Gelombang neo-sufsime, masyarakat kota yang terdidik, yang menguasai sumber daya dan kekuasaan yang sedang haus spritual, harus mampu menerjemahkan pesan-pesan agama untuk keseimbangan hidup, kestabilan jiwa dan raga, di mana tidak ada lagi kebingungan esensi hidup, tidak ada kerakusan materi, tidak ada lagi kepuasan formalitas-lahiriah. Gelombang ini harus beranjak menggugah, mentransformasikan manusia dari kejenuhan hidup menjadi kesadaran hidup. Dengan begitu, manusia akan mengubah pola hidupnya, menuju esensialitas kehidupan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!