Mohon tunggu...
Maulida Muntadzira
Maulida Muntadzira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2021 Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

Writing and Creative Thingking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

3 Sterotype Jurusan Tata Boga

26 Januari 2024   21:24 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masyarakat menganggap bahwa kuliah di jurusan tata boga tidak ada gunanya karena dalam kehidupan memasak kegiatan yang dilakukan setiap harinya jadi buat apa kuliah di tata boga. Nah itu salah satu anggapan masyarakat ke jurusan tata boga yang masih dianggap kurang menjanjikan. Namun, ternyata tidak hanya itu anggapannya. Penasaran? Scroll sampai bawah.

1. Dikira Masak Terus

Stereotype pertama adalah jurusan tata boga dikira masak terus itu salah ya. Faktanya di jurusan tata boga mahasiswa tidak hanya memasak saja tetapi mempelajari teknik penyajian makanan yangmemperhatikan 4 aspek, yakni estetika, kualitas, rasa, dan kebutuhan gizi. Tidak hanya masakan nusantara disini kita mempelajari pengelolaan makanan dari luar negeri juga seperti masakan barat, masakan china, masakan timur tengah, dan berbagai belahan dunia.

Jurusan ini tidak hanya makanan saja yang dipelajari tetapi mempelajari minuman juga mulai dari bagaimana cara meracik hingga cara menyajikan minuman. Aspek sanitasi, kebersihan, porsi gizi, hingga cara pelayanan jadi ilmu dasar yang dipelajari di jurusan ini. Maka dari itu di jurusan ini terdapat mata kuliah Kimia dasar, Matematika, Sosiologi, Ilmu gizi, Dasar-dasar manajemen, Kewirausahaan, dan lain-lain yang mana tidak selalu masak.

2. "Masak Doang Ngabisin Duit"

Hal yang perlu kamu ketahui bahwa, kuliah di jurusan tata boga itu tidak melulu soal masak, bahkan di jurusan ini mahasiswanya akan dibekali ilmu untuk modal berwirausaha di bidang pangan dengan pengetahuan seputar komersialisasi dan teknik distribusi produkpangan yang dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan yang berkualitas. Buktinya di jurusan ini terdapat mata kuliah kewirausahaan, dasar dasar manajemen, pengelolaan usaha boga, dan mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan adanya matkul tersebut mahasiswa dibekali ilmu dalam berwirausaha. Walaupun dapat menghabiskan duit tetapi ilmu yang kita dapat setara dengan uang yang kita keluarkan.


3. "Paling Kerjanya di Dapur"

Ada anggapan kurang mengenakan ketika masuk ke jurusan Tata Boga dengan ucapan yang sering kita dengar sampai males menanggapi. Banyak yang belum tahu bahwa industri kuliner saat ini berkembang dan tidak sepi peminat hal ini membuat prospek kerja lulusan tata boga menjadi sangat cerah. Fyi, selain menjadi chef kita juga bisa menjadi food vlogger yang berpotensi mendapat keuntungan besar, lalu kita bisa menjadi food stylist yang dibutuhkan di restaurant, penerbit buku resep, dan media-media promosi makanan termasuk media sosial,selanjutnya bisa menjadi baker, barista, konsultan gizi dan pangan, wirausaha, tenaga pendidik, bahkan bisa bekerja di lembaga pemerintahan contohnya di pengawas obat dan makanan di BPOM, Departemen Pertanian, LIPI, hingga perusahaan BUMN seperti BULOG dan PTPN (Perkebunan Nusantara).

Jadi jangan salah kalaululusan jurusan ini kerjanya hanya di dapur saja. Dari artikel ini kita bisa tahu bahwa jurusan tata boga tidak melulu soal masak dan prospek kerjanya juga luas dan menjanjikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun