Mohon tunggu...
Maulida setiani
Maulida setiani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - 19160056

Probolinggo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Psikologi Anak Terganggu akibat "Broken Home"

18 September 2019   10:01 Diperbarui: 18 September 2019   10:11 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Okezone/Blackristianews)

Saya merasa sudah kehilangan ibu dan sekarang kehilanagn sosok ayah dalam hidup saya. Pada saat itu saya sempat stres, kehilangan, dan sempat putus asa.

Dari cerita saya di atas, sudah jelas bahwa broken home sangat berpengaruh pada psikologi anak. Anak dapat mengalami penderitaan, kehilangan, kesedihan, merasa sebagai sebab perpecahan, dan kebingungan harus di mana dia memposisikan dirinya.

Namun di balik broken home ini, jika lingkungan yang ditinggali berpengaruh positif dan banyak yang memberi semangat, maka semua akan terlaluinya begitu saja. 

Dengan anak mendapat pelajaran dari setiap kejadian yang selama ini dialaminya, anak akan belajar sabar, ikhlas, serta tidak mengulangi kejadian yang sama seperti kejadian orang tuanya nanti.

Jadi bila ada yang mengalami broken home, kita beri dia semangat dan dukungan yang banyak. Karena ketika dia sudah tidak mendapatnya dari orangtua, maka faktor luar lah yang harus bisa membantu menghilangkan penderitaan-penderitaan yang disebabkan oleh broken home.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun