, termasuk contoh-contohnya seperti bubur tim saring, puree buah dan sayur, serta protein hewani seperti hati ayam dan telur.
3. Ciri-ciri PMT yang Baik: Sosialisasi tentang pentingnya makanan yang sesuai umur, higienis, bergizi seimbang, mudah ditelan, dan disajikan dengan penuh kasih sayang.
4. Waktu Pemberian PMT: Pengaturan jadwal pemberian PMT sebanyak 3-4 kali sehari setelah bayi berusia 6 bulan ke atas, dengan penegasan bahwa PMT tidak menggantikan ASI melainkan melengkapinya.
5. Tips untuk Ibu: Ajakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, memanfaatkan bahan lokal, tidak memaksa bayi makan, serta menciptakan suasana makan yang menyenangkan.
Pemaparan dilakukan secara interaktif. Ibu-ibu tidak hanya mendengarkan tetapi juga diajak berdiskusi, bertanya, dan berbagi pengalaman dalam menghadapi kesulitan saat memberikan MPASI kepada buah hati mereka. Ibu Bidan dan kader juga aktif memberikan tips dan koreksi berdasarkan pengetahuan medis dan pengalaman mereka.
Antusiasme peserta sangat terlihat. Banyak ibu yang aktif menanyakan tentang takaran yang tepat, jenis makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan, serta cara mengatasi anak yang sulit makan.